credit pict: https://id.pinterest.com
Hai, masalah! Kali
ini bukan menyapa bad day.... Tapi,
masih menyapa yang ‘sesuatu’ yang lebih sering tak diharapkan kehadirannya.
Hehehehehehe.....
Tentang masalah,
apa yang salah dengan masalah? Hehehehe.... Kenapa kehadirannya lebih banyak
tak diharapkan? Tapi, walaupun tak diharapkan, masalah tetap tak mau mengalah.
Masalah tetap datang. Entah hari ini, esok, ataupun nanti. Entah itu masalah
kecil, ataupun masalah besar.
Tentang menyikapi
sebuah masalah, ada yang memilih untuk bertemu dan menghadapinya langsung.
Namun, ada juga yang memilih untuk menghindarinya. Jadi, mau pilih sikap yang
mana?
Sebagian dari kita,
termasuk yang ngetik di sini, mungkin pernah memilih untuk menghindari masalah.
Mungkin, baru mau dan bisa menghadapinya esok, esoknya lagi, dan mungkin esok
seterusnya. Kenapa memilih untuk menghindari masalah? Karena belum siap
menghadapinya, karena merasa belum mampu menyelesaikannya sekarang, karena berharap
masalah itu bisa menghilang dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu.
Tentang pilihan menghindari
masalah ini, meskipun menghindar sampai kapanpun, meskipun berlari sejauh
apapun, meskipun bersembunyi kemanapun, masalah tetaplah masalah. Takkan
berkurang sedikitpun, takkan berubah sedikitpun. Bahkan mungkin, masalah yang
terus menerus kita hindari, berubah menjadi masalah yang jauh lebih besar. Satu
lagi, ketika memilih menghindari masalah, mungkin kita akan kehilangan satu
kesempatan untuk belajar banyak hal.
Lalu, bagaimana
dengan pilihan menemui dan menghadapi masalah? Pilihan yang sebenarnya
merupakan pilihan terbaik saat masalah datang menghampiri. Pilihan yang selalu
membutuhkan keberanian. Setiap masalah yang datang, pasti membawa alasan dan
tujuan masing-masing. Salah satunya, selalu selalu tentang mendewasakan.
Setelah kita memilih
untuk menemui masalah, kita akan menghadapi dua hal yang berbeda. Pertama, kita
harus menghadapi masalah yang ternyata termasuk masalah yang sederhana, masalah
yang dengan mudah dapat kita selesaikan. Sekecil apapun, semudah apapun,
sesederhana apapun sebuah masalah, ketika kita berhasil menyelesaikan masalah
itu, kita sudah belajar banyak hal darinya. Setelah berhasil menyelesaikan masalah
itu, ada rasa bahagia tersendiri.
Lalu yang kedua,
kita harus menghadapi masalah yang tak lagi sederhana, masalah yang ternyata tak
mudah diselesaikan. Karena masalah yang datang itu, mengharuskan kita lebih
banyak lagi bersabar dan berjuang. Bertemu dan menghadapi masalah seperti ini,
terkadang membuat kita harus merasakan jatuh bangun. Kenapa jatuh bangun?
Masalah yang kita
definisikan sebagai masalah yang berat, awalnya mungkin membuat kita merasa
jenuh. Jenuh bertemu masalah yang itu-itu saja, masalah yang tak kunjung
selesai, meskipun kita sudah berulang kali berusaha menyelesaikannya. Seiring berjalannya
waktu, rasa jenuh itu mulai berubah menjadi rasa lelah. Rasa lelah yang
tiba-tiba membuat kita ingin secepatnya pergi, ingin secepatnya menjauh dari
masalah itu. Mulailah kita menginginkan masalah itu pergi, bukan lagi
menyelesaikan masalah itu. Membiarkan masalah itu tetap menjadi masalah.
Mungkin karena kita berpikir atau merasa kalau masalah yang kita hadapi sangat
berat, butuh waktu sangat lama untuk menyelesaikannya, kita tidak mungkin bisa
menyelesaikannya sampai akhir. Walaupun kita sudah mulai menyelesaikannya, masalah
itu tak kunjung selesai, justru masalah itu membawa masalah lainnya. Keadaan
dan waktu seperti tak ada satupun yang berpihak pada kita. Disinilah, kita pun mulai
berpikir untuk menyerah. Lalu, haruskah kita benar-benar mengalah atau memilih
kalah?
Kita memang sudah
memiliki keberanian untuk menghadapi masalah. Tapi ternyata, masalah yang harus
kita hadapi sangat berat. Keberanian saja tidak cukup untuk menyelesaikan
masalah itu. Kalaupun kita sampai pada titik di mana kita mulai berpikir untuk
menyerah, setidaknya baru sampai pada tahap ‘berpikir’ kan? Belum sampai
benar-benar menyerah lalu berhenti berjuang. Belum sampai membiarkan masalah
itu hilang sebelum terselesaikan.
Pada titik seperti
ini, kita membutuhkan lebih banyak kesabaran dan keteguhan hati. Di mana kita
bisa mendapatkan kesabaran dan keteguhan hati itu? Jawabannya adalah dari dalam
diri kita sendiri. Kalau kita masih belum berhasil menemukannya? Beristirahatlah
sebentar dari masalah itu. Sudah saatnya memberikan ruang pada hati dan diri
untuk beristirahat sebentar. Beristirahat tidak sama dengan menghindar ataupun
membiarkan masalah begitu saja. Kita hanya membutuhkan waktu sebentar untuk diri
kita sendiri. Kita hanya membutuhkan waktu lebih lama untuk bertemu dan
tersenyum bersama ibu, ayah, dan mereka yang menyayangi kita.
Sampai akhirnya,
kita siap untuk kembali menata hati dan mengumpulkan kekuatan lagi. Setelah
itu, kita bisa memikirkan cara terbaik yang untuk mengatasi masalah besar itu, Mungkin,
kita perlu meminta masukan dan pertimbangan dari orang lain untuk menyelesaikan
masalah kita itu. Kalau sudah begitu, sudah saatnya menghapus keinginan untuk
menyerah. Sudah saatnya kita bertemu dan menyapa lagi masalah yang sudah lama
menunggu. Tidak ada lagi waktu untuk memilih kalah ataupun mengalah. Yang
penting, selangkah demi selangkah, kita mulai menyelesaikan masalah itu. Kalau
hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan, alhamdulillah... \^o^/ Kalaupun
hasilnya kurang sesuai dari yang kita inginkan, yang penting kita sudah
belajar. Yang penting kita tidak memilih untuk menyerah dan kalah sebelum
selesai berjuang. Sebesar apapun masalah yang harus kita hadapi, akan selalu
ada Alloh SWT yang menjaga dan menolong kita dari segala arah.
No comments:
Post a Comment