Tuesday, February 20, 2018

Warna-Warni Rasa yang Menyapa Hati dan Merubah Hari



Hati memang selalu penuh misteri, penuh teka-teki. Rumit. Terkadang mudah dipahami, tapi lebih sering sukar dipahami. Entah itu tentang alasannya, pilihannya, ataupun keputusannya. Dalam satu hari, hati seseorang bisa menjadi sangat kuat, tangguh, siap menghadapi masalah seberat apapun. Tapi, berganti hari, entah karena bertemu seseorang ataupun masalah, hati seseorang tiba-tiba berubah, tak sekuat dan setangguh biasanya, bahkan  melupakan caranya bahagia.

Selain memiliki kisah yang berwarna-warni, hati juga menjadi sumber dan tempat terjadinya beragam rasa. Rasa sayang, cinta, nyaman, bahagia, senang, rindu, lelah, sedih, kecewa, takut, menyesal, ragu, cemburu, marah, sepi, dan rasa lainnya. Masing-masing rasa itu memiliki kadarnya masing-masing, memiliki kekuatan masing-masing, memiliki pengaruhnya masing-masing. Ada rasa yang dominan, ada juga yang sebaliknya, mudah dikalahkan rasa yang lainnya. 

Misalnya dalam satu hari ini, pagi hari sebelum bertemu lebih banyak orang, baru bertemu ibu, ayah, dan anggota keluarga kita, deretan rasa yang mungkin menghuni hati adalah rasa nyaman, sayang, bahagia, dan semangat pagi. Lalu, setelah satu persatu bertemu lebih banyak orang, mulai menjalani ataupun melanjutkan kisah bersama mereka, muncul lagi ragam rasa lainnya. Masih ada rasa bahagia yang hadir di hati, dengan semakin beragamnya rasa yang hadir. Sayangnya, rasa yang hadir tidak hanya rasa yang membuat hati nyaman. Mungkin kita akan bertemu rasa ragu, cemas, takut, marah, kecewa, menyesal, atau rasa lainnya. Di antara ragam rasa itu, ada satu atau dua rasa yang mengalahkan semua rasa. Rasa yang paling dominan di antara rasa lainnya. Entah kenapa. Bisa rasa bahagia. Bisa rasa sedih dan kecewa. Bisa juga rasa ragu dan cemburu. Atau mungkin rasa rindu. Bisa juga rasa marah. Satu ataupun dua rasa itu mempengaruhi suasana hati kita, sepanjang hari. Bahkan sampai esok hari.  

Kalau rasa yang dominan itu baik, nyaman disimpan hati, maka hari yang akan berjalan nanti dapat berjalan lebih indah dan mudah. Masalah yang datang menghampiri dapat dihadapi dengan perasaan yang lebih ringan. Rasa yang baik itu justru menguatkan hati dan diri untuk mengatasi satu persatu masalah yang hadir. Hari ini, masih bisa menjadi hari yang indah. 

Bagaimana, kalau rasa yang dominan untuk hari ini adalah salah satu rasa yang kurang baik? Satu rasa yang membuat hati kurang nyaman? Pasti hari ini menjadi kurang nyaman untuk dilewati. Berbeda dari rasa yang baik, yang memberi kekuatan tersendiri untuk hati dan diri. Rasa yang kurang baik seringkali melemahkan hati, menjadi beban tersendiri untuk hati. Masalah kecil, tiba-tiba berubah menjadi besar. Kenapa? Karena hari ini kita memang sedang tidak ingin bertemu masalah, sekecil apapun itu. Mungkin, dari satu masalah yang biasanya hanya termasuk masalah kecil, masalah sederhana, kita bisa uring-uringan tidak karuan. Sahabat, teman, dan orang-orang di sekitar kita pun harus ikut merasakan akibatnya. 

Setelah bertemu waktu istirahat, setelah bertemu orang-orang yang kita sayang di rumah, barulah kita menyadari kalau hari ini kita ternyata berubah menjadi seseorang yang tak biasa. Seperti menjadi orang lain, hanya karena dikalahkan perasaan tidak nyaman itu, bisa marah, cemburu, kecewa, atau rasa apapun yang kurang nyaman. 

Setelah bertemu waktu istirahat, setelah bertemu orang-orang yang kita sayang di rumah, barulah kita menyadari kalau hari ini kita sudah melakukan kesalahan pada sahabat, teman, atau siapa pun yang kita temui hari ini, yang harus menjadi saksi sekaligus korban dari satu perasaan kita yang kurang nyaman. Lalu, mulailah kita menyesal dan kecewa pada diri sendiri. 

Setelah bertemu waktu istirahat, setelah bertemu orang-orang yang kita sayang di rumah, barulah kita menyadari kalau hari ini kita lebih sering melihat satu masalah dari sudut pandang kita sendiri. Perasaan yang kurang baik, kurang nyaman, membuat kita lebih sulit melihat dan memahami masalah dari berbagai sudut pandang. Jadi, hari ini kita memang berubah mejadi seseorang yang egois.

Setelah bertemu waktu istirahat, setelah bertemu orang-orang yang kita sayang di rumah, barulah kita menyadari kalau hari ini kita mungkin lebih banyak mendengarkan apa kata orang, daripada kata hati kita sendiri. 

Begitulah, warna-warni rasa yang menyapa hati dan merubah hari. Satu ataupun dua rasa yang dominan, lebih kuat, mengalahkan banyak rasa lainnya. Kalau rasa yang dominan itu rasa yang baik, rasa yang nyaman disimpan di hati, maka rasa itu akan memberikan kekuatan tersendiri saat kita harus menghadapi masalah, seberat apapun itu. Hari kita pun menjadi lebih indah. Namun, kalau rasa yang dominan itu rasa yang kurang baik, maka hal sebaliknyalah yang kemungkinan besar terjadi. 

Kita memang tidak bisa menghindari bertemu hari, di mana rasa yang kurang baik, menjadi satu atau dua rasa yang dominan. Ketika harus bertemu hari itu, saatnya kita belajar untuk dewasa. Jangan terlalu lama menyesal dengan segala sesuatu yang terjadi hari itu. Besok, masih ada waktu dan kesempatan untuk meminta maaf dan memperbaiki semuanya kan? Ketika harus bertemu hari dan rasa seperti itu untuk kesekian kalinya, haruskah kita selalu kalah dan menyerah pada rasa itu? Sudah saatnya kita belajar untuk mengendalikan dan mengalahkan rasa itu. Walaupun memang menjadi tantangan yang berat, tapi yang penting kita sudah mencoba untuk menang, bukan mencoba untuk kalah. Tentang hasilnya? Setidaknya, kita sudah pernah belajar. Setidaknya, kita tidak menyerah begitu saja.

\^o^/

No comments:

Post a Comment