Sunday, April 29, 2018

Tentang Waktu yang Takkan Pernah Terulang

credit pict: https://www.quora.com

Satu... dua... tiga... empat... lima... enam... tujuh.... Setiap detik waktu terus berjalan, membawa kisahnya sendiri. Kisah tentang pertemuan ataupun perpisahan, kisah tentang hati yang mulai jatuh cinta ataupun patah hati, kisah tentang keberhasilan ataupun kegagalan, kisah tentang waktu untuk berjuang ataupun melepaskan, kisah tentang kerinduan dan usaha untuk melupakan. (“Sebuah Usaha Melupakan” sebuah buku dari Boy Chandra..... Ada yang sudah pernah bertemu dan menyapa bukunya? Hehehehe... untuk hati yang masih dilanda galau dan baper, sedang dalam proses move on, buku ini recomended.... selain “Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai”... \^o^/ )

Okeeh... lanjut tentang waktu, tentang waktu yang terus berjalan, tentang waktu yang tak pernah terulang. Waktu bersama keluarga, bersama sahabat, bersama orang-orang tersayang, bersama tugas-tugas dan pekerjaan, bersama cita-cita yang masih ‘bersedia menunggu’. 

Hidup dan kehidupan yang kita miliki jauh berbeda dari tayangan sebuah video yang bisa kita pause, stop, skip, atau replay, sesuai keinginan. Dalam sebuah tayangan video, kita bisa menekan tombol pause, bahkan stop ketika sudah bosan, lelah, ataupun ingin secepatnya memutar video yang lain. Atau, kita akan memilih tombol skip untuk langsung melihat tayangan yang paling kita sukai. Bagian lain yang menurut kita tidak penting, dengan mudah kita lewati begitu saja, tanpa kesan. Kita pun bisa menekan tombol replay untuk mengulang-ulang part atau bagian yang menyenangkan hati. 

Tapi, hidup dan kehidupan bukanlah sebuah tayangan video yang bisa dengan mudah kita atur dengan remote control. Kita berada pada waktu yang terus berjalan, tak pernah bisa terulang, sekuat apapun kita berusaha dan meminta. Kalau boleh meminta, mungkin kita ingin terus menerus berada pada waktu yang menempatkan kita pada cerita bahagia bersama orang-orang yang kita sayangi, waktu mereka semua masih lengkap. Belum ada satupun yang pergi. Kita belum mengenal sedihnya perpisahan dan sakitnya kegagalan. Sayangnya, kita tidak memiliki tombol reply kehidupan. Kita hanya bisa memiliki dan menyimpan baik-baik kenangan indah itu. 

Ketika harus berada dalam keadaan yang paling sulit, sebagian dari kita pasti ingin waktu secepatnya berlalu. Untuk apa lama-lama bersahabat dengan keadaan yang tidak nyaman ini? Tapi, sayangnya lagi-lagi tidak ada tombol pause ataupun skip, apalagi tombol stop. Tidak ada tombol pause yang bisa kita pilih untuk menghentikan waktu kita walaupun sebentar, membuat masalah bersabar untuk menunggu. Tidak ada tombol skip yang membantu kita menghindari ataupun mempersingkat waktu kita bersama keadaan yang tidak nyaman itu. 

Kalaupun sekarang kita berada pada waktu yang paling sulit, artinya sudah saatnya untuk tumbuh dewasa. Sudah saatnya belajar memilih dan membuat keputusan. Sudah saatnya belajar bertanggung jawab. Sudah saatnya mengendalikan perasaan kita sendiri. Tidak perlu betah lama-lama bersama perasaan yang membuat hati menjadi tidak nyaman. Sudah saatnya belajar bahwa bahagia tidak datang begitu saja tanpa alasan. Terkadang, kita memang harus menciptakan bahagia kita sendiri di tengah keadaan yang paling sulit sekalipun. 

Kalaupun sekarang kita berada pada waktu yang mengizinkan kita berbahagia dengan apa yang sudah kita capai ataupun miliki, jangan lupa membahagiakan orang-orang yang kita sayang. Jangan lupa berbagi waktu bersama mereka yang mungkin sudah sangat merindukan kita di rumah. 

Kalaupun sekarang kita berada pada waktu untuk menunggu, kita masih bisa menciptakan bahagia. Baper, galau, ataupun gegananya tidak perlu lama-lama kan? (Kekekekekeke.... Mengingatkan diri sendiri... \^o^/). Kita pun masih bisa belajar dan melakukan banyak hal yang bermanfaat selama menunggu. Sayang kan, kalau waktu kita menunggu berlalu begitu saja tanpa kesan? 

Hidup dan kehidupan memang tidak memberikan kita tombol pause untuk menghentikan sementara waktu kita. Tapi, kita harus memiliki waktu untuk beristirahat, walaupun sebentar. Kapankah waktunya? Ketika kita diberi waktu untuk menunggu, ketika lelah benar-benar mengharuskan kita beristirahat sejenak, ketika keluarga meminta kita untuk pulang sebentar.

\^o^/

Related Post:
 

2 comments:

  1. Manfaatkanlah waktu yang ada sekarang ini sebaik mungkin menjalaninya,agar tak ada elhesal di lain hqri,kak

    ReplyDelete