Saturday, March 24, 2018

Karena Hati, Bukanlah Tempat Persinggahan


Jatuh cinta selalu membutuhkan alasan. Meskipun mungkin, alasan itu sulit dipahami. Jatuh cinta bisa datang dan bisa dimulai dari arah mana saja. Jatuh cinta pada siapapun dia, dan pada apapun itu. Pada apapun itu, termasuk pada sebuah lagu. Hehehe.... 

Entah sejak kapan, karena sudah cukup lama, kekeke..., ‘jatuh cinta’ sama lagu Hivi! (Hivi! pakai tanda seru ‘!’ yaaa.... \^o^/) yang judulnya ‘Pelangi’. Seperti tadi, jatuh cinta bisa datang dan dimulai dari arah mana saja. Untuk lagu ini, hal pertama yang membuat jatuh cinta adalah dari lirik-liriknya. Ada apa dengan liriknya? Liriknya indah sudah pasti, maknanya dalam sudah pasti, ada yang lebih spesial lagi? 

Liriknya yang spesial bukan hanya di satu bait, tapi semuanya. Liriknya menyampaikan cerita dari satu hati. Cerita yang indah. Cerita tentang satu hati yang sedang jatuh cinta dan patah hati di waktu yang sama. Satu hati yang sebenarnya masih ingin menumbuhkan cintanya, tapi takdir ternyata memintanya untuk segera melupakan, segera melepaskan dia pergi. Sampai akhirnya, satu hati ini meminta ‘dia’ yang sebenarnya masih dicintainya itu untuk tidak lagi memberikan harapan. Hatinya bukanlah tempat persinggahan, yang dengan mudahnya ‘dia’ datang dan pergi, lalu begitu saja meninggalkan luka di hati. 

Mungkin, teman-teman sudah banyak yang hafal liriknya. Tapi, ngga apa-apa ya dishare lagi di sini. Siapa tahu, jadi tambah jatuh cinta sama lagu ‘Pelangi’ dari Hivi! ini.... Hehehehe.....

Pelangi

Ku ingin cinta hadir untuk selamanya
Bukan hanya lah untuk sementara
Menyapa dan hilang
Terbit tenggelam bagai pelangi
Yang indahnya hanya sesaat
Tuk ku lihat dia mewarnai hari

Tetaplah engkau di sini
Jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hatiku
Jadi tempat persinggahanmu
Untuk cinta sesaat

Mengapa ku tak bisa jadi
Cinta yang tak akan pernah terganti
Cinta yang tak kan terjadi
Lalu mengapa kau masih di sini
Memperpanjang harapan

Tetaplah engkau di sini
Jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hatiku
Jadi tempat persingghanmu
Untuk cinta sesaat

Kau bagi kapal yang terus melaju
Di luasnya ombak samudera biru
Namun sayangnya kau tak pilih aku
Jadi pelabuhanmu

Tetaplah engkau di sini
Jangan datang lalu kau pergi
Janggan anggap hatiku
Jadi tempat persinggahanmu

Bila tak ingin di sini
Jangan berlalu lalang lagi
Biarkanlah hatiku
Mencari cinta sejati
Wahai cintaku
Wahai cinta sesaat

Hadirnya cinta memang selalu membawa bahagia. Selalu membuat hari-hari menjadi lebih indah. Sama seperti pelangi yang membuat langit menjadi lebih indah. Tapi, ketika cinta itu pergi, bahagia itu akan menghilang, bahkan ada yang meninggalkan luka di hati. Ada yang bisa mengobati lukanya dalam waktu singkat. Tapi, ada juga yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk benar-benar sembuh dari lukanya. 

Ketika sedang jatuh cinta, kita sendiri tidak bisa menjamin kalau kita tidak akan bertemu dengan yang namanya patah hati. Hatinya, sama sekali bukan milik kita. Hatinya juga memiliki hak untuk jatuh cinta pada siapapun itu. Hatinya juga memiliki hak untuk tidak memiliki perasaan yang sama seperti kita, seberapapun dalamya perasaan kita untuknya. Begitulah cinta. Ketika memilih jatuh cinta, kita juga harus siap untuh patah hati.

Meskipun kita harus siap bertemu patah hati, tapi kita harus belajar menjaga hati kita masing-masing agar tidak terjebak dalam cinta yang justru menyakiti diri sendiri. ‘Dia’ yang memberi kita kesempatan untuk jatuh cinta, memang berhak untuk tidak membalas cinta kita. Tapi, hati kita juga bukan tempat persinggahan yang dengan mudahnya dia datang dan pergi. Bukankah, lebih baik hati kita menjadi tempat terbaik untuk ‘dia’ yang benar-benar juga memiliki cinta yang sama untuk kita? Untuk ‘dia’ yang memang lebih memilih untuk pergi dari hati kita, maka biarkanlah dia pergi. Biarkanlah dia bahagia dengan pilihan dan keputusan hatinya? Lalu, bagaimana dengan hati kita? Hati kita memang terluka. Tapi tak apa, kita sudah pernah merasakan bahagianya jatuh cinta. Tapi tak apa, kita masih bisa menunggu dan menciptakan bahagia dengan seseorang yang mungkin untuk sekarang, kita belum bisa bertemu dengannya. Suatu saat nanti, pada waktu yang paling baik, Alloh SWT yang akan mempertemukan kita dengannya.

Jadi, setiap hati terlalu istimewa, terlalu indah jika hanya menjadi tempat persinggahan hati yang lain. Hati lebih berhak menjadi tempat tinggal seseorang yang benar-benar memilih hati kita sebagai pelabuhan hatinya, bukan hanya sebagai tempat pesinggahan. Kalaupun bukan dengan ‘dia’ yang sekarang kita cinta, suatu saat nanti kita pasti menemukan ‘dia’ yang benar-benar pantas menghuni hati. Suatu saat nanti, insyalloh....

\^o^/

No comments:

Post a Comment