Friday, February 9, 2018

Maaf, Karena Cinta Ini Datang Terlambat



Terlambat artinya tidak datang pada waktu yang tepat. Ya kan? Kekekeke... Segala sesuatu yang datang terlambat memiliki konsekuensinya sendiri. Terlambat masuk sekolah. Terlambat masuk kuliah. Terlambat masuk kelas. Terlambat datang dari rencana yang sudah dibuat dengan sahabat, teman, atau siapapun. Terlambat jatuh cinta. Terlambat bertemu cinta.... \^o^/

Ada yang pernah meminta maaf karena cintanya harus datang pada waktu yang tidak tepat? Entah karena kita baru menyadari cinta yang mulai tumbuh, setelah benar-benar kehilangan dia. Entah karena kita jatuh cinta pada seseorang yang sudah memiliki pilihan hatinya sendiri, jauh sebelum kita bertemu dia. Dua cerita berbeda tentang cinta yang datang terlambat. Namun, keduanya sama-sama membawa luka. Haruskah kita menyalahkan waktu?

Tentang terlambatnya menyadari rasa cinta yang mulai tumbuh.

Terkadang, untuk menyadari rasa cinta yang yang sudah menghuni hati, kita perlu berkenalan dengan rasa kehilangan. Rasa kehilangan memang akan menghadirkan penyesalan. Penyesalan karena kita terlambat menyadari kalau ada seseorang yang menempatkan kita pada posisi spesial di hatinya, menjadikan kita sebagai salah satu alasan bahagianya, menjadikan kita sebagai pilihan hatinya. Penyesalan karena kita terlambat menyadari kalau kita juga memiliki rasa yang sama dengan dia. Penyesalan karena mungkin sekarang dia lebih memilih untuk pergi. Mungkin, karena dia sudah terlalu lama menunggu. Mungkin karena dia berpikir kalau cintanya tak berbalas. Mungkin karena dia berpikir kalau dia tidak bisa menjadi alasan bahagia untuk kita. Dia memilih pergi karena lelah menunggu dan ingin melihat kita bahagia tanpa harus terbebani perasaan yang dimilikinya. Alasan yang memang bisa diterima.

Selain menghadirkan penyesalan, rasa kehilangan ternyata juga membantu kita bertemu rasa rindu, rasa sayang, lalu rasa cinta. Kehilangan seseorang menyadarkan kita, kalau ternyata kehadirannya sangat penting. Bahkan, tak tergantikan. Ternyata kenyamanan saat bersamanya dulu tidak bisa kita cari dari sosok lain. Kita mulai merindukan dia yang selama ini selalu menemani, menjadi tempat bersandar dengan caranya sendiri. Rasa yang kita miliki untuk dia, ternyata bukan hanya rasa sayang, tapi juga rasa cinta. Entah sejak kapan, cinta ternyata sudah mengetuk hati. Tapi, kitalah yang belum mau membukakan pintu hati untuknya. Setelah kita sudah siap membuka pintu hati, dia sudah lebih dulu pergi. Bukan karena dia tidak mau berjuang. Selama ini, tanpa kita tahu, tanpa kita sadari, dia sudah lama berjuang dengan caranya sendiri. Cinta selalu membutuhkan perjuangan dari dua hati, tidak bisa hanya perjuangan dari satu. Mungkin, sekarang dia ingin melepaskan kita, melepaskan kita untuk bahagia. Karena dia juga berhak untuk bahagia, meskipun tidak harus bersama kita.

Kalau sudah begini, ingin rasanya kita memutar waktu, kembali pada saat dia masih memperjuangkan cintanya. Kita pasti akan memberikan jawaban ‘ya’ untuk menerima cintanya. Tapi sayangnya, waktu harus terus berjalan. Ketika dia sudah memilih untuk pergi, kita hanya akan menjadi kenangan, begitupun dia.

Tentang jatuh cinta pada seseorang yang sudah memiliki pilihan hatinya sendiri.

Pernah memiliki harapan seperti ini, “Seandainya aku bertemu kamu lebih dulu, sebelum kamu bertemu dia. Seandainya aku mengenal kamu lebih dulu, sebelum kamu mengenal dia. Mungkin, cerita di antara kita akan berbeda. Mungkin jauh lebih indah.” Dari harapan ini, cerita yang akan terjadi mungkin akan jauh lebih indah. Lebih indah menurut kita sendiri, menurut dia, atau menurut siapa? 

Mungkin, harapan itu akan menjadi harapan dari hati yang merasa terlambat bertemu seseorang yang spesial. Merasa terlambat bertemu dan dipertemukan dengan cintanya, pilihan hatinya. Merasa terlambat karena seseorang itu sudah memiliki pilihan hatinya sendiri, jauh sebelum bertemu kita. 

Dalam cerita ini, kita menjadi orang baru yang hadir dalam kehidupan mereka. Mungkin sebagai ujian cinta mereka. Cinta yang kita miliki mungkin menjadi cinta yang tak berbalas, tapi mungkin juga menjadi cinta yang berbalas. Tapi, meskipun dia juga memiliki perasaan yang sama, dia hanya memilih diam. Diam untuk belajar mengendalikan perasaannya. Diam untuk belajar menghapus perasaan cinta yang akan menyakiti seseorang yang selama ini sudah menunggunya. Diam untuk menjaga kesetiaannya.

Mau tidak mau, kita memang menjadi ujian untuk cinta mereka. Sakit rasanya? Sakit pasti. Tapi, setiap kali ada dua hati yang jatuh cinta, di tempat lainakan ada satu hati yang harus merasakan patah hati. Kita tidak bisa mencegahnya. Kitalah yang harus menjadi satu hati yang patah itu. 

Jadilah dalam cerita ini, kita mulai berkenalan dengan luka, kecewa, dan keharusan untuk melepaskan dia dan rasa cinta untuk dia. Tidak baik memiliki harapan agar dia cepat-cepat berpisah dengan pilihan hatinya sekarang. Kita juga pasti tidak mau kan kalau ada orang lain yang mendoakan hal kurang baik untuk kita?

Apakah akan lebih baik jika cinta seperti ini tidak pernah terjadi? Cinta yang terlambat pada dia yang kurang tepat, harus menempatkan kita pada posisi yang serba salah. Bukan perasaan cintanya yang salah, tapi pada siapa kita jatuh cinta. Begitulah, kita sendiri tidak bisa mengatur hati kita jatuh cinta pada siapa. Cara terbaik dalam cerita cinta ini adalah melepaskan dia untuk bahagia dengan pilihan hatinya. Suatu saat nanti, kita juga pasti bisa menemukan seseorang yang benar-benar menjadi pilihan hati kita sampai akhir. 

Walaupun kita memang tidak bisa bersama dia karena dia tetap memilih bertahan dengan pilihan hatinya, setidaknya kita sudah jatuh cinta pada orang yang baik, pada seseorang yang mengenalkan kita pada arti penting kesetiaan.

Tentang cinta yang datang terlambat, haruskah kita menyalahkan waktu?

Cinta datang dan pergi tanpa permisi. Kita tidak akan pernah tahu kapan cinta akan mengetuk, lalu menyapa hati. Kita tidak bisa dengan mudahnya mengatur hati kita untuk jatuh cinta pada siapa. Untuk jatuh cinta pada seseorang yang kita inginkan di waktu yang tepat, membutuhkan restu takdir. 

Kalaupun kita harus meminta maaf karena cinta datang terlambat. Kalaupun cinta memang harus datang pada waktu yang menurut kita tak tepat, itulah waktu yang terbaik. Waktu terbaik untuk bertemu dan mengenal cinta. Waktu terbaik untuk jatuh cinta. Waktu terbaik untuk memilih dengan bijak antara memperjuangkan atau melepaskan cinta. Waktu terbaik untuk belajar melepaskan cinta. Waktu terbaik untuk mulai belajar tumbuh dewasa. 

Jadi, meskipun cinta kita datang terlambat, tidak perlu susah-susah menyalahkan waktu. Alloh SWT sudah memilihkan kita bertemu dia pada waktu yang terbaik. 

\^o^/

No comments:

Post a Comment