“Yes” nya cinta butuh sebuah
kepastian, apalagi “No” nya.
Lebih
asyik nunggu gajian, kepastian, apa jadian? Wkwkwkwkwk... biasa, canda! Jadi,
hari ini topiknya adalah tentang kepastian. Kepastian dalam sebuah hubungan,
hubungan di antara dua hati. Cukup dua hati, karena dua hati lebih baik. Tidak
perlu hati-hati yang lain, entah itu hati ketiga, keempat, atau kelima. Kekekekekeke....
\^o^/
Pilar
dari kuatnya hubungan antara dua hati itu, ada kejujuran, kesetiaan, kenyamanan,
dan yang pasti rasa sayang yang sepaket dengan cinta. Sebelum pilar-pilar itu berdiri,
awal sebuah hubungan membutuhkan adanya kepastian. Jadi, sebelum memutuskan
untuk setia, “memupuk” rasa nyaman, rasa sayang, dan rasa cinta yang lebih
dalam, kita membutuhkan yang namanya kepastian. Kenapa? Karena jangan sampai
apa yang kita lakukan hanya berakhir dengan luka yang perih. Luka yang mungkin
kita buat sendiri.
Cinta
itu indah dan datangnya selalu membawa bahagia. Kita memang tidak bisa menolak datangnya
rasa cinta, tapi kita masih memiliki pilihan untuk memulai, untuk mengakhiri,
atau bahkan untuk tidak memulai sama sekali suatu hubungan. Kita masih memiliki
pilihan untuk menunggu atau untuk melupakan. Kita masih memiliki pilihan untuk bertahan
atau untuk mundur. Untuk menentukan pilihan itulah, kepastian sangat
diperlukan.
Ketika
seseorang yang kita cinta memberikan kepastian “yes” atau jawaban “Ya, aku juga menyayangi kamu. Aku juga mencintai
kamu,” saat itulah kita bisa memilih untuk memulai hubungan, untuk menunggu,
dan untuk bertahan. Namun, saat dia memberikan kepastian “no” atau jawaban “Maaf,
aku tidak memiliki rasa yang sama,” (untuk jawaban “no” dipilih yang paling
ngga nylekit sama nyakitin), sudah
saatnya kita memilih untuk tidak perlu memulai suatu hubungan, untuk melupakan,
dan untuk mundur. Kalau untuk dia yang tidak mau memberikan kepastian, sudah
saatnya kita yang mengatakan “No.”
Ketika
kita menerima kepastian kalau perasaan cinta kita berbalas, rasanya indah
teramat indah, bahagia yang melebihi bahagia saat pertama kali rasa cinta itu
menyapa untuk pertama kali. Namun, ketika kita memang harus menerima kepastian
kalau perasaan cinta kita tidak berbalas, rasanya memang perih tak terperi.
Tapi, rasa perih itu jauh lebih baik daripada terus menunggu, terus bertahan,
dan terus berharap pada sesuatu yang tidak pasti apakah itu akan membawa
bahagia atau justru membawa luka yang jauh lebih dalam.
\^o^/
No comments:
Post a Comment