Wednesday, December 27, 2017

Sebuah Kepastian




“Yes” nya cinta butuh sebuah kepastian, apalagi “No” nya.

Lebih asyik nunggu gajian, kepastian, apa jadian? Wkwkwkwkwk... biasa, canda! Jadi, hari ini topiknya adalah tentang kepastian. Kepastian dalam sebuah hubungan, hubungan di antara dua hati. Cukup dua hati, karena dua hati lebih baik. Tidak perlu hati-hati yang lain, entah itu hati ketiga, keempat, atau kelima. Kekekekekeke.... \^o^/

Pilar dari kuatnya hubungan antara dua hati itu, ada kejujuran, kesetiaan, kenyamanan, dan yang pasti rasa sayang yang sepaket dengan cinta. Sebelum pilar-pilar itu berdiri, awal sebuah hubungan membutuhkan adanya kepastian. Jadi, sebelum memutuskan untuk setia, “memupuk” rasa nyaman, rasa sayang, dan rasa cinta yang lebih dalam, kita membutuhkan yang namanya kepastian. Kenapa? Karena jangan sampai apa yang kita lakukan hanya berakhir dengan luka yang perih. Luka yang mungkin kita buat sendiri. 

Cinta itu indah dan datangnya selalu membawa bahagia. Kita memang tidak bisa menolak datangnya rasa cinta, tapi kita masih memiliki pilihan untuk memulai, untuk mengakhiri, atau bahkan untuk tidak memulai sama sekali suatu hubungan. Kita masih memiliki pilihan untuk menunggu atau untuk melupakan. Kita masih memiliki pilihan untuk bertahan atau untuk mundur. Untuk menentukan pilihan itulah, kepastian sangat diperlukan. 

Ketika seseorang yang kita cinta memberikan kepastian “yes” atau jawaban “Ya, aku juga menyayangi kamu. Aku juga mencintai kamu,” saat itulah kita bisa memilih untuk memulai hubungan, untuk menunggu, dan untuk bertahan. Namun, saat dia memberikan kepastian “no atau jawaban “Maaf, aku tidak memiliki rasa yang sama,” (untuk jawaban “no” dipilih yang paling ngga nylekit sama nyakitin), sudah saatnya kita memilih untuk tidak perlu memulai suatu hubungan, untuk melupakan, dan untuk mundur. Kalau untuk dia yang tidak mau memberikan kepastian, sudah saatnya kita yang mengatakan “No.”

Ketika kita menerima kepastian kalau perasaan cinta kita berbalas, rasanya indah teramat indah, bahagia yang melebihi bahagia saat pertama kali rasa cinta itu menyapa untuk pertama kali. Namun, ketika kita memang harus menerima kepastian kalau perasaan cinta kita tidak berbalas, rasanya memang perih tak terperi. Tapi, rasa perih itu jauh lebih baik daripada terus menunggu, terus bertahan, dan terus berharap pada sesuatu yang tidak pasti apakah itu akan membawa bahagia atau justru membawa luka yang jauh lebih dalam. 

\^o^/

No comments:

Post a Comment