credit pict: https://id.pinterest.com
Adakah yang sudah memproklamirkan diri untuk move on, tapi hati masih betah stay on? Pasti banyak. Termasuk yang baru nulis ini.... Wakaka...
Kalau ditanya
“Gimana, udah move on belum?”
Rata-rata jawabannya pasti seperti ini, “Udah dong. Ngapain lama-lama galau.”
Padahal hatinya bilang begini “Beluuuuum, susah banget nglupain satu orang itu....
Huhuhuhuhu....”
Ada juga yang
setiap hari sibuk melupakan kenangan-kenangan bersama si dia. Cara melupakannya
macam-macam. Ada yang setiap hari posting quotes-quotes yang intinya ingin
menyatakan pada dunia kalau sudah move on,
sekarang sudah bahagia, dan siap menyambut lembaran-lembaran baru. Ada yang
posting foto-foto dengan wajah ceria dan caption “move on”.
Namun, untuk yang
berhari-hari sibuk melupakan tadi, ketika pada suatu kesempatan bertemu si dia,
boooom...! Rasa untuk si dia ternyata masih sama. Kalau pun rasa itu berkurang
beberapa persen, hari itu, saat pertemuan itu terjadi, perasaan itu justru
semakin besar. Melihat wajah dan senyumannya, mendengar suaranya, dan menjawab
sapaan hangatnya, membuat strategi move
on tiada guna. Ternyata selama ini kita masih merindukan si dia. Kita masih
belum bisa melupakan si dia. Move on
pun hanya menjadi sebuah wacana.
Masalah move on yang paling utama adalah
susahnya melupakan. Melupakan kenangan memang mudah. Melupakan perasaan, itu
yang paling susah. Kenapa? Karena sudah ada hati yang terlibat di sana.
Pokoknya, kalau sudah soal hati, riweuh pokok na mah. Kita bisa membuat
kenangan yang sama dengan orang yang berbeda, tapi rasanya pasti juga berbeda.
Kadar bahagianya, sedihnya, indahnya, dan bermaknanya pasti berbeda. Kenapa
lagi? Karena ini masalah hati.
Dari banyaknya
anggota barisan gagal move on tadi,
alasan susah move on yang paling
banyak adalah karena si dia sangat berbeda, spesial. Sudah terlalu banyak
kenangan bersama dia yang sangat sulit untuk begitu saja dilupakan. Atau
terlepas dari semua kelebihan dan kekurangan si dia, dialah satu-satunya orang
yang bisa membuat kita merasa aman dan nyaman. Semakin dalam perasaan, semakin
istimewa seseorang... maka move on
pun menjadi perkara yang hanya menjadi angan-angan dan sulit terealisasi (Mohon
maaf ya, ini ngomongin move on
bahasanya mengarah ke pertempuran wakakak).
Lalu, kalau sudah
seperti itu kenapa harus menjauh dan berpisah? Terus, harus susah-susah
menempuh jalan move on kan...! Untuk
yang ini sepertinya agak susah dibahas di postingan ini.... Soalnya pasti
panjang kali lebar lagi \^o^/
Kalau tadi ada
barisan gagal move on, di tempat lain
ada banyak juga yang menjadi anggota barisan sukses move on. Apa mereka berhasil move
on karena rasa mereka yang miliki belum terlalu dalam, atau si dia bukan
orang yang istimewa di hati mereka? Bukan itu alasannya. Kalau itu alasannya
mereka tidak perlu move on, ya kan?
Lalu, kenapa
mereka bisa menjadikan move on itu
tidak hanya sekadar wacana, tapi mengubahnya menjadi realita? Kuncinya ada di
hati masing-masing, ikhlas. Ikhlas untuk melupakan. Ikhlas di sini bukan
berarti kita mesti harus segera melupakan. Tapi, nikmati proses melupakan itu.
Jangan dipaksakan kalau belum mau melupakan. Proses melupakan, apalagi melupakan
perasaan itu panjang, bahkan berliku. Kadang kenangan bersama si dia menjadi
ujian paling berat karena mungkin perasaan yang dulu pernah ada jadi timbul
tenggelam tak tentu arah, kayak kapal. Kapalnya mau karam lagi. Haduuuuh...
bercanda.com... \^o^/
Yang perlu
dilupakan itu perasaannya, bukan kenangannya. Kenangan-kenangan itu biarlah menjadi
cerita hidup kita nanti. Setiap saat kita bisa mengingat kenangan indah bersama
si dia, tapi kalau perasaan kita sudah berubah, pasti kenangan itu ya tinggal
kenangan. Ngga akan sakit dan nyesekin kok, walaupun kita masih ingat
kenangan-kenangan indah sama si dia. Jadi, kenangan bukan lagi musuh kan kalau
kita sudah berdamai dengan perasaan kita untuk si dia?
Kalau hati kita
sudah ikhlas, walaupun perpisahan si dia menyakitkan, kita pasti bisa membuka
lembaran baru dengan lebih mudah. Perasaan cinta atau sayang yang dulu pernah
ada juga tidak perlu berubah menjadi benci. Selain itu, yang pasti kita akan
lebih siap membuka hati kita untuk seseorang yang kelak mengisi hati kita.
Jadi, untuk saat
ini kalau move on kita baru menjadi
sebuah wacana dan belum menjadi realita, tidak mengapa \^o^/ Nikmati seluruh
prosesnya. Kita boleh sedih, galau, tapi jangan lama-lama. Hidup ini indah,
jangan dilewatkan begitu saja hanya karena si dia. Peace....
Kalau masih susah
lupa karena yang dia buat sungguhlah indah (ala-ala Raisa), ayuuh kita belajar move on sama-sama. Kita cari rumus move on sama-sama.... Yang di sini juga
baru belajar move on, belajarnya
sampai jatuh bangun pula...
\^o^/
No comments:
Post a Comment