credit pict: holly.co
Halo... hola..
hai... \^o^/
Apa kabar hati? Lelahkah
kamu hari ini? Apakah lelahmu hari ini sanggup mengubah arah mimpimu? Apakah
lelahmu hari ini membuatmu bertanya tentang baik atau burukkah mimpi yang
selama ini kamu perjuangkan? Apakah lelahmu hari ini membuatmu ragu untuk
memperjuangkan mimpimu sampai akhir?
Ketika harus
menyapa lelah, berapa kali sudah kita berpikir untuk menyerah... lalu kalah?
Berulang-ulang kali, beberapa kali, atau justru belum pernah sama sekali? (Note: masih dalam tahap ‘berpikir’ belum
sampai memutuskan untuk menyerah...)
Kenapa pilihan
untuk ‘menyerah’ itu tiba-tiba hadir tanpa undangan, juga tanpa permisi? Karena
terkadang, lelah yang teramat sangat, lelah yang berkepanjangan, lelah yang
belum juga menemukan hasil yang indah, membawa hati pada keraguan. Keraguan
tentang banyak hal, yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Begitulah, manusia
memang tempatnya ragu. Mulai dari hal yang kecil sampai besar, dari hal
sederhana sampai luar biasa. Ragu bisa tiba-tiba datang dan mengubah satu, dua,
tiga, empat, bahkan banyak hal. Entah itu pilihan ataupun sebuah keputusan.
Tapi... selain menjadi
tempat ragu, manusia juga menjadi tempat sabar. Sabar dalam banyak hal. Sabar
yang ‘seharusnya’ tidak ada batasnya. Sabar yang membuat kita menjadi lebih
kuat dari sebelumnya. Ketika ragu datang bersama lelah, kita membutuhkan
kesabaran untuk bertahan.
Kesabaran untuk
bertahan dari rasa ragu yang mungkin akan semakin bertambah setiap harinya.
Rasa ragu yang membuat kita mempertanyakan tentang ‘haruskah kita
memperjuangkan mimpi-mimpi kita sampai akhir, sementara pilihan untuk mundur
dan menyerah terlihat jauh lebih baik?’ Atau pertanyaan tentang ‘sanggupkah
kita berjuang sampai akhir?’ Rasa ragu yang membuat semangat untuk berjuang
berkurang, entah banyak ataupun sedikit. Lalu... mengantarkan kita pada
pertanyaan ‘apakah perjuangan yang selama kita tempuh hanya akan berakhir sia-sia?’
Huaaah...
begitulah, manusia menjadi tempatnya lelah, tempatnya ragu, sekaligus tempatnya
sabar. Jadi, sebesar apapun lelah dan ragu yang datang, selama apapun ragu harus
menghuni hati... harus selalu ada sabar yang menemani perjalanan kita. Ya
kan...? (Diiyain aja ya... biar cepet... kekekekeke..... \^o^/)
Dari tadi cerita
tentang menyapa lelah yang mungkin belum ada indah-indanya ya.... Lalu, adakah
lelah yang indah?
Menyapa lelah yang
indah.... Kapankah lelah yang indah itu datang? Saat kita menemukan dan
menciptakan bahagia di dalamnya, entah cara seperti apa yang akan kita pilih.
Yang penting, bukan dengan cara menyakiti orang lain ataupun merebut
kebahagiaan orang lain. Jadi, lelah yang indah bukan tentang hasil yang harus
selalu ‘indah’, tapi tentang menikmati proses jatuh bangun memperjuangkan apa
yang seharusnya kita perjuangkan sampai akhir. Dan selalu butuh kesabaran dalam
lelah yang indah ini. Tanpa kesabaran, lelah yang indah mungkin hanya akan
menjadi wacana.
Lalu, adakah ragu
yang datang bersama lelah yang indah itu? Ada saatnya rasa ragu juga akan
datang. Tapi... entah bagaimana caranya, ragu itu akan pergi dengan sendirinya.
Jadi... ketika
kita harus berulang kali menyapa lelah, baik yang indah maupun tak indah, saatnya
bersahabat baik dengan rasa sabar. Tidak perlu terlalu cepat menyerah ataupun
berhenti di tengah jalan. Tapi, hanya perlu beristirahat secukupnya... Masih
ada hari esok dan seterusnya untuk kembali berjuang dengan lebih baik lagi.
\^o^/
tunggu apa lagi? BOLAVITA
ReplyDelete