Monday, September 30, 2019

About Planning


credit pict: i.pinimg.com

Du... du... du... du.... Hehe... ada apa dengan hari ini? Ada banyak hal yang mungkin terjadi, baik hal yang sesuai dengan rencana, sedikit meleset dari rencana, ataupun sangat jauh dari rencana. Apakah kita bukan planner atau eksekutor yang baik? Emmm... mungkin. Kekekeke.... 

Serinci apapun, sebaik apapun, sesempurna apapun sebuah rencana, kalau kita belum siap untuk melaksanakan, kalau lingkungan belum siap untuk mendukung, pastilah tercapainya target 100% dari rencana jarang tercapai. Beberapa persen akan terbang bersama angin dan berlalu begitu sajaaaah....

Kalau rencana belum bisa tercapai sesuai target, apa yang harus kita lakukan? Introspeksi diri pastinya. Hehehehehe.... Bukan sok bijak, tapi ini berdasarkan pengalaman hari ini. Dari satu... dua... tiga... rencana yang tersusun rapi hari ini, ada yang sedikit meleset dari target. Bahkan, ada yang sama sekali belum dilaksanakan, masih utuh.

Jadi... kembali ke introspeksi. Introspeksi diri itu harus. Kenapa? Karena kita harus tahu dulu, apa yang membuat rencana yang sudah kita susun rapi sulit terlaksana. Apa kita yang salah menyusun, atau malas-malasan melaksanakan rencana pada hari H. Atau mungkin, ada alasan lain, alasan yang kita sendiri pun tidak bisa mengendalikan ‘kedatangannya’. 

Setelah tahu apa penyebabnya, lalu apa lagi yang harus kita lakukan? Satu hal yang paling penting, jangan pernah menyalahkan diri sendiri, orang lain, ataupun keadaan. Memaafkan akan jauh lebih baik. Dengan memaafkan, kita akan lebih mudah untuk memahami mengapa kita harus menempuh jalan yang lebih berliku untuk mewujudkan rencana yang seharusnya sederhana. Atau, memahami mengapa kita harus menunda rencana. Mungkin, hari ini bukanlah waktu yang terbaik. Masih ada hari esok, lusa, dan banyak hari yang akan kita miliki nanti. 

Kalaupun ternyata kita memang harus merubah total rencana sebelumnya ataupun membuat rencana yang baru, memaafkan akan memudahkan kita menyusun rencana yang baru. Selain itu, memaafkan juga akan mengurangi lelah yang akan datang nantinya. 
Dan... about planning... tentang rencana yang telah, sedang, ataupun akan kita susun dan wujudkan nantinya, berusahalah untuk memberikan yang terbaik. Kalaupun hari ini kita belum bisa mewujudkan rencana dengan baik, harus menunda, ataupun harus mengubah rencana awal, itulah skenario Alloh SWT untuk mengajarkan kita tentang bagaimana memahami dan memaafkan diri sendiri, orang lain, ataupun keadaan.

\^o^/

Monday, September 23, 2019

Tentang Waktu dan Kisah yang Baru


credit pict: https://www.quora.com

Ada berapa banyak orang yang kita temui hari ini? Hari ini, mungkin kita bertemu ratusan orang. Namun, hanya beberapa saja yang berkesan. Hanya satu, dua, atau tiga nama baru yang berhasil terekam dalam ingatan. Di antara mereka tadi, akan ada yang membuat kita ‘dag-dig-dug’, kagum, kepo, ingin bertemu lagi dan lagi. Ada juga yang akan membuat kita sedih, marah, atau bahkan tidak ingin bertemu dia lagi dan lagi. Begitulah, first impression yang nantinya akan menentukan bagaimana kita berkenalan, menjalin hubungan lebih lanjut, dan membangun kisah bersama ‘orang asing’. 

Namun, perlahan kesan pertama mungkin hanya akan menjadi ‘kenangan yang tak berkesan’. Kenapa? Karena setelah kita mengenalnya lebih jauh, hati justru mengatakan “cukup sampai di sini, kamu mengenalnya.” Akan ada beberapa hal yang membuat kita tidak nyaman, atau justru dialah yang merasa tidak nyaman berada di dekat kita. 

Di sisi lain, seseorang yang pada kesan pertama seperti akan menjadi musuh bebuyutan, justru bisa menjadi teman baik, sahabat, saudara, bahkan pasangan hidup. Kenapa? Karena seiring berjalannya waktu, justru dia atau merekalah yang membuat kita merasa nyaman, membebaskan kita menjadi diri sendiri, membantu kita menjadi lebih baik. Untuk kesan pertama yang begitulah adanya, akan menjadi kenangan manis dari dua orang asing yang belum saling mengenal. 

Waktu akan selalu menyimpan misteri untuk kisah yang akan kita jalani. Waktu akan membawa kita bertemu dengan orang baru, berpisah dengan orang lama. Waktu akan mengajarkan kita bahwa setiap hati memiliki kisahnya masing-masing. Kisah yang sudah, sedang, dan akan membawa bahagia ataupun luka. Kisah yang akan membuat kehidupan seseorang berubah, entah ke arah yang lebih baik, atau justru sebaliknya. Kisah yang nantinya akan dikabarkan pada orang lain, atau cukup disimpan sendiri. Semua... tergantung pilihan masing-masing hati.

\^o^/



Friday, September 20, 2019

Move On: Wacana atau Realita 2


 
 credit pict: https://id.pinterest.com

Mungkin... sudah satu tahun lebih waktu menjadi jarak antara kita, menjadi jeda antara rasa yang dulu pernah ada dengan rasa yang kini perlahan mulai berubah. Ternyata memang benar, kalau waktu adalah pengobat paling baik. 

Wahai hati, sudahkah kamu move on? Belum pastinyaaaa.... Kekekeke.... \^o^/ Sudah sekian purnama padahal.... Tapi setidaknya, hati ini sudah mulai sembuh, sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Lalu, kenapa belum move on juga? Karena dia memang masih tersimpan di tempat yang masih sama, di hati. Tempatnya masih spesial. Hanya saja, rasa ini perlahan mulai berubah. Bukan karena hadirnya seseorang yang siap menggantikan dia, tapi karena waktu mengajarkan hati untuk menerima takdir cinta (kayak lagunya Teh Ocha...\^o^/). 

Iya, takdir tentang cinta yang tak harus memiliki. Dia datang sebagai seseorang yang baik. Seseorang yang mengenalkan tentang rasa nyaman. Dulunya, dia memang orang asing. Tapi, tak perlu waktu lama untuk menemukan kenyamanan di dekatnya. Bukan hanya di dekatnya, mengingat kembali kenangan tentangnya atau sekadar berkabar dengannya pun sudah membuat hati nyaman. Tapi ternyata, takdir mengharuskan dia kembali menjadi orang asing. Hanya kenangan tentangnya yang berhak untuk disimpan. Tentang rasa yang masih ada ini, biarkanlah waktu yang akan kembali menjadi penyembuhnya.

Lalu, bagaimana dengan hati yang masih teramat sering bertemu rindu? Rindu tentang dia, rindu tentang kenangan bersamanya, rindu yang terkadang membawa sedikit harapan untuk suatu saat nanti bertemu dengannya. 

Perlahan, waktu juga mengajarkan untuk melepaskan rindu itu. Waktu jugalah yang akan mengajarkan untuk melepaskan dia bahagia dengan pilihan hatinya. Melepaskan memang bukan hal yang mudah. Ada yang bilang, kalau melepaskan jauh lebih sulit dari mempertahankan. Tapi cepat atau lambat, melepaskan menjadi sebuah keharusan. Nikmatilah perjalanan waktu yang akan mengenalkan kita pada pengalaman-pengalaman baru dan orang-orang baru yang akan kita temui nantinya. Mungkin saja, di anatara orang baru itu, ada ‘satu’ yang kelak menjadi takdir kita. 

\^o^/