Wednesday, August 22, 2018

Karena Setiap Hati Memiliki Pilihan dan Cerita Masing-Masing

credit pict: www.lovethispic.com  
Dari dulu, sekarang, dan nanti... hati manusia memang selalu unik. Setiap hati selalu memiliki pilihan dan ceritanya masing-masing. Pilihan yang terkadang sulit dipahami, bahkan oleh sang pemilik hati. Cerita yang membawa sang pemilik hati pada banyak pengalaman sekaligus kenangan. 

Dalam satu hari... mungkin kita akan bertemu seseorang yang membuat perasaan nano-nano. Ada sebelnya... ada marahnya... ada emesh-nya.... Kekekeke..... \^o^/ 

Pengalaman hari ini dan beberapa bulan terakhir, hampir setip hari sudah berusaha menerima seseorang sebagai teman baru. Tapi, hampir setiap hari juga usaha yang ditempuh rasanya sia-sia. Dia tetaplah dia yang sering membuat kita tidak nyaman. Kita sudah berusaha menjadi teman yang baik. Kita berusaha menerima dia apa adanya, berusaha keras memahami dia, sementara dia tidak melakukan usaha apapun. Bahkan, cenderung mengabaikan usaha kita. Kita ingin menjadi teman baik, tapi dia seperti membuat tembok yang kokoh sebagai jarak. 

Begitulah... kita memang tidak bisa membuat semua orang menyukai kita. Kita memang tidak bisa membuat semua orang menerima pilihan kita. Kita memang tidak bisa membuat semua orang memahami ‘cerita’ kita. Kenapa? Karena kalau posisinya di balik, kita pun tidak mungkin sanggup kan? 

Sekuat apapun kita berusaha, ada saja satu, dua, tiga, atau beberapa orang yang membuat kita tidak nyaman. Entah karena sikapnya, tutur, katanya, atau karena alasan lainnya. Tentang pilihan, terkadang kita sendiri sulit memahami alasan di balik pilihan yang kita ambil. Apalagi pilihan orang lain kan? Untuk cerita, ada sebuah kutipan “you know my name, not my story (Jonathan Anthony Burkett).” Kita mungkin mengenal seseorang, tapi mungkin kita belum tahu jalan kehidupan yang sudah mereka lalui. Kita boleh saja tidak menyukai sikap seseorang, tapi ada saatnya kitalah yang harus memahami dan maafkan mereka. Namun, ada saatnya juga kita memang harus memilih untuk menjauh.

Jadi... memang tidak ada paksaan untuk ‘menemukan’ rasa nyaman pada semua orang. Ada saatnya kita mudah menemukan rasa nyaman bersama seseorang. Namun, ada pula saat di mana meskipun kita sudah berusaha ‘menciptakan’ rasa nyaman bersama seseorang, masih saja ‘hati’ memilih untuk menjauh. Dan memang pilihan yang terbaik adalah menjauh. Setidaknya, untuk sementara waktu ini.

\^o^/

2 comments:

  1. So, write your story ini this blog. I'll know it... :)

    ReplyDelete
  2. Iya... tapi kadang-kadang nggak bisa menghindar. Kalau itu rekan kantor, bos, atau kakak ipar? Ya jadinya main tarik ulur yang cantik.

    ReplyDelete