credit pict: www.123rf.com
Jatuh
cinta sendiri, bahagia sendiri, patah hati sendiri, lalu sedih sendiri.
Rasanya? Begitulah... nano-nano rasanya.... Berjuang sendiri pasti jauh-jauh
lebih berat. Begitupun dengan rindu. Merindu sendiri, menyimpan rindu sendiri, mempertahankan
rindu sendiri, bukan pekerjaan yang mudah.
Ketika
hati sudah memilih menyimpan rindu, artinya hati pun harus siap dengan beragam
resikonya. Resiko bertemu rasa yang bukan hanya bahagia, tapi juga rasa sakit.
Rasa sakit yang tak biasa. Rasa sakitnya terkadang bertahan jauh lebih lama
dari lukanya.
Lalu...
bagian mana yang paling menyakitkan dari rindu sendiri? Ketika kita merindukan
seseorang, sementara sampai kapanpun seseorang itu tidak tahu kalau kita selalu
menyimpan rindu untuknya. Walaupun paling menyakitkan, bagian rindu sendiri ini
juga menjadi bagian paling indah. Dilihat dari sisi mana coba indahnya?
Kekekeke....
Menikmati
rindu sendiri, berarti memilih untuk tidak membagi kisah dengan orang lain.
Bahkan dengan sang empunya rindu. Kembali pada pertanyaan, di mana letak
indahnya? Terkadang, menyimpan rindu sendiri membuat hati merasa jauh lebih
nyaman. Tidak membagi rindu dengan yang lain, tidak membagi bahagia dengan yang
lain, dan tidak pula membagi rasa sakit dan kesedihan dengan yang lain.
Setidaknya,
kita bisa menjaga perasaan orang lain agar tidak terkontaminasi ‘bapernya’
rindu sendiri yang sedang kita simpan. Indah kan? Kekekeke.....
Bercandaaaaaaa.... yaaaak....
Menikmati
rindu sendiri memberi banyak ruang bagi hati. Ruang untuk memilih dari hati.
Ruang untuk meredam rasa bahagia, ataupun sakit. Ruang untuk melupakan. Ruang
untuk melepaskan. Ruang untuk membebaskan ‘dia’ untuk memilih, untuk bahagia
dengan pilihan dan caranya sendiri. Tanpa harus terbebani rasa yang kita simpan
untuknya. Bagaimana dengan nasib hati kita sendiri? Masih adakah ruang untuk
bahagia?
Masih
tersisa ruang yang sangat luas untuk bahagia. Meskipun dia tidak pernah tahu
tentang rasa yang pernah, bahkan masih tersimpan untuknya. Meskipun sampai
akhir, rasa kita jaga dengan rapi tak pernah tersampaikan, apalagi terbalas.
Masih
banyak kisah yang masih harus kita mulai, walaupun tanpa dia di dalamnya....
\^o^/
No comments:
Post a Comment