Terlambat artinya
tidak datang pada waktu yang tepat. Ya kan? Kekekeke... Segala sesuatu yang
datang terlambat memiliki konsekuensinya sendiri. Terlambat masuk sekolah.
Terlambat masuk kuliah. Terlambat masuk kelas. Terlambat datang dari rencana
yang sudah dibuat dengan sahabat, teman, atau siapapun. Terlambat jatuh cinta.
Terlambat bertemu cinta.... \^o^/
Ada yang pernah
meminta maaf karena cintanya harus datang pada waktu yang tidak tepat? Entah
karena kita baru menyadari cinta yang mulai tumbuh, setelah benar-benar
kehilangan dia. Entah karena kita jatuh cinta pada seseorang yang sudah
memiliki pilihan hatinya sendiri, jauh sebelum kita bertemu dia. Dua cerita
berbeda tentang cinta yang datang terlambat. Namun, keduanya sama-sama membawa
luka. Haruskah kita menyalahkan waktu?
Tentang terlambatnya menyadari rasa cinta
yang mulai tumbuh.
Terkadang, untuk
menyadari rasa cinta yang yang sudah menghuni hati, kita perlu berkenalan
dengan rasa kehilangan. Rasa kehilangan memang akan menghadirkan penyesalan.
Penyesalan karena kita terlambat menyadari kalau ada seseorang yang menempatkan
kita pada posisi spesial di hatinya, menjadikan kita sebagai salah satu alasan
bahagianya, menjadikan kita sebagai pilihan hatinya. Penyesalan karena kita
terlambat menyadari kalau kita juga memiliki rasa yang sama dengan dia.
Penyesalan karena mungkin sekarang dia lebih memilih untuk pergi. Mungkin, karena
dia sudah terlalu lama menunggu. Mungkin karena dia berpikir kalau cintanya tak
berbalas. Mungkin karena dia berpikir kalau dia tidak bisa menjadi alasan
bahagia untuk kita. Dia memilih pergi karena lelah menunggu dan ingin melihat
kita bahagia tanpa harus terbebani perasaan yang dimilikinya. Alasan yang
memang bisa diterima.
Selain menghadirkan
penyesalan, rasa kehilangan ternyata juga membantu kita bertemu rasa rindu, rasa
sayang, lalu rasa cinta. Kehilangan seseorang menyadarkan kita, kalau ternyata
kehadirannya sangat penting. Bahkan, tak tergantikan. Ternyata kenyamanan saat
bersamanya dulu tidak bisa kita cari dari sosok lain. Kita mulai merindukan dia
yang selama ini selalu menemani, menjadi tempat bersandar dengan caranya
sendiri. Rasa yang kita miliki untuk dia, ternyata bukan hanya rasa sayang,
tapi juga rasa cinta. Entah sejak kapan, cinta ternyata sudah mengetuk hati.
Tapi, kitalah yang belum mau membukakan pintu hati untuknya. Setelah kita sudah
siap membuka pintu hati, dia sudah lebih dulu pergi. Bukan karena dia tidak mau
berjuang. Selama ini, tanpa kita tahu, tanpa kita sadari, dia sudah lama
berjuang dengan caranya sendiri. Cinta selalu membutuhkan perjuangan dari dua
hati, tidak bisa hanya perjuangan dari satu. Mungkin, sekarang dia ingin
melepaskan kita, melepaskan kita untuk bahagia. Karena dia juga berhak untuk
bahagia, meskipun tidak harus bersama kita.
Kalau sudah
begini, ingin rasanya kita memutar waktu, kembali pada saat dia masih
memperjuangkan cintanya. Kita pasti akan memberikan jawaban ‘ya’ untuk menerima
cintanya. Tapi sayangnya, waktu harus terus berjalan. Ketika dia sudah memilih
untuk pergi, kita hanya akan menjadi kenangan, begitupun dia.
Tentang jatuh cinta pada seseorang yang
sudah memiliki pilihan hatinya sendiri.
Pernah memiliki
harapan seperti ini, “Seandainya aku bertemu kamu lebih dulu, sebelum kamu
bertemu dia. Seandainya aku mengenal kamu lebih dulu, sebelum kamu mengenal
dia. Mungkin, cerita di antara kita akan berbeda. Mungkin jauh lebih indah.”
Dari harapan ini, cerita yang akan terjadi mungkin akan jauh lebih indah. Lebih
indah menurut kita sendiri, menurut dia, atau menurut siapa?
Mungkin, harapan
itu akan menjadi harapan dari hati yang merasa terlambat bertemu seseorang yang
spesial. Merasa terlambat bertemu dan dipertemukan dengan cintanya, pilihan
hatinya. Merasa terlambat karena seseorang itu sudah memiliki pilihan hatinya
sendiri, jauh sebelum bertemu kita.
Dalam cerita ini,
kita menjadi orang baru yang hadir dalam kehidupan mereka. Mungkin sebagai
ujian cinta mereka. Cinta yang kita miliki mungkin menjadi cinta yang tak
berbalas, tapi mungkin juga menjadi cinta yang berbalas. Tapi, meskipun dia
juga memiliki perasaan yang sama, dia hanya memilih diam. Diam untuk belajar
mengendalikan perasaannya. Diam untuk belajar menghapus perasaan cinta yang
akan menyakiti seseorang yang selama ini sudah menunggunya. Diam untuk menjaga
kesetiaannya.
Mau tidak mau,
kita memang menjadi ujian untuk cinta mereka. Sakit rasanya? Sakit pasti. Tapi,
setiap kali ada dua hati yang jatuh cinta, di tempat lainakan ada satu hati
yang harus merasakan patah hati. Kita tidak bisa mencegahnya. Kitalah yang harus
menjadi satu hati yang patah itu.
Jadilah dalam
cerita ini, kita mulai berkenalan dengan luka, kecewa, dan keharusan untuk
melepaskan dia dan rasa cinta untuk dia. Tidak baik memiliki harapan agar dia
cepat-cepat berpisah dengan pilihan hatinya sekarang. Kita juga pasti tidak mau
kan kalau ada orang lain yang mendoakan hal kurang baik untuk kita?
Apakah akan lebih
baik jika cinta seperti ini tidak pernah terjadi? Cinta yang terlambat pada dia
yang kurang tepat, harus menempatkan kita pada posisi yang serba salah. Bukan
perasaan cintanya yang salah, tapi pada siapa kita jatuh cinta. Begitulah, kita
sendiri tidak bisa mengatur hati kita jatuh cinta pada siapa. Cara terbaik
dalam cerita cinta ini adalah melepaskan dia untuk bahagia dengan pilihan
hatinya. Suatu saat nanti, kita juga pasti bisa menemukan seseorang yang
benar-benar menjadi pilihan hati kita sampai akhir.
Walaupun kita
memang tidak bisa bersama dia karena dia tetap memilih bertahan dengan pilihan
hatinya, setidaknya kita sudah jatuh cinta pada orang yang baik, pada seseorang
yang mengenalkan kita pada arti penting kesetiaan.
Tentang cinta yang datang terlambat,
haruskah kita menyalahkan waktu?
Cinta datang dan
pergi tanpa permisi. Kita tidak akan pernah tahu kapan cinta akan mengetuk,
lalu menyapa hati. Kita tidak bisa dengan mudahnya mengatur hati kita untuk
jatuh cinta pada siapa. Untuk jatuh cinta pada seseorang yang kita inginkan di
waktu yang tepat, membutuhkan restu takdir.
Kalaupun kita
harus meminta maaf karena cinta datang terlambat. Kalaupun cinta memang harus
datang pada waktu yang menurut kita tak tepat, itulah waktu yang terbaik. Waktu
terbaik untuk bertemu dan mengenal cinta. Waktu terbaik untuk jatuh cinta.
Waktu terbaik untuk memilih dengan bijak antara memperjuangkan atau melepaskan
cinta. Waktu terbaik untuk belajar melepaskan cinta. Waktu terbaik untuk mulai
belajar tumbuh dewasa.
Jadi, meskipun
cinta kita datang terlambat, tidak perlu susah-susah menyalahkan waktu. Alloh
SWT sudah memilihkan kita bertemu dia pada waktu yang terbaik.
\^o^/
No comments:
Post a Comment