Monday, November 23, 2020

Tentang Pilihan

 


Kehidupan di bumi adalah sebuah perjalanan singkat. Selama apapun kita singgah, perjalanan kita sangatlah singkat. Dalam sesingkat-singkatnya perjalanan itu, kita akan dihadapkan pada banyak pilihan. Pilihan yang sama beratnya, sama pentingnya, sama berharganya kalau sampai dilewatkan begitu saja.

Semua pilihan itu pada akhirnya bermuara pada dua hal, pilihan yang benar atau pilihan yang salah.

Bagaimana kita bisa memilih pilihan yang benar? Kita tak harus membuat pilihan yang selalu benar. Tapi, kita masih bisa membuat pilihan yang membawa kebaikan. Untuk membuat pilihan yang membawa kebaikan, salah satu kuncinya, ikuti apa kata hati. Kata hati akan menuntun kita pada pilihan terbaik. Kata hati berbeda jauh dari sekadar ingin atau ambisi loh, ya! Kata hati itu apa? Apa, ya? Bingung ceritanya. Tapi, kalau dicontohin gini....

Pada suatu hari yang indah nan cerah, secerah hati Lolli (ceritanya namanya Lolli) yang baru saja menerima chat dari seseorang yang selama ini menghuni hatinya. Tapi, Lolli harus meredam rasanya karena ternyata, Poppi, sahabatnya juga memiliki rasa yang sama. Lolli dan Poppi sama-sama mengetahui perasaan masing-masing. Keduanya, memilih mundur teratur karena tidak mau saling melukai.

Detik itu, Lolli mendapat sinyal kalau ternyata seseorang itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Seseorang itu ingin mengenal Lolli lebih jauh. Lolli bahagia sekali. Tapi di sisi lain, Lolli merasa bersalah kalau harus melanjutkan perkenalan lebih jauh dengan seseorang itu. Karena Lolli tak bisa membohongi dirinya sendiri kalau perasaan itu masih ada, masih utuh, belum berkurang sepersen pun. Bahkan, naik beberapa persen hanya gara-gara chat darinya.

Lolli dihadapkan pada dua pilihan perasaan sahabatnya atau perasaannya untuk seseorang itu. Kalau Lolli memilih mempertahankan perasaannya untuk seseorang itu, ada rasa bersalah pada sahabatnya, ada rasa sedih karena mengecewakan sahabatnya. Setelah bertanya pada hatinya, akhirnya Lolli memilih melanjutkan perkenalannya dengan seseorang itu, tapi sekadar sebagai teman. Lolli menjawab apa yang dibutuhkan, apa yang perlu dijawab, dan menolak memberikan jawaban sekiranya nantinya akan membuat perasaan sahabatnya terluka. Setelah masalah bersampul “tugas kuliah” selesai, chat keduanya pun berakhir. Dan sudah selesai, mereka menjadi teman seperti sebelumnya.

Lolli pun mengikuti apa kata hatinya untuk menjaga persahabatannya dengan Poppi. Kata hati itu yang mananya? Ketika Lolli dihadapkan pada dua pilihan, ada rasa bersalah, rasa sedih yang bergelayut di hatinya kalau sampai Lolli melukai perasaan sahabatnya. Mungkin, itulah salah satu bentuk kata hati yang menuntun seseorang pada jawaban yang insyaallah membawa kebaikan. Terlepas nanti, akan menjadi pilihan yang benar atau salah. Karena benar menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain, kan?

Lalu, bagaimana kalau kita sudah membuat satu, dua, tiga, atau banyak pilihan yang nyata-nyata salah? Tak apa, namanya juga manusia. Hehehe.... Yang perlu kita lakukan pertama, maafkanlah diri kita sendiri. Lalu pelan-pelan, benahilah semua. Kalaupun harus memulai dari awal, tak masalah. Selama kita masih memiliki waktu di bumi, kita masih memiliki kesempatan untuk berubah dan mengubah semuanya menjadi lebih baik.

Kalau keadaan sudah tidak bisa lagi diperbaiki bagaimana? Setidaknya, kita sudah bertanggung jawab, kan? Kalaupun keadaan benar-benar terlihat rumit, jangan dulu menyerah. Jangan lelah untuk berbenah. Seburuk-buruknya keadaan itu, memang harus kita lewati. Dan kita pasti bisa melewatinya. Tenang, ada Allah SWT yang akan selalu menjaga kita.

\^O^/

Related Post:

Tentang Hati: Pilihannya Memang Tak Bisa Dipaksakan

Tentang Hati: Pilihan untuk Pergi atau Tetap Tinggal 

Perpisahan: Pilihan Meninggalkan atau Ditinggalkan



No comments:

Post a Comment