credit pict: www.lovethispic.com
Dari dulu,
sekarang, dan nanti... hati manusia memang selalu unik. Setiap hati selalu
memiliki pilihan dan ceritanya masing-masing. Pilihan yang terkadang sulit
dipahami, bahkan oleh sang pemilik hati. Cerita yang membawa sang pemilik hati
pada banyak pengalaman sekaligus kenangan.
Dalam satu hari...
mungkin kita akan bertemu seseorang yang membuat perasaan nano-nano. Ada
sebelnya... ada marahnya... ada emesh-nya....
Kekekeke..... \^o^/
Pengalaman hari
ini dan beberapa bulan terakhir, hampir setip hari sudah berusaha menerima
seseorang sebagai teman baru. Tapi, hampir setiap hari juga usaha yang ditempuh
rasanya sia-sia. Dia tetaplah dia yang sering membuat kita tidak nyaman. Kita
sudah berusaha menjadi teman yang baik. Kita berusaha menerima dia apa adanya, berusaha
keras memahami dia, sementara dia tidak melakukan usaha apapun. Bahkan,
cenderung mengabaikan usaha kita. Kita ingin menjadi teman baik, tapi dia
seperti membuat tembok yang kokoh sebagai jarak.
Begitulah... kita
memang tidak bisa membuat semua orang menyukai kita. Kita memang tidak bisa
membuat semua orang menerima pilihan kita. Kita memang tidak bisa membuat semua
orang memahami ‘cerita’ kita. Kenapa? Karena kalau posisinya di balik, kita pun
tidak mungkin sanggup kan?
Sekuat apapun kita
berusaha, ada saja satu, dua, tiga, atau beberapa orang yang membuat kita tidak
nyaman. Entah karena sikapnya, tutur, katanya, atau karena alasan lainnya.
Tentang pilihan, terkadang kita sendiri sulit memahami alasan di balik pilihan
yang kita ambil. Apalagi pilihan orang lain kan? Untuk cerita, ada sebuah
kutipan “you know my name, not my story (Jonathan Anthony Burkett).”
Kita mungkin mengenal seseorang, tapi mungkin kita belum tahu jalan kehidupan
yang sudah mereka lalui. Kita boleh saja tidak menyukai sikap seseorang, tapi
ada saatnya kitalah yang harus memahami dan maafkan mereka. Namun, ada saatnya
juga kita memang harus memilih untuk menjauh.
Jadi... memang tidak
ada paksaan untuk ‘menemukan’ rasa nyaman pada semua orang. Ada saatnya kita
mudah menemukan rasa nyaman bersama seseorang. Namun, ada pula saat di mana
meskipun kita sudah berusaha ‘menciptakan’ rasa nyaman bersama seseorang, masih
saja ‘hati’ memilih untuk menjauh. Dan memang pilihan yang terbaik adalah
menjauh. Setidaknya, untuk sementara waktu ini.
\^o^/
So, write your story ini this blog. I'll know it... :)
ReplyDeleteIya... tapi kadang-kadang nggak bisa menghindar. Kalau itu rekan kantor, bos, atau kakak ipar? Ya jadinya main tarik ulur yang cantik.
ReplyDelete