credit pict: quotesnsayings.net
Hari ini, kita kembali pada kisah hati. Setelah rasa ragu, cemburu, dan rindu bertemu, saling beradu, menjadi satu, bagian penting dari kisah hati adalah tentang kesetiaan. Kesetiaan hati harus menghadapi ujian yang berasal dari hati itu sendiri, hati yang mulai berubah.
Hati yang mulai
berubah, entah kapan saat itu akan datang. Entah kemarin, hari ini, besok, atau
mungkin hari-hari besoknya lagi. Lalu, apa yang berubah dari hati? Bisa tentang
rasa nyaman saat bersamanya, tentang rasa bahagia saat bersamanya, tentang rasa
rindu untuknya, tentang tinggi rendahnya kadar rasa sayang dan cinta untuknya, tentang
harapan untuk menjalani kisah yang lebih panjang bersamanya, tentang pilihannya
untuk bertahan.
Kenapa hati berubah-ubah?
Karena....
Pertama, karena kita bertemu orang baru, atau
mungkin seseorang dari masa lalu. Dari banyaknya orang baru yang datang, kita
akan menemukan seseorang yang membuat kita merasa nyaman. Rasa nyaman yang
kadang menjadi lebih berbahaya dari jatuh cinta. Rasa nyaman yang sudah
terlanjur tumbuh itu, mulai menyadarkan kita bahwa seseorang yang baru kita
kenal itu, perlahan memiliki tempat penting di hati. Kita pun mulai merasa bersalah.
Pada siapa? Pada ‘dia’ yang sebelumnya sudah menjadi pilihan hati kita. Bahkan,
‘dia’ pun bersedia memilih kita sebagai pilihan hati.
Selain orang baru,
seseorang dari masa lalu juga dapat membuat hati tidak menentu, entah akan ke
arah mana hati akan menuju. Apalagi kalau yang datang adalah cinta pertama
ya.... Kenangan-kenangan indah saat masih bersama, rasa yang mungkin masih
tertinggal. Saat pertemuan kembali itu terjadi, sudah saatnya untuk siap sedia
menghadapi ujian hati.
Masa lalu memang
selalu ada di belakang. Entah akan kita simpan rapi, kita lupakan, ataupun kita
maafkan, tergantung pilihan hati masing-masing. Ketika seseorang yang berasal
dari masa lalu datang, seindah apapun kenangan bersamanya dan sedalam apapun
perasaan yang pernah ada untuknya, satu
hal yang penting di sini, jatuh cinta itu
indah, patah hati itu sakit, dan move on untuk kebaikan dan kebahagiaan diri
itu harus.
Kedua, karena bertemu masalah. Masalah yang
seperti apa? Bisa masalah yang besar. Tapi, bisa juga karena masalah yang
kecil, tapi terus-menerus terjadi. Masalah yang datang silih berganti menjadi
ujian hati. Ujian yang kelak menguatkan sebuah hubungan, menjadi alasan
bertahannya sebuah hubungan, meyakinkan hati bahwa ‘dia’-lah pelabuhan hati
kita nanti. Namun, di sisi lain masalah juga bisa menjadi ujian yang justru
melemahkan sebuah hubungan, menjadi alasan berakhirnya sebuah hubungan,
menentukan keputusan untuk menjadikan ‘dia’ sebaagai teman, bukan lagi pilihan
hati.
Suatu saat nanti,
mungkin hati akan berubah. Entah karena bertemu seseorang yang baru hadir dalam
kehidupan kita, atau bertemu seseorang dari masa lalu. Orang baru yang membuat
kita merasa nyaman, seseorang dari masa lalu yang membawa kembali kenangan dan
rasa yang mungkin masih tertinggal. Atau mungkin karena harus bertemu masalah.
Entah masalah besar ataupun masalah kecil yang terus menerus terjadi, sampai
mengantarkan kita pada titik jenuh.
Suatu saat nanti,
mungkin hati akan berubah. Hati yang berubah akan menguji hati, menguji
kesetiaan hati. Saat itulah, kita akan dihadapkan pada pertanyaan, ketika hati
kita mulai berubah, ketika rasa yang menurut kita adalah rasa cinta itu
terbagi, haruskah kita mempertahankan sebuah hubungan? Bukankah dengan memilih
tetap bertahan, justru membuat kita tidak bahagia?
Suatu saat nanti,
mungkin hati akan berubah. Tapi, kesetiaan adalah sebuah pilihan. Tentang
kesetiaan, meskipun hati mulai berubah, kita akan memilih untuk tetap kembali
pada satu hati yang sama. Satu hati yang kelak akan menjadi tempat kita pulang,
sejauh apapun kita pergi.
Lalu, bagaimana ketika kita sudah memilih
untuk tetap setia, justru ‘dia’-lah yang memilih tidak setia? Atau di kisah
yang lain, karena memilih setia, kita justru menjadi lebih sering melupakan
caranya bahagia. Rasa yang sebelumnya bernama cinta, perlahan berubah menjadi
rasa sayang sebatas teman. Haruskah kita tetap memilih bertahan, atau justru
harus memilih untuk meninggalkan? Hehehehe.... tunggu postingan “Kisah Hati” selanjutnya
ya....
\^o^/
Related Post:
No comments:
Post a Comment