Wednesday, February 21, 2018

Hai, Masalah!


Hai, masalah! Kali ini bukan menyapa bad day.... Tapi, masih menyapa yang ‘sesuatu’ yang lebih sering tak diharapkan kehadirannya. Hehehehehehe.....

Tentang masalah, apa yang salah dengan masalah? Hehehehe.... Kenapa kehadirannya lebih banyak tak diharapkan? Tapi, walaupun tak diharapkan, masalah tetap tak mau mengalah. Masalah tetap datang. Entah hari ini, esok, ataupun nanti. Entah itu masalah kecil, ataupun masalah besar. 

Tentang menyikapi sebuah masalah, ada yang memilih untuk bertemu dan menghadapinya langsung. Namun, ada juga yang memilih untuk menghindarinya. Jadi, mau pilih sikap yang mana? 

Sebagian dari kita, termasuk yang ngetik di sini, mungkin pernah memilih untuk menghindari masalah. Mungkin, baru mau dan bisa menghadapinya esok, esoknya lagi, dan mungkin esok seterusnya. Kenapa memilih untuk menghindari masalah? Karena belum siap menghadapinya, karena merasa belum mampu menyelesaikannya sekarang, karena berharap masalah itu bisa menghilang dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu.

Tentang pilihan menghindari masalah ini, meskipun menghindar sampai kapanpun, meskipun berlari sejauh apapun, meskipun bersembunyi kemanapun, masalah tetaplah masalah. Takkan berkurang sedikitpun, takkan berubah sedikitpun. Bahkan mungkin, masalah yang terus menerus kita hindari, berubah menjadi masalah yang jauh lebih besar. Satu lagi, ketika memilih menghindari masalah, mungkin kita akan kehilangan satu kesempatan untuk belajar banyak hal. 

Lalu, bagaimana dengan pilihan menemui dan menghadapi masalah? Pilihan yang sebenarnya merupakan pilihan terbaik saat masalah datang menghampiri. Pilihan yang selalu membutuhkan keberanian. Setiap masalah yang datang, pasti membawa alasan dan tujuan masing-masing. Salah satunya, selalu selalu tentang mendewasakan. 

Setelah kita memilih untuk menemui masalah, kita akan menghadapi dua hal yang berbeda. Pertama, kita harus menghadapi masalah yang ternyata termasuk masalah yang sederhana, masalah yang dengan mudah dapat kita selesaikan. Sekecil apapun, semudah apapun, sesederhana apapun sebuah masalah, ketika kita berhasil menyelesaikan masalah itu, kita sudah belajar banyak hal darinya. Setelah berhasil menyelesaikan masalah itu, ada rasa bahagia tersendiri. 

Lalu yang kedua, kita harus menghadapi masalah yang tak lagi sederhana, masalah yang ternyata tak mudah diselesaikan. Karena masalah yang datang itu, mengharuskan kita lebih banyak lagi bersabar dan berjuang. Bertemu dan menghadapi masalah seperti ini, terkadang membuat kita harus merasakan jatuh bangun. Kenapa jatuh bangun?

Masalah yang kita definisikan sebagai masalah yang berat, awalnya mungkin membuat kita merasa jenuh. Jenuh bertemu masalah yang itu-itu saja, masalah yang tak kunjung selesai, meskipun kita sudah berulang kali berusaha menyelesaikannya. Seiring berjalannya waktu, rasa jenuh itu mulai berubah menjadi rasa lelah. Rasa lelah yang tiba-tiba membuat kita ingin secepatnya pergi, ingin secepatnya menjauh dari masalah itu. Mulailah kita menginginkan masalah itu pergi, bukan lagi menyelesaikan masalah itu. Membiarkan masalah itu tetap menjadi masalah. Mungkin karena kita berpikir atau merasa kalau masalah yang kita hadapi sangat berat, butuh waktu sangat lama untuk menyelesaikannya, kita tidak mungkin bisa menyelesaikannya sampai akhir. Walaupun kita sudah mulai menyelesaikannya, masalah itu tak kunjung selesai, justru masalah itu membawa masalah lainnya. Keadaan dan waktu seperti tak ada satupun yang berpihak pada kita. Disinilah, kita pun mulai berpikir untuk menyerah. Lalu, haruskah kita benar-benar mengalah atau memilih kalah? 

Kita memang sudah memiliki keberanian untuk menghadapi masalah. Tapi ternyata, masalah yang harus kita hadapi sangat berat. Keberanian saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah itu. Kalaupun kita sampai pada titik di mana kita mulai berpikir untuk menyerah, setidaknya baru sampai pada tahap ‘berpikir’ kan? Belum sampai benar-benar menyerah lalu berhenti berjuang. Belum sampai membiarkan masalah itu hilang sebelum terselesaikan. 

Pada titik seperti ini, kita membutuhkan lebih banyak kesabaran dan keteguhan hati. Di mana kita bisa mendapatkan kesabaran dan keteguhan hati itu? Jawabannya adalah dari dalam diri kita sendiri. Kalau kita masih belum berhasil menemukannya? Beristirahatlah sebentar dari masalah itu. Sudah saatnya memberikan ruang pada hati dan diri untuk beristirahat sebentar. Beristirahat tidak sama dengan menghindar ataupun membiarkan masalah begitu saja. Kita hanya membutuhkan waktu sebentar untuk diri kita sendiri. Kita hanya membutuhkan waktu lebih lama untuk bertemu dan tersenyum bersama ibu, ayah, dan mereka yang menyayangi kita. 

Sampai akhirnya, kita siap untuk kembali menata hati dan mengumpulkan kekuatan lagi. Setelah itu, kita bisa memikirkan cara terbaik yang untuk mengatasi masalah besar itu, Mungkin, kita perlu meminta masukan dan pertimbangan dari orang lain untuk menyelesaikan masalah kita itu. Kalau sudah begitu, sudah saatnya menghapus keinginan untuk menyerah. Sudah saatnya kita bertemu dan menyapa lagi masalah yang sudah lama menunggu. Tidak ada lagi waktu untuk memilih kalah ataupun mengalah. Yang penting, selangkah demi selangkah, kita mulai menyelesaikan masalah itu. Kalau hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan, alhamdulillah... \^o^/ Kalaupun hasilnya kurang sesuai dari yang kita inginkan, yang penting kita sudah belajar. Yang penting kita tidak memilih untuk menyerah dan kalah sebelum selesai berjuang. Sebesar apapun masalah yang harus kita hadapi, akan selalu ada Alloh SWT yang menjaga dan menolong kita dari segala arah.

\^o^/

Related Post:

 

No comments:

Post a Comment