credit pict: quotesideas.com
Sebuah perpisahan
menghadapkan pada dua pilihan, antara meninggalkan atau ditinggalkan. Namun terkadang,
hidup dan kehidupanlah yang sengaja mengantarkan kita pada perpisahan.
Perpisahan bukan lagi tentang pilihan menginggalkan atau ditinggalkan, tetapi tentang
takdir. Tentang takdir yang tidak memberi kesempatan untuk memilih. Tentang takdir
yang harus dijalani, suka-tidak suka, siap-tidak siap, mau-tidak mau.
Untuk hati yang
baru saja menyapa luka dan kesedihan karena sebuah perpisahan, mungkin akan
bertanya “Kalau kita harus berpisah
seperti ini, kenapa dulu kita harus dipertemukan?” atau berandai-andai “Kalau kita tidak pernah bertemu, mungkin
sekarang aku lebih bahagia.”
Pertanyaan tentang alasan
sebuah pertemuan dan perpisahan.
Setiap pertemuan akan berujung pada perpisahan. Ucapan ‘selamat datang’ juga
akan diakhiri dengan ‘salam perpisahan’. Dan begitulah kehidupan, mereka yang
datang suatu saat nanti pasti akan pergi. Kita pun demikian, akan datang dan pergi
dalam kehidupan orang lain.
Kenapa harus
bertemu, jika hanya untuk berpisah? Ada tak terhingga alasan untuk menjawab
pertanyaan ini. Yang pasti, kita bertemu ‘dia’ bukan hanya untuk ‘berpisah’.
Perpisahan bukanlah alasan dari sebuah pertemuan.
Berandai-andai tentang
kehidupan kita yang akan lebih baik, lebih bahagia tanpa kehadirannya. Yakin? Hehehehehe.... Untuk sekarang, saat
ini, beberapa hari ke depan, atau mungkin beberapa minggu ke depan, memang kita
akan bersahabat baik dengan luka. Luka yang mungkin perlahan mengubah rasa dan
kenangan tentang dia.
Perpisahan memang
selalu datang bersama luka. Luka karena rasa yang harus segera dilupakan, rindu
yang tak bisa lagi menemukan obatnya. Tidak ada yang melarang hati untuk
bersedih. Kalaupun kita harus menangis, menangislah. Menangis memang tidak akan
mengubah perpisahan yang sudah terjadi menjadi pertemuan kembali dengan ‘dia’
yang sudah memilih pergi. Tapi, dengan menangis perasaan kita akan jauh lebih
baik. Entah kenapa? Mungkin ada alasan ilmiahnya.... Tapi, seperti itu
biasanya.... Kekekekekeke....
Tidak ada juga
yang melarang kita menepi untuk sementara waktu. Kadang, ketika luka dan
kesedihan karena perpisahan itu datang, kita memang memerlukan waktu untuk
sendiri, quality time bersama hati.
Hati juga perlu disayang loooh.... \^o^/ Apa yang kita lakukan selama menepi
sendiri? Menyembuhkan hati.... Caranya? Setiap hati memiliki cara
masing-masing. Heheheh.... Cara paling sederhana, memahami alasannya datang dan
pergi dalam kehidupan kita. Lalu, memaafkan alasan dan keputusannya untuk
pergi.
Ketika perpisahan
itu datang, tidak perlu susah payah menyalahkan sebuah pertemuan atau
berandai-andai tentang cerita hidup kita yang mungkin akan jauh lebih indah
tanpa kehadirannya. Setiap pertemuan, setiap perpisahan pasti memiliki alasan
masing-masing. Dan perpisahan, bukanlah alasan sebuah pertemuan.
\^o^/
No comments:
Post a Comment