Kehidupan di bumi adalah sebuah
perjalanan singkat. Selama apapun kita singgah, perjalanan kita sangatlah
singkat. Dalam sesingkat-singkatnya perjalanan itu, kita akan dihadapkan pada
banyak pilihan. Pilihan yang sama beratnya, sama pentingnya, sama berharganya
kalau sampai dilewatkan begitu saja.
Semua pilihan itu pada akhirnya
bermuara pada dua hal, pilihan yang benar atau pilihan yang salah.
Bagaimana kita bisa memilih
pilihan yang benar? Kita tak harus membuat pilihan yang selalu benar. Tapi,
kita masih bisa membuat pilihan yang membawa kebaikan. Untuk membuat pilihan
yang membawa kebaikan, salah satu kuncinya, ikuti apa kata hati. Kata hati akan
menuntun kita pada pilihan terbaik. Kata hati berbeda jauh dari sekadar ingin
atau ambisi loh, ya! Kata hati itu apa? Apa, ya? Bingung ceritanya. Tapi, kalau
dicontohin gini....
Pada
suatu hari yang indah nan cerah, secerah hati Lolli (ceritanya namanya Lolli)
yang baru saja menerima chat dari seseorang yang selama ini menghuni hatinya.
Tapi, Lolli harus meredam rasanya karena ternyata, Poppi, sahabatnya juga
memiliki rasa yang sama. Lolli dan Poppi sama-sama mengetahui perasaan
masing-masing. Keduanya, memilih mundur teratur karena tidak mau saling
melukai.
Detik
itu, Lolli mendapat sinyal kalau ternyata seseorang itu juga memiliki perasaan
yang sama dengannya. Seseorang itu ingin mengenal Lolli lebih jauh. Lolli
bahagia sekali. Tapi di sisi lain, Lolli merasa bersalah kalau harus
melanjutkan perkenalan lebih jauh dengan seseorang itu. Karena Lolli tak bisa
membohongi dirinya sendiri kalau perasaan itu masih ada, masih utuh, belum
berkurang sepersen pun. Bahkan, naik beberapa persen hanya gara-gara chat
darinya.
Lolli
dihadapkan pada dua pilihan perasaan sahabatnya atau perasaannya untuk
seseorang itu. Kalau Lolli memilih mempertahankan perasaannya untuk seseorang
itu, ada rasa bersalah pada sahabatnya, ada rasa sedih karena mengecewakan
sahabatnya. Setelah bertanya pada hatinya, akhirnya Lolli memilih melanjutkan
perkenalannya dengan seseorang itu, tapi sekadar sebagai teman. Lolli menjawab
apa yang dibutuhkan, apa yang perlu dijawab, dan menolak memberikan jawaban
sekiranya nantinya akan membuat perasaan sahabatnya terluka. Setelah masalah bersampul
“tugas kuliah” selesai, chat keduanya pun berakhir. Dan sudah selesai, mereka
menjadi teman seperti sebelumnya.
Lolli
pun mengikuti apa kata hatinya untuk menjaga persahabatannya dengan Poppi. Kata
hati itu yang mananya? Ketika Lolli dihadapkan pada dua pilihan, ada rasa
bersalah, rasa sedih yang bergelayut di hatinya kalau sampai Lolli melukai
perasaan sahabatnya. Mungkin, itulah salah satu bentuk kata hati yang menuntun
seseorang pada jawaban yang insyaallah membawa kebaikan. Terlepas nanti, akan
menjadi pilihan yang benar atau salah. Karena benar menurut seseorang belum
tentu benar menurut orang lain, kan?
Lalu, bagaimana kalau kita sudah
membuat satu, dua, tiga, atau banyak pilihan yang nyata-nyata salah? Tak apa,
namanya juga manusia. Hehehe.... Yang perlu kita lakukan pertama, maafkanlah
diri kita sendiri. Lalu pelan-pelan, benahilah semua. Kalaupun harus memulai
dari awal, tak masalah. Selama kita masih memiliki waktu di bumi, kita masih
memiliki kesempatan untuk berubah dan mengubah semuanya menjadi lebih baik.
Kalau keadaan sudah tidak bisa
lagi diperbaiki bagaimana? Setidaknya, kita sudah bertanggung jawab, kan?
Kalaupun keadaan benar-benar terlihat rumit, jangan dulu menyerah. Jangan lelah
untuk berbenah. Seburuk-buruknya keadaan itu, memang harus kita lewati. Dan
kita pasti bisa melewatinya. Tenang, ada Allah SWT yang akan selalu menjaga
kita.
\^O^/
Related Post:
Tentang Hati: Pilihannya Memang Tak Bisa Dipaksakan
Tentang Hati: Pilihan untuk Pergi atau Tetap Tinggal
Perpisahan: Pilihan Meninggalkan atau Ditinggalkan
No comments:
Post a Comment