Friday, March 16, 2018

Tentang Hati: Pilihannya, Memang Tak Bisa Dipaksakan


Hati selalu memiliki pilihannya sendiri, meskipun tidak setiap pilihan hati harus menemukan akhir yang indah. Pada siapa kita jatuh cinta, bersama siapa kita merasa nyaman. Lalu, pada hal apapun itu, sekecil apapun itu, yang menurut kita baik dan benar. Semuanya karena pilihan hati. 

Setiap orang memiliki satu hati, karena itulah setiap orang memiliki pilihan masing-masing. Pilihan yang mungkin juga dipilih banyak orang, atau justru sebaliknya. Hanya sedikit orang yang memilihnya. Pilihan yang mungkin bisa diterima dan dipahami banyak orang, atau pilihan itu hanya bisa dipahami beberapa orang saja. Bahkan, orang-orang di sekitar kita pun bisa saja tidak bisa menerima dan memahami pilihan itu. 

Tentang pilihan hati ini, terkadang kita sendiri sebagai pemilik hati, kesulitan mengaturnya. Begitulah, kita sendiri kesulitan mengatur hati kita, bagaimana mungkin kita mengatur hati orang lain. Meskipun merasa benar dan pilihan kita ‘memang benar’, kita tidak bisa dengan mudah mengatur, apalagi memaksakaan agar orang lain memiliki perasaan, pendapat, pandangan, apalagi pilihan yang sama seperti kita. Selama masih meyakini pilihan kita memang benar, memang baik untuk kita maupun orang-orang di sekitar kita, kita hanya perlu mempertahankan, memperjuangkan pilihan itu, sampai titik akhir. Titik, di mana kita memang harus berhenti. Bukan berhenti karena menyerah, tapi karena perjuangan kita memang sudah selesai. Apapun hasilnya, yang penting kita sudah ‘mengikuti apa kata hati’ bukan hanya menuruti ego.

Lalu, bagaimana kalau ternyata pilihan hati kita ternyata hanya benar menurut sudut pandang kita, tapi ‘tidak benar’ dari banyak sudut pandang yang lain. Bagaimana, kalau ternyata pilihan kita itu ternyata memang salah? 

Ketika ita terjebak pada pilihan yang salah, sementara kita sendiri kesulitan mengatur hati kita, apakah kita masih bisa mengubah pilihan itu? Seandainya bisa, apakah kita bisa mengubah pilihan kita itu secepatnya? 

Untuk mengubah pilihan hati, pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan membutuhkan proses panjang. Kita memang tidak bisa mengatur, apalagi memaksa pilihan hati kita untuk berubah secepat mungkin. Namun, selama kita menunggu pilihan hati kita berubah, kita masih bisa belajar untuk memahami mengapa pilihan kita salah, memahami kalau ternyata kita sudah melihat dari sudut pandang yang salah, memahami kalau ternyata masih ada pilihan lain yang jauh lebih baik. Nikmati proses belajar itu.... \^o^/ Setelah berhasil memahami, perlahan kita akan mulai menemukan pilihan hati yang baru, pilihan yang jauh lebih baik.

Pilihan hati memang tak bisa diatur sesuka kita. Di sisi lain, kita juga tidak bisa membuat hati kita selalu memilih pilihan yang ‘selalu benar’ dari berbagai sudut pandang. Ada saatnya kita memilih pilihan yang benar, tapi ada saatnya juga kita memilih pilihan yang salah. Seandainya sekarang ataupun nanti kita harus bertemu dan memilih pilihan yang salah, kita masih memiliki waktu untuk menemukan pilihan baru yang jauh lebih baik. Untuk pilihan sebelumnya yang ternyata salah, kita hanya perlu memaafkan dan menjadikannya sebagai pengalaman berharga. 


No comments:

Post a Comment