Jatuh cinta selalu
membutuhkan alasan. Meskipun mungkin, alasan itu sulit dipahami. Jatuh cinta
bisa datang dan bisa dimulai dari arah mana saja. Jatuh cinta pada siapapun
dia, dan pada apapun itu. Pada apapun itu, termasuk pada sebuah lagu.
Hehehe....
Entah sejak kapan,
karena sudah cukup lama, kekeke..., ‘jatuh cinta’ sama lagu Hivi! (Hivi! pakai
tanda seru ‘!’ yaaa.... \^o^/) yang judulnya ‘Pelangi’. Seperti tadi, jatuh
cinta bisa datang dan dimulai dari arah mana saja. Untuk lagu ini, hal pertama
yang membuat jatuh cinta adalah dari lirik-liriknya. Ada apa dengan liriknya?
Liriknya indah sudah pasti, maknanya dalam sudah pasti, ada yang lebih spesial
lagi?
Liriknya yang
spesial bukan hanya di satu bait, tapi semuanya. Liriknya menyampaikan cerita
dari satu hati. Cerita yang indah. Cerita tentang satu hati yang sedang jatuh
cinta dan patah hati di waktu yang sama. Satu hati yang sebenarnya masih ingin
menumbuhkan cintanya, tapi takdir ternyata memintanya untuk segera melupakan,
segera melepaskan dia pergi. Sampai akhirnya, satu hati ini meminta ‘dia’ yang
sebenarnya masih dicintainya itu untuk tidak lagi memberikan harapan. Hatinya
bukanlah tempat persinggahan, yang dengan mudahnya ‘dia’ datang dan pergi, lalu
begitu saja meninggalkan luka di hati.
Mungkin,
teman-teman sudah banyak yang hafal liriknya. Tapi, ngga apa-apa ya dishare lagi di sini. Siapa tahu, jadi
tambah jatuh cinta sama lagu ‘Pelangi’ dari Hivi! ini.... Hehehehe.....
Pelangi
Ku
ingin cinta hadir untuk selamanya
Bukan
hanya lah untuk sementara
Menyapa
dan hilang
Terbit
tenggelam bagai pelangi
Yang
indahnya hanya sesaat
Tuk
ku lihat dia mewarnai hari
Tetaplah
engkau di sini
Jangan
datang lalu kau pergi
Jangan
anggap hatiku
Jadi
tempat persinggahanmu
Untuk
cinta sesaat
Mengapa
ku tak bisa jadi
Cinta
yang tak akan pernah terganti
Cinta
yang tak kan terjadi
Lalu
mengapa kau masih di sini
Memperpanjang
harapan
Tetaplah
engkau di sini
Jangan
datang lalu kau pergi
Jangan
anggap hatiku
Jadi
tempat persingghanmu
Untuk
cinta sesaat
Kau
bagi kapal yang terus melaju
Di
luasnya ombak samudera biru
Namun
sayangnya kau tak pilih aku
Jadi
pelabuhanmu
Tetaplah
engkau di sini
Jangan
datang lalu kau pergi
Janggan
anggap hatiku
Jadi
tempat persinggahanmu
Bila
tak ingin di sini
Jangan
berlalu lalang lagi
Biarkanlah
hatiku
Mencari
cinta sejati
Wahai
cintaku
Wahai
cinta sesaat
Hadirnya cinta
memang selalu membawa bahagia. Selalu membuat hari-hari menjadi lebih indah.
Sama seperti pelangi yang membuat langit menjadi lebih indah. Tapi, ketika
cinta itu pergi, bahagia itu akan menghilang, bahkan ada yang meninggalkan luka
di hati. Ada yang bisa mengobati lukanya dalam waktu singkat. Tapi, ada juga
yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk benar-benar sembuh dari lukanya.
Ketika sedang
jatuh cinta, kita sendiri tidak bisa menjamin kalau kita tidak akan bertemu dengan
yang namanya patah hati. Hatinya, sama sekali bukan milik kita. Hatinya juga
memiliki hak untuk jatuh cinta pada siapapun itu. Hatinya juga memiliki hak
untuk tidak memiliki perasaan yang sama seperti kita, seberapapun dalamya perasaan
kita untuknya. Begitulah cinta. Ketika memilih jatuh cinta, kita juga harus
siap untuh patah hati.
Meskipun kita
harus siap bertemu patah hati, tapi kita harus belajar menjaga hati kita
masing-masing agar tidak terjebak dalam cinta yang justru menyakiti diri
sendiri. ‘Dia’ yang memberi kita kesempatan untuk jatuh cinta, memang berhak
untuk tidak membalas cinta kita. Tapi, hati kita juga bukan tempat persinggahan
yang dengan mudahnya dia datang dan pergi. Bukankah, lebih baik hati kita
menjadi tempat terbaik untuk ‘dia’ yang benar-benar juga memiliki cinta yang
sama untuk kita? Untuk ‘dia’ yang memang lebih memilih untuk pergi dari hati
kita, maka biarkanlah dia pergi. Biarkanlah dia bahagia dengan pilihan dan
keputusan hatinya? Lalu, bagaimana dengan hati kita? Hati kita memang terluka.
Tapi tak apa, kita sudah pernah merasakan bahagianya jatuh cinta. Tapi tak apa,
kita masih bisa menunggu dan menciptakan bahagia dengan seseorang yang mungkin
untuk sekarang, kita belum bisa bertemu dengannya. Suatu saat nanti, pada waktu
yang paling baik, Alloh SWT yang akan mempertemukan kita dengannya.
Jadi, setiap hati
terlalu istimewa, terlalu indah jika hanya menjadi tempat persinggahan hati
yang lain. Hati lebih berhak menjadi tempat tinggal seseorang yang
benar-benar memilih hati kita sebagai pelabuhan hatinya, bukan hanya sebagai tempat pesinggahan. Kalaupun bukan dengan ‘dia’ yang sekarang kita cinta, suatu saat
nanti kita pasti menemukan ‘dia’ yang benar-benar pantas menghuni hati. Suatu saat nanti, insyalloh....
\^o^/
No comments:
Post a Comment