Monday, March 12, 2018

Kepingan Hati yang Patah


credit pict: https://www.123rf.com
 
Tidak setiap perasaan harus berbalas rasa yang sama, termasuk cinta. Seiring waktu yang terus berjalan, hati seseorang bisa berubah, pilihan hatinya pun bisa berubah. Patah hati, selalu menjadi resiko cinta yang menyapa hati dan pilihan untuk jatuh cinta.

Dalam cinta, patah hati menjadi bagian yang paling dihindari. Kenapa? Karena rasanya sakit. Entah luka karenanya cukup dalam ataupun sangat dalam, hati harus merasakan sakit yang tak biasa. Sakit yang tak tampak, tapi pengaruhnya luar biasa. 

Patah hati, dari satu hati yang untuk selama ini kita jaga, harus patah menjadi beberapa kepingan hati. Menjadi kepingan hati yang kehilangan pasangannya. Menjadi kepingan hati yang untuk sementara waktu akan kesulitan untuk menciptakan bahagianya sendiri. Menjadi kepingan hati yang membutuhkan waktu untuk kembali utuh, kembali menemukan pasangan yang sesungguhnya. Waktu yang terkadang tidak sebentar.

Patah hati memang selalu sakit dan sulit. Luka karenanya, ada yang mudah disembuhkan. Tapi, ada juga yang sangat sulit untuk disembuhkan, lukanya sangat dalam. Terkadang kita sendiri sulit memahami, sedalam apa luka itu. Mungkin lukanya sangat dalam karena sampai sekarang kita masih bersedih dan sulit melupakan perasaan untuknya. Atau mungkin, lukanya tidak cukup dalam. Buktinya, kita sudah bisa bahagia lagi sekarang.

Kita mungkin hanya tahu kalau kita sedang merasakan sakit, kecewa, sedih, dan tidak bahagia karena patah hati. Entah sedalam apa lukanya, entah sampai kapan luka itu akan tetap menganga, entah di mana kita harus menemukan obatnya. Kita hanya tahu kalau kita sedang patah hati. 

Tentang hati yang patah, terkadang kita sendiri sulit memahami hati kita sendiri, apalagi hati orang lain. Kita tidak akan pernah tahu seberapa dalam luka karena patah hati yang dirasakan orang lain, baik itu sahabat kita sendiri, teman, ataupun orang-orang terdekat kita. Kita tidak pernah tahu tentang hatinya, tentang seberapa dalam rasa cinta yang selama ini disimpan dan ditumbuhkan, tentang berapa banyak kenangan indah yang sudah dilewatinya bersama si ‘dia’, tentang kisah cintanya yang sesungguhnya.

Lalu, bagaimana dengan obat untuk patah hati? Obatnya ada di dalam hati masing-masing. Salah satu obat yang sebenarnya bisa mulai kita racik sejak cinta itu mulai tumbuh adalah menjaga hati kita sendiri untuk mencintai dia sewajarnya. Kenapa? Karena mungkin ketika suatu saat nanti dia memilih untuk pergi, ketika suatu saat nanti kita harus berpisah dengan dia, lukanya lebih mudah disembuhkan. Kita pun akan lebih mudah memaafkan. Memaafkan adalah obat patah hati yang paling utama.

Mencintai dia sewajarnya apakah tidak akan menghilangkan istimewanya cinta? Insyaalloh tidak, karena cinta juga selalu sederhana. Mencintai sewajarnya, tapi yang penting tetap setia. Mencintai sewajarnya, mencintai tapi tidak mengekang, masih memberinya ruang. Mencintai sewajarnya, sampai ‘waktu yang terbaik’ tiba, kita bisa mencintai dia dengan cara yang lebih indah.

Seberapapun dalamnya cinta itu, patah hati memang selalu meninggalkan luka. Karena itu, jangan terlalu sering patah hati, apalagi mematahkan hati orang lain. Kalau memang kita berulang kali harus patah hati, entah oleh orang yang sama ataupun orang yang berbeda, belajarlah untuk tidak membenci dirinya ataupun keputusannya untuk pergi. Tapi, belajarlah untuk memaafkan. Belajarlah untuk tidak lagi mengulang kesalahan yang sama.

\^o^/

No comments:

Post a Comment