Tuesday, December 5, 2017

Move On: Wacana atau Realita 1



Adakah yang sudah memproklamirkan diri untuk move on, tapi hati masih betah stay on? Pasti banyak. Termasuk yang baru nulis ini.... Wakaka...

Kalau ditanya “Gimana, udah move on belum?” Rata-rata jawabannya pasti seperti ini, “Udah dong. Ngapain lama-lama galau.” Padahal hatinya bilang begini “Beluuuuum, susah banget nglupain satu orang itu.... Huhuhuhuhu....” 

Ada juga yang setiap hari sibuk melupakan kenangan-kenangan bersama si dia. Cara melupakannya macam-macam. Ada yang setiap hari posting quotes-quotes yang intinya ingin menyatakan pada dunia kalau sudah move on, sekarang sudah bahagia, dan siap menyambut lembaran-lembaran baru. Ada yang posting foto-foto dengan wajah ceria dan caption “move on”. 

Namun, untuk yang berhari-hari sibuk melupakan tadi, ketika pada suatu kesempatan bertemu si dia, boooom...! Rasa untuk si dia ternyata masih sama. Kalau pun rasa itu berkurang beberapa persen, hari itu, saat pertemuan itu terjadi, perasaan itu justru semakin besar. Melihat wajah dan senyumannya, mendengar suaranya, dan menjawab sapaan hangatnya, membuat strategi move on tiada guna. Ternyata selama ini kita masih merindukan si dia. Kita masih belum bisa melupakan si dia. Move on pun hanya menjadi sebuah wacana.

Masalah move on yang paling utama adalah susahnya melupakan. Melupakan kenangan memang mudah. Melupakan perasaan, itu yang paling susah. Kenapa? Karena sudah ada hati yang terlibat di sana. Pokoknya, kalau sudah soal hati, riweuh pokok na mah. Kita bisa membuat kenangan yang sama dengan orang yang berbeda, tapi rasanya pasti juga berbeda. Kadar bahagianya, sedihnya, indahnya, dan bermaknanya pasti berbeda. Kenapa lagi? Karena ini masalah hati.

Dari banyaknya anggota barisan gagal move on tadi, alasan susah move on yang paling banyak adalah karena si dia sangat berbeda, spesial. Sudah terlalu banyak kenangan bersama dia yang sangat sulit untuk begitu saja dilupakan. Atau terlepas dari semua kelebihan dan kekurangan si dia, dialah satu-satunya orang yang bisa membuat kita merasa aman dan nyaman. Semakin dalam perasaan, semakin istimewa seseorang... maka move on pun menjadi perkara yang hanya menjadi angan-angan dan sulit terealisasi (Mohon maaf ya, ini ngomongin move on bahasanya mengarah ke pertempuran wakakak).

Lalu, kalau sudah seperti itu kenapa harus menjauh dan berpisah? Terus, harus susah-susah menempuh jalan move on kan...! Untuk yang ini sepertinya agak susah dibahas di postingan ini.... Soalnya pasti panjang kali lebar lagi \^o^/

Kalau tadi ada barisan gagal move on, di tempat lain ada banyak juga yang menjadi anggota barisan sukses move on. Apa mereka berhasil move on karena rasa mereka yang miliki belum terlalu dalam, atau si dia bukan orang yang istimewa di hati mereka? Bukan itu alasannya. Kalau itu alasannya mereka tidak perlu move on, ya kan? 

Lalu, kenapa mereka bisa menjadikan move on itu tidak hanya sekadar wacana, tapi mengubahnya menjadi realita? Kuncinya ada di hati masing-masing, ikhlas. Ikhlas untuk melupakan. Ikhlas di sini bukan berarti kita mesti harus segera melupakan. Tapi, nikmati proses melupakan itu. Jangan dipaksakan kalau belum mau melupakan. Proses melupakan, apalagi melupakan perasaan itu panjang, bahkan berliku. Kadang kenangan bersama si dia menjadi ujian paling berat karena mungkin perasaan yang dulu pernah ada jadi timbul tenggelam tak tentu arah, kayak kapal. Kapalnya mau karam lagi. Haduuuuh... bercanda.com... \^o^/

Yang perlu dilupakan itu perasaannya, bukan kenangannya. Kenangan-kenangan itu biarlah menjadi cerita hidup kita nanti. Setiap saat kita bisa mengingat kenangan indah bersama si dia, tapi kalau perasaan kita sudah berubah, pasti kenangan itu ya tinggal kenangan. Ngga akan sakit dan nyesekin kok, walaupun kita masih ingat kenangan-kenangan indah sama si dia. Jadi, kenangan bukan lagi musuh kan kalau kita sudah berdamai dengan perasaan kita untuk si dia?

Kalau hati kita sudah ikhlas, walaupun perpisahan si dia menyakitkan, kita pasti bisa membuka lembaran baru dengan lebih mudah. Perasaan cinta atau sayang yang dulu pernah ada juga tidak perlu berubah menjadi benci. Selain itu, yang pasti kita akan lebih siap membuka hati kita untuk seseorang yang kelak mengisi hati kita.

Jadi, untuk saat ini kalau move on kita baru menjadi sebuah wacana dan belum menjadi realita, tidak mengapa \^o^/ Nikmati seluruh prosesnya. Kita boleh sedih, galau, tapi jangan lama-lama. Hidup ini indah, jangan dilewatkan begitu saja hanya karena si dia. Peace.... 

Kalau masih susah lupa karena yang dia buat sungguhlah indah (ala-ala Raisa), ayuuh kita belajar move on sama-sama. Kita cari rumus move on sama-sama.... Yang di sini juga baru belajar move on, belajarnya sampai jatuh bangun pula... 

\^o^/

No comments:

Post a Comment