Sunday, June 3, 2018

Alasan Bahagia


Tentang bahagia... bahagia yang seharusnya selalu sederhana. Tapi terkadang, pemilik hatilah yang membuat bahagia seolah menjadi hal yang sulit ditemukan, bahkan diciptakan. Membuat bahagia seolah menjadi hal yang sangat mahal.

Ada saatnya, bahagia datang karena alasan yang sederhana. Bahkan, bahagia seringkali hadir dari hal-hal kecil, yang seharusnya mudah untuk dilupakan. Namun, dalam banyak kesempatan, justru hal-hal kecil itu berubah menjadi satu hal yang istimewa. Menjadi satu hal yang sulit untuk dilupakan. 

Selain dari hal-hal yang sederhana, bahagia juga bisa berasal dari bahagia orang-orang yang kita sayang. Melihat mereka tersenyum dan tertawa bahagia, sudah lebih dari cukup untuk membuat hati tersenyum bahagia. Sudah lebih dari cukup untuk membuat hati lebih nyaman dan lebih baik dari sebelumnya.

Begitulah... bahagia yang selalu sederhana seringkali datang karena alasan-alasan yang sederhana juga. Alasan yang dengan mudah bisa kita temukan ataupun kita ciptakan. Asalkan... kita harus mau belajar untuk bersyukur dengan semua hal yang sudah kita miliki, bersama siapapun kita berada, di manapun kita singgah, dan bagaimanapun keadaan yang harus kita hadapi sekarang. 

Ketika kita merasa kesulitan untuk menemukan alasan bahagia, akan selalu ada pilihan untuk menciptakan alasan-alasan bahagia itu. Jadi... untuk hari ini, esok, dan seterusnya jangan lupa bahagia. 

\^o^/

Enjoy the Little Things!

 
Enjoy the little things... not only the big things. Agree? Di-yes-in juga yaaak biar cepet... kekekeke.... \^o^/

Dan... untuk hari ini ada berapa banyak alasan bahagia yang kita temukan? Satu... dua... tiga... empat... lima... atau mungkin banyak alasan. Mulai dari yang sederhana sampai luar biasa. Alasan bahagia yang kita temukan di tempat yang nyaman sampai kurang nyaman. Atau mungkin alasan bahagia yang kita ciptakan sendiri, di manapun kita berada.

Di manapun kita berada... Terkadang, waktu menmpatkan kita pada tempat dan keadaan yang jauh dari harapan. Tempat dan keadaan yang membuat kita ingin segera pergi dari sana. Tapi ternyata, kita harus singgah untuk waktu yang tidak sebentar di sana.

Menemukan bahagia di tempat dan keadaan yang sebenarnya jauh dari apa yang kita harapkan bukanlah pekerjaan yang mudah. Tapi... bukan tidak mungkin menemukan, bahkan menciptakan bahagia di sana. 

Lalu... caranya? 

Menikmati apa yang harus dan sedang kita jalani sekarang, besar ataupun kecil. Kalaupun kita boleh memilih, pasti kita memilih untuk singgah di tempat yang nyaman, tempat yang benar-benar menjadi tujuan kita. Tapi, selama kita masih harus menunggu untuk sampai di tempat tujuan kita yang utama, tidak ada pilihan lain untuk menikmati apa yang ada sekarang. 

Dari pada harus menyesali pilihan ataupun membenci keadaan kita sekarang, lebih baik menikmati apa yang ada sekarang, sekecil apapun itu. Menikmati apa yang ada sekarang... berarti mensyukuri apa yang sudah kita miliki, dan memberikan yang terbaik di tempat kita singgah sekarang, entah untuk hal kecil ataupun besar. Menikmati seluruh tugas dan perjalanan kita di sana... berarti bukan menganggapnya sebagai beban. Tapi, menjadi bagian dari kisah perjalanan yang harus kita lewati sebelum sampai di tempat yang menjadi tujuan utama kita.

Jalan yang kita tempuh masih sangat panjang. Masih ada banyak kisah yang belum kita selesaikan, bahkan belum kita mulai. Masih ada banyak tempat yang harus kita kunjungi dan singgahi. Masih ada banyak orang baik yang harus kita temui dan kenal. Masih ada banyak hal yang harus kita pelajari tentang hidup dan kehidupan. 

\^o^/

Tentang Hati: Pilihan untuk Pergi atau Tetap Tinggal 2

credit pict: https://www.123rf.com

Hola... hai... apa kabar? Apa kabar hati? Apa kabar hari? Apa kabar semuanya?Hehe... \^o^/

Ada yang pernah bertemu satu hari, atau mungkin beberapa hari di mana kita sendiri bingung harus melakukan apa? Binngung harus berbuat apa? Bingung harus mulai dari mana? Bingung untuk menentukan langkah apa yang harus diambil? Bingung terhadap waktu dan keadaan yang seolah tak adil karena selalu menempatkan kita pada posisi yang tak nyaman, posisi yang sulit? Bingung karena di satu sisi, kita ingin segera pergi, tempat di mana kita berada ssekarang belum mengizinkan untuk pergi? Kalaupun pada akhirnya kita harus memilih pergi, entah tempat mana yang harus kita singgahi berikutnya. 

Sampai akhirnya, kita memilih untuk beristirahat dari banyak hal, memilih menepi sendiri. Beristirahat dan menepi... entah karena apa dan untuk siapa? Karena yang sedang kita sapa dan hadapi bukanlah lelah, tapi hati. Hati yang selalu rumit. Hati yang selalu memiliki sudut pandangnya sendiri. Sudut pandang yang sulit dipahami.

Hati manusia memang unik... selain sulit dipahami, hati bisa berubah-ubah dalam tempo yang tidak bisa ditentukan, bahkan oleh pemiliknya sendiri. Beberapa hari yang lalu mungkin kita memilih untuk singgah lebih lama di tempat yang sebenarnya tidak lagi menjadi tempat yang nyaman. Hati memilih untuk menyelesaikan tanggung jawab di sana. Kemarin... kita masih memilih untuk menunggu kesempatan, bukan mencari kesempatan.

Tapi hari ini, pilihan hati itu mulai berubah. Mungkin karena ada seseorang yang tiba-tiba memilih pergi dari tempat itu. Sementara kita yang sudah cukup lama memikirkan untuk pergi, justru masih tetap bertahan. Seseorang itu memilih pergi karena ingin melangkah maju, ingin mengubah keadaan menjadi lebih baik di tempat yang baru. 

Bukan hanya karena seseorang yang akan segera pergi. Tapi karena kita pun dihadapkan pada pertanyaan ‘kapan kamu berani untuk berubah?’ Kalau kita tetap bertahan di sana, keinginan untuk berubah itu mungkin harus tertunda untuk waktu yang cukup lama. Pertanyaan selanjutnya ‘kapan kamu mau dan mampu membahagiakan ibu dan ayah?’ Kita tidak hanya hidup seorang diri. Ada ibu dan ayah yang selalu menyebut nama kita dalam doa-doa mereka. Ada ibu dan ayah yang setiap hari menjaga harapan agar suatu saat nanti, kita bisa menjadi tempat mereka bersandar di hari tua mereka. Sementara, kalau kita terus bertahan di tempat yang sama, apakah kelak kita bisa membahagiakan mereka dengan cara yang terbaik? 

Tidak sampai di sana.... Lagi-lagi inilah salah satu ujian hati. Ketika hati sudah menemukan alasan untuk pergi, tapi hati belum menemukan tampat baru untuk disinggahi. Kalaupun ada, tempat baru itu berada di tempat yang sangat jauh. Tempat baru itu mengharuskan kita berpisah sementara dengan orang-orang yang kita sayang. Sanggupkah kita berpisah dan jauh dari mereka?

Alasan untuk pergi sudah digenggam, tapi tempat baru untuk disinggahi belum juga ditemukan. Sementara waktu terbaik untuk menyampaikan alasan kita untuk pergi akan segera datang. Kalaupun lagi-lagi kita harus memilih menunda kepergian kita, tempat yang masih kita singgahi akan berubah menjadi tempat yang semakin tidak nyaman. Kita pun akan semakin sulit untuk pergi. Kenapa? Karena kita memang masih sangat dibutuhkan di sana.

Tentang hati, tentang pilihannya untuk pergi atau tetap tinggal. Selalu menjadi tugas yang tak pernah sederhana. Masing-masing pilihan membawa konsekuensi dan tanggung jawab yang harus kita hadapi.

Tentang pilihan untuk pergi atau tetap tinggal... haruskah kita kembali menyerahkan pada waktu dan keadaan untuk memilih pilihan yang terbaik? Atau... haruskah kita memulai langkah baru? Langkah baru yang mengantarkan kita pada dunia baru. Dunia baru yang mungkin penuh tantangan dan mengharuskan kita bersahabat baik dengan masalah dan resiko.

\^o^/