Penulis :
Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Genre : Remaja
Tahun
Terbit : 2015
Halaman : 348
Harga : Rp 69.000,00
Hehehehe... apa kabar rindu? Masih beratkah kamu? Kalau bicara tentang novel remaja yang satu ini, salah satu hal yang pertama terlintas selain Dilan dan Milea adalah tentang ‘rindu’. Ya kan?
Pengalaman pertama
kali bertemu novel karya Ayah Pidi Baiq ini, diawali dari jatuh cinta pada
dialog indah Dilan. Jadi, beberapa bulan yang lalu, waktu searching images tentang quotes
cinta dan rindu (ketahuan keseringan baper sama sering gagal move on-nya... T_T) tanpa sengaja
bertemu dialog Dilan yang unik, ‘nyleneh’, tapi indah. Hanya Dilan yang bisa
mengucapkan dialog seperti itu. Itulah dialog ‘ajaib’ Dilan yang membuat hati
ingin mengenal lebih jauh tentang Dilan-nya Milea, dialog Dilan tentang rindu.
“Jangan rindu, berat, kau tak akan kuat,
biar aku saja.” (Dilan)
Hehehe... pasti teman-teman
hafal betul dialog ini. Dulu, ya... untuk mengobati rasa penasaran pada dialog
Dilan itu, langkah pertama setelah
bertemu langsung dengan bukunya adalah mencari di halaman berapa dialog Dilan
itu muncul. Satu per satu buka-buka halaman demi halamannya, dan akhirnya sampai
di halaman 297. Yeai... ketemu! Senengnya dulu waktu ketemu halaman ini....
Dialog Dilan untuk Milea dalam adegan yang sebenarnya sederhana, tapi manis,
tapi romantis. Jadi, itulah kesan pertama tentang novel ini.
Lalu.... inilah perkenalan
lebih lanjut dengan novel ini.
Pertama, dari
halaman cover-nya. Warna biru, ada
Dilan berseragam putih abu-abu, bersama motornya, bersama salah satu dialog
Dilan tentang cinta (belum tentang rindu yang berat, masih disimpan di
halaman-halaman selanjutnya.... \^o^/) Halaman cover-nya sederhana, tapi manis, tapi sulit dilupakan. Ada Dilan di
sana, kekekekeke.... Dilan dengan gambaran sosoknya yang sederhana.
Kedua, tentang
ceritanya. Teman-teman yang sudah membaca novelnya berkali-kali, pasti tahu
betul bagaimana lika-liku perjalanan cinta Dilan dan Milea. Dialog-dialog di
dalamnya membuat adegan yang awalnya biasa-biasa saja menjadi istimewa dan
susah dilupakan. Dialog Dilan dan cara Dilan memperlakukan Milea dengan
istimewa membuat pembacanya jatuh cinta pada sosok Dilan, membuat pembacanya
cemburu sekaligus bahagia bersama Milea. Selain tentang cinta, cerita di
dalamnya juga tentang persahabatan dan keluarga.
Ketiga, tentang
tokoh-tokohnya. Hehehehehe.... Ada Dilan, Milea,Bunda(hara), Disa, Ibu dan Ayah
Milea, Airin, Wati, Beni, Nandan, Kang Adi, Piyan, Rani, Anhar, Revi, Susi, Bi
Asih, Ibu Sri, Pak Suripto, Pak Hamid (Kepala Sekolah), Bi Eem, Si Bibi, Ibu
Rini, Ibu Kang Adi, dan tokoh lainnya yang ikut berpartisipasi membuat cerita
dalam novel ini menjadi jauh lebih indah. Masing-masing tokoh memiliki karakter
yang kuat, unik, dan pasti memiliki tempat tersendiri di hati pembacanya. Sahabat-sahabat
dan keluaraga Dilan-Milea yang membuat cerita cinta mereka menjadi lebih indah
dan penuh warna.
Untuk mengetahui
ceritanya lebih lanjut, untuk yang merasa ingin tahu tentang kehidupan anak SMA
tahun 90-an di Bandung, untuk mengenal keunikan karakter dari masing-masing
tokohnya, teman-teman yang belum sempat membaca novelnya (baru menonton filmnya,
hehehe....), silakan dibaca novelnya dari halaman pertama sampai terakhir
yaaa.... Insyalloh, tidak sampai satu minggu, pasti sudah sampai pada halaman terakhir....
\^o^/
No comments:
Post a Comment