Thursday, March 29, 2018

[Review] Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990


Judul             : Dia adalah Dilanku Tahun 1990 (Edisi Revisi)
Penulis           : Pidi Baiq
Penerbit        : Pastel Books
Genre            : Remaja
Tahun Terbit : 2015
Halaman         : 348
Harga            : Rp 69.000,00



Hehehehe... apa kabar rindu? Masih beratkah kamu? Kalau bicara tentang novel remaja yang satu ini, salah satu hal yang pertama terlintas selain Dilan dan Milea adalah tentang ‘rindu’. Ya kan? 

Pengalaman pertama kali bertemu novel karya Ayah Pidi Baiq ini, diawali dari jatuh cinta pada dialog indah Dilan. Jadi, beberapa bulan yang lalu, waktu searching images tentang quotes cinta dan rindu (ketahuan keseringan baper sama sering gagal move on-nya... T_T) tanpa sengaja bertemu dialog Dilan yang unik, ‘nyleneh’, tapi indah. Hanya Dilan yang bisa mengucapkan dialog seperti itu. Itulah dialog ‘ajaib’ Dilan yang membuat hati ingin mengenal lebih jauh tentang Dilan-nya Milea, dialog Dilan tentang rindu. 

“Jangan rindu, berat, kau tak akan kuat, biar aku saja.” (Dilan)

Hehehe... pasti teman-teman hafal betul dialog ini. Dulu, ya... untuk mengobati rasa penasaran pada dialog Dilan itu,  langkah pertama setelah bertemu langsung dengan bukunya adalah mencari di halaman berapa dialog Dilan itu muncul. Satu per satu buka-buka halaman demi halamannya, dan akhirnya sampai di halaman 297. Yeai... ketemu! Senengnya dulu waktu ketemu halaman ini.... Dialog Dilan untuk Milea dalam adegan yang sebenarnya sederhana, tapi manis, tapi romantis. Jadi, itulah kesan pertama tentang novel ini. 

Lalu.... inilah perkenalan lebih lanjut dengan novel ini. 

Pertama, dari halaman cover-nya. Warna biru, ada Dilan berseragam putih abu-abu, bersama motornya, bersama salah satu dialog Dilan tentang cinta (belum tentang rindu yang berat, masih disimpan di halaman-halaman selanjutnya.... \^o^/) Halaman cover-nya sederhana, tapi manis, tapi sulit dilupakan. Ada Dilan di sana, kekekekeke.... Dilan dengan gambaran sosoknya yang sederhana.

Kedua, tentang ceritanya. Teman-teman yang sudah membaca novelnya berkali-kali, pasti tahu betul bagaimana lika-liku perjalanan cinta Dilan dan Milea. Dialog-dialog di dalamnya membuat adegan yang awalnya biasa-biasa saja menjadi istimewa dan susah dilupakan. Dialog Dilan dan cara Dilan memperlakukan Milea dengan istimewa membuat pembacanya jatuh cinta pada sosok Dilan, membuat pembacanya cemburu sekaligus bahagia bersama Milea. Selain tentang cinta, cerita di dalamnya juga tentang persahabatan dan keluarga. 

Ketiga, tentang tokoh-tokohnya. Hehehehehe.... Ada Dilan, Milea,Bunda(hara), Disa, Ibu dan Ayah Milea, Airin, Wati, Beni, Nandan, Kang Adi, Piyan, Rani, Anhar, Revi, Susi, Bi Asih, Ibu Sri, Pak Suripto, Pak Hamid (Kepala Sekolah), Bi Eem, Si Bibi, Ibu Rini, Ibu Kang Adi, dan tokoh lainnya yang ikut berpartisipasi membuat cerita dalam novel ini menjadi jauh lebih indah. Masing-masing tokoh memiliki karakter yang kuat, unik, dan pasti memiliki tempat tersendiri di hati pembacanya. Sahabat-sahabat dan keluaraga Dilan-Milea yang membuat cerita cinta mereka menjadi lebih indah dan penuh warna. 

Untuk mengetahui ceritanya lebih lanjut, untuk yang merasa ingin tahu tentang kehidupan anak SMA tahun 90-an di Bandung, untuk mengenal keunikan karakter dari masing-masing tokohnya, teman-teman yang belum sempat membaca novelnya (baru menonton filmnya, hehehe....), silakan dibaca novelnya dari halaman pertama sampai terakhir yaaa.... Insyalloh, tidak sampai satu minggu, pasti sudah sampai pada halaman terakhir.... 

\^o^/

No comments:

Post a Comment