Thursday, March 29, 2018

Karena Cinta Bukanlah 'Arena' Perlombaan


Cinta bukanlah sebuah arena perlombaan. Bukan arena siapa yang lebih cepat mencapai garis finish. Bukan arena siapa yang lebih cepat memiliki hati seseorang yang spesial. 

(credit pict: https://picsart.com)

Jatuh cinta adalah salah satu proses perjalanan hati. Ada yang menempuh proses yang sebentar, bahkan singkat untuk memahami bahwa ada cinta yang sudah tumbuh di hati. Entah sejak kapan cinta itu mulai tumbuh. Yang penting sekarang, cinta itu memang ‘ada’ dan sudah tumbuh semakin dalam setiap harinya. Apakah itu cinta pada pandangan pertama? Atau mungkin hanya butuh waktu beberapa hari saja untuk mengenalnya, untuk menjatuhkan pilihan hati padanya? 

Namun, tidak sedikit juga yang harus menempuh perjalanan yang berliku, membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mengenal dan menyatakan diri bahwa ‘dia sedang jatuh cinta’. Kenapa mereka membutuhkan waktu yang lebih panjang? Kalau ditanya kenapa, jawaban yang paling cepat ditemukan adalah karena itu semua urusan hati masing-masing. Ada hati yang memerlukan waktu lebih panjang untuk mengenal dengan baik seseorang yang baru dikenal. Memerlukan waktu lebih panjang untuk merasa nyaman ketika berada di sampingnya. Memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menyadari bahwa itu bukan hanya nyaman, tapi juga ada rasa yang lain, rasa yang jauh lebih indah, lebih spesial di dalamnya. Memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menumbuhkan cinta di hatinya. 

Jadi, dari mulai jatuh cinta, masing-masing hati memiliki waktu mereka masing-masing. Waktu yang mungkin lebih sering berbeda-beda. Mulai dari waktu kapan bertemu untuk pertama kali, kapan mulai ingin mengenalnya lebih jauh, dan kapan mulai jatuh cinta. 

Setelah jatuh cinta, saatnya memulai perjuangan. Perjuangan untuk ‘menumbuhkan’ cinta di hati seseorang yang menjadi pilihan hati. Sayangnya, ternyata seseorang itu juga menjadi pilihan hati orang lain. Hmmm.... orang lain, bisa orang asing, bisa orang yang kita kenal baik, bisa orang yang sangat dekat dengannya. Bukan hanya kita yang sedang berjuang untuk mendapatkan hatinya.  

Setiap hati memiliki pilihan dan cara mereka masing-masing untuk memperjuangkan cinta mereka. Yang penting, ketika kesempatan untuk memperjuangkan cinta itu datang, pilihlah cara berjuang yang baik. Ketika ada dua hati yang saling jatuh cinta, di tempat lain mungkin ada satu hati yang patah. Setidaknya, dengan memilih cara berjuang yang baik, luka yang tergores di hati tidak datang bersama benci. Meskipun rasa kecewa, sedih, marah itu tetap ada, luka tidak menumbuhkan keinginan untuk menyakiti ataupun untuk merebut kembali. Dengan cara berjuang yang baik, insyaalloh, ketika kita harus menjadi hati yang patah, kita akan lebih mudah untuk melepaskan.

Kembali pada cinta yang bukanlah sebuah arena perlombaan. Ketika memiliki kesempatan untuk memperjuangkan cinta, tidak ada keharusan dan kewajiban untuk mendapatkan hati dan cintanya. Cinta bukanlah garis finish yang harus kita menangkan. Pemenang dalam perjuangan cinta bukan siapa yang lebih dulu dikenalnya. Bukan siapa yang lebih dulu jatuh cinta. Bukan siapa yang bergerak jauh lebih cepat untuk merebut perhatiannya. Bukan siapa yang berjuang habis-habisan untuk merebut hatinya. 

Cinta selalu datang menyapa hati dengan alasannya masing-masing, tidak bisa dipaksakan. Karena itu, kita tidak bisa memaksakan siapa yang akan menjadi pilihan hatinya, siapa yang kelak akan dicintainya. Kita tidak bisa memaksakan pada siapa dan kapan dia harus jatuh cinta. 

Jadi, biarkanlah cinta tumbuh dengan caranya sendiri. Kita memang harus memperjuangkan cinta, tapi berjuanglah dengan cara yang baik. Berhentilah, saat kita memang harus berhenti. Berhenti bukan berarti menyerah dan kalah. Berhenti di sini artinya melepaskan dia untuk bahagia dengan pilihan hatinya sendiri. Berhenti di sini artinya siap untuk belajar bahagia ketika melihatnya berbahagia dengan pilihan hatinya.... (Berat memang, sangat berat malah. Tapi lebih baik berat, daripada menyakiti diri sendiri dan orang yang kita sayang kan?)

Cinta bukanlah sebuah arena perlombaan. Bukan tentang siapa yang menjadi pemenang dan siapa yang harus kalah. Ketika ternyata kita bukanlah pilihan hatinya, bukan berarti kita kalah kan? Kita hanya ‘tidak berjodoh’ dengannya. Sudah saatnya untuk melepaskan dia dan perasaan untuknya. Ketika ternyata kita bukanlah pilihan hatinya, bukan saatnya untuk menumbuhkan benci. Tapi, sudah saatnya untuk menciptakan bahagia dengan cara yang lain, cara yang jauh lebih indah. 

Mengenalnya sebagai orang baik, mendapat kesempatan untuk merasakan indahnya jatuh cinta karenanya, sudah lebih dari cukup. Kalaupun dia bukan jodoh kita, tidak apa-apa kan? Masih bisa menjadi temannya kan? Masih banyak alasan untuk bahagia kan? Kita masih memiliki waktu menunggu seseorang yang sudah ditakdirkan menjadi jodoh kita nanti kan? Mungkin sekarang, belum waktunya bertemu dia. Tapi, masih ada nanti kan? (Banyak ‘kan’-nya yaaa.... Hehehehehe....) 

\^o^/

No comments:

Post a Comment