Monday, April 8, 2019

Tanda Koma


credit pict: id.pinterest.com
 
Koma... tanda koma (,)... kekekeke.... Judul pertama setelah sekiaaaan lama libur, langsung ‘koma’. Tapi... bukan koma di rumah sakit loh yaaaa.... \*o*/

Dalam perjalanan hidup seseorang, sekali, dua kali, tiga kali, atau bahkan banyak kali akan sampai pada titik ‘koma’. Titik untuk berhenti sejenak, bukan berhenti untuk selamanya. Tapi entah untuk berapa lama... entah berhenti dari apa... dan entah mengapa....

Bertemu tanda baca koma (,) ketika membaca... memberikan waktu untuk menghela nafas, beristirahat sejenak. Memberikan waktu untuk memahami apa yang kita baca. Lalu, bagaimana ketika kita harus bertemu tanda koma dalam kisah hidup kita? Entah kapan waktunya, entah berapa banyak waktu kita perlukan untuk beristirahat.

Dalam skenario kehidupan kita masing-masing, tanda koma pun memberi kita kesempatan untuk beristirahat, menepi sejenak dari hiruk pikuk dunia. Untuk apa? Untuk melarikan diri dari masalah kah? Kekekeke... Dari sekian banyak alasan yang pernah ada, mungkin melarikan diri memang menjadi alasannya. Melarikan diri... capek pasti, waktu istirahat kita manfaatkan untuk berlari-lari ke sana ke mari. 

Jadi... tanda koma dalam perjalanan hidup suatu saat nanti memang harus kita lewati. Tanda koma datang bukan tanpa alasan. Tanda koma memberi kita waktu untuk beristirahat, waktu untuk belajar lebih banyak, waktu untuk mengenal diri kita jauh lebih baik, waktu untuk memahami tujuan hidup kita, waktu untuk memilih apakah bertahan dengan tujuan kita selama ini atau justru harus merubah tujuan ke arah yang lain. Kenapa harus merubah tujuan? Untuk kebaikan.... T

Bukan hal yang mudah ketika kita diharuskan untuk menyapa tanda “koma” dalam kehidupan. Tidak sesederhana ketika kita bertemu tanda “koma” di buku bacaan. Kesabaran dan rasa syukur menjadi kunci utamanya. Di posisi manapun kita berada sekarang, inilah hidup yang harus kita jalani, inilah jalan hidup yang sudah kita pilih sendiri. 

Rasa kecewa pasti ada, dan boleh-boleh saja. Tidak ada yang melarang kita kecewa pada diri sendiri ataupun pada keadaan. Yang penting, jangan terlalu lama. Namun, satu hal yang penting... jangan pernah merasa kecewa pada Alloh SWT.... Bagaimanapun keadaan yang harus kita jalani sekarang, itulah skenario terbaik yang sudah dirancang Alloh SWT. Tinggal bagaimana pilihan kita untuk menjalani “skenario langit” itu. Apakah memilih untuk menjalaninya dengan sebaik mungkin, atau menjalaninya dengan hanya sekadarnya. Apapun keadaan kita sekarang, akan selalu ada alasan untuk bahagia. Akan selalu ada cara untuk membahagiakan orang-orang di sekitar kita, meskipun dengan cara-cara yang sangat sederhana. 

Hidup hanya sekali, berapapun lamanya waktu yang masih tersisa di dunia, jadilah yang terbaik dan berikanlah yang terbaik. Untuk apa? Untuk mensyukuri kesempatan hidup yang sudah Alloh SWT berikan pada kita. Untuk mensyukuri setiap detik waktu yang kita miliki bersama orang-orang yang kita sayangi....

\^o^/

No comments:

Post a Comment