credit pict: https://jagokata.com
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
...
Bertepatan dengan
Hari Kartini, 21 April 2018, postingan kali ini
tentang Ibu Kartini, sosok pahlawan emansipasi. Hari ini, petikan syair lagu Ibu Kita Kartini (karya: W.R. Supratman) di atas pasti
menggema di seluruh penjuru tanah air. Selamat Hari Kartini untuk seluruh
perempuan Indonesia.... \^o^/
Selain lagu Ibu
Kita Kartini, untuk merayakan Hari Kartini, salah satu stasiun tv menayangkan
film ‘Kartini’ (bukan iklan yaaa...). Jadi, ceritanya, sore tadi
baru nonton film ‘Kartini’ (filmnya sudah dirilis tahun lalu sepertinya).
Sekarang, tentang
filmnya dulu yaaa.... Dari awal sampai akhir ceritanya, dialog antara
R.A. Kartini dan ibundanya (Ibu Ngasirah) paling menyentuh, paling sakit sekaligus
paling indah. Dialog singkat tapi dalam itu, mungkin menjadi ‘sedikit’ gambaran
tentang luka, pengorbanan, sekaligus harapan mereka untuk kebebasan.
Selanjutnya,
setelah filmnya, tentang sosok R.A. Kartini. Beliau adalah sosok perempuan
Indonesia yang ramah, selalu lembut, halus, sopan, dan santun dalam bersikap
dan bertutur kata. Tapi dibalik sosoknya yang ayu, beliau memiliki tekad,
semangat, dan harapan yang kuat untuk memperjuangkan hak-hak kaumnya, membangun
bangsanya.
Pada masanya, R.A.
Kartini berjuang dalam bidang pendidikan melalui goresan pena dan
sekolah-sekolah yang didirikan untuk anak perempuan pribumi. Beliau mendobrak
adat dan tradisi yang memenjarakan hak-hak kaum perempuan, tanpa melupakan jati
dirinya, tanpa melupakan tugas dan kewajibannya sebagai perempuan dan ibu, tanpa
sedikit pun kehilangan rasa cintanya pada tanah kelahirannya.
Cita-cita besar dan
perjuangan tanpa henti R.A. Kartini bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk
kaum perempuan yang hak-haknya sengaja ‘dilupakan’. Bukan hanya kaum lelaki dan
kaum bangsawan yang berhak memperoleh pendidikan. Kaum perempuan pun berhak
untuk memperoleh pendidikan yang layak, dari manapun mereka berasal.
Perjuangan R.A.
Kartini mengajarkan pada Kartini-Kartini muda Indonesia, bahwa dari manapun,
dari bidang manapun kita berasal, kita berhak dan berkewajiban memiliki
cita-cita yang tinggi, memberikan yang terbaik dari apa yang kita punya dan
kita bisa, dan memberi manfaat untuk orang lain.
...
Khusus hari ini, no baper-baper dulu
yaaak... hehe... Kartini-Kartini muda Indonesia harus kuat, tidak boleh menjadi
perempuan yang lemah dan mudah putus asa. Jangan hanya karena masalah stay on
dan baper berkepanjangan, cita-cita menjadi terlupakan.
\^o^/
No comments:
Post a Comment