credit pict: wolkentanzer.deviantart.com
Hati selalu memiliki pilihannya sendiri, meskipun tidak setiap pilihan hati harus menemukan akhir yang indah. Pada siapa kita jatuh cinta, bersama siapa kita merasa nyaman. Lalu, pada hal apapun itu, sekecil apapun itu, yang menurut kita baik dan benar. Semuanya karena pilihan hati.
Setiap orang
memiliki satu hati, karena itulah setiap orang memiliki pilihan masing-masing.
Pilihan yang mungkin juga dipilih banyak orang, atau justru sebaliknya. Hanya
sedikit orang yang memilihnya. Pilihan yang mungkin bisa diterima dan dipahami
banyak orang, atau pilihan itu hanya bisa dipahami beberapa orang saja. Bahkan,
orang-orang di sekitar kita pun bisa saja tidak bisa menerima dan memahami
pilihan itu.
Tentang pilihan
hati ini, terkadang kita sendiri sebagai pemilik hati, kesulitan mengaturnya. Begitulah,
kita sendiri kesulitan mengatur hati kita, bagaimana mungkin kita mengatur hati
orang lain. Meskipun merasa benar dan pilihan kita ‘memang benar’, kita tidak
bisa dengan mudah mengatur, apalagi memaksakaan agar orang lain memiliki
perasaan, pendapat, pandangan, apalagi pilihan yang sama seperti kita. Selama masih
meyakini pilihan kita memang benar, memang baik untuk kita maupun orang-orang
di sekitar kita, kita hanya perlu mempertahankan, memperjuangkan pilihan itu,
sampai titik akhir. Titik, di mana kita memang harus berhenti. Bukan berhenti
karena menyerah, tapi karena perjuangan kita memang sudah selesai. Apapun
hasilnya, yang penting kita sudah ‘mengikuti apa kata hati’ bukan hanya
menuruti ego.
Lalu, bagaimana
kalau ternyata pilihan hati kita ternyata hanya benar menurut sudut pandang kita,
tapi ‘tidak benar’ dari banyak sudut pandang yang lain. Bagaimana, kalau
ternyata pilihan kita itu ternyata memang salah?
Ketika ita
terjebak pada pilihan yang salah, sementara kita sendiri kesulitan mengatur
hati kita, apakah kita masih bisa mengubah pilihan itu? Seandainya bisa, apakah
kita bisa mengubah pilihan kita itu secepatnya?
Untuk mengubah
pilihan hati, pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan membutuhkan
proses panjang. Kita memang tidak bisa mengatur, apalagi memaksa pilihan hati
kita untuk berubah secepat mungkin. Namun, selama kita menunggu pilihan hati
kita berubah, kita masih bisa belajar untuk memahami mengapa pilihan kita
salah, memahami kalau ternyata kita sudah melihat dari sudut pandang yang
salah, memahami kalau ternyata masih ada pilihan lain yang jauh lebih baik. Nikmati
proses belajar itu.... \^o^/ Setelah berhasil memahami, perlahan kita akan
mulai menemukan pilihan hati yang baru, pilihan yang jauh lebih baik.
Pilihan hati
memang tak bisa diatur sesuka kita. Di sisi lain, kita juga tidak bisa membuat
hati kita selalu memilih pilihan yang ‘selalu benar’ dari berbagai sudut
pandang. Ada saatnya kita memilih pilihan yang benar, tapi ada saatnya juga
kita memilih pilihan yang salah. Seandainya sekarang ataupun nanti kita harus
bertemu dan memilih pilihan yang salah, kita masih memiliki waktu untuk
menemukan pilihan baru yang jauh lebih baik. Untuk pilihan sebelumnya yang
ternyata salah, kita hanya perlu memaafkan dan menjadikannya sebagai pengalaman
berharga.
\^o^/
Related Post
No comments:
Post a Comment