Sunday, March 25, 2018

Ketika Harus Bertemu 'Dia' Lagi, Suatu Saat Nanti


Kenangan selalu berhasil menjadi pengobat rindu. Rindu yang setiap harinya semakin dalam karena jarak dan waktu.  Atau mungkin, justru karena waktu, rindu perlahan menghilang. Kenapa? Karena suatu saat nanti, akan ada kenangan hanya menjadi kenangan sekadarnya. Dan ‘dia’ akan menjadi masa lalu. Entah sebagai masa lalu yang manis ataupun pahit. 

Ketika jarak dan waktu sudah membantu kita mengobati rindu, sudah membantu kita melupakan perasaan indah untuknya, kita pun mulai nyaman menapaki lembaran kehidupan kita yang baru. Kehidupan tanpa ‘dia’ lagi di samping kita. Lalu, kalau ternyata takdir sengaja mempertemukan kita kembali dengan ‘dia’ yang dulu pernah menempati posisi spesial di hati, apa kabar dengan hati kita nanti? Semoga masih baik-baik saja ya...! Semoga.... Kekekekeke... Bercanda...... \^o^/

Salah satu ujian hati yang sedang menata hati untuk move on adalah mengetahui kabar tentang ‘dia’ dan bertemu kembali dengan ‘dia’, seberapapun singkatnya waktu pertemuan itu, sesederhana apapun cara kita bertemu dengannya lagi. Bagaimanapun juga, ‘dia’ tetaplah seseorang yang pernah membuat hari-hari kita menjadi jauh lebih indah. ‘Dia’ tetaplah seseorang yang pernah membuat kita selalu merasa nyaman ketika berada di sampingnya. ‘Dia’ tetaplah seseorang yang pernah membuat kita merasakan indahnya jatuh cinta. Dan kalau boleh jujur, mungkin kita bukanlah pihak yang menginginkan perpisahan terjadi. 

Kembali pada bagaimana kalau ternyata kita harus bertemu ‘dia’ lagi, suatu saat nanti? Entah saat hati kita benar-benar sudah melepaskannya, atau justru hati kecil kita masih mengharapkannya untuk kembali. Dua cerita yang berbeda. Bagaimana cerita masing-masing? Hehehehe.... Yuuuklah kita rangkai ceritanya.....

Pertama, untuk hati yang sudah benar-benar melepaskan ‘dia’ bersama perasaan untuknya. Ceritanya, sudah berhasil move on. Ketika pertemuan itu kembali terjadi, kenangan bersama ‘dia’ dulu, memang akan kembali hadir. Tapi, kenangan-kenangan itu tidak lagi seistimewa dulu. Kita kembali bertemu lagi dengannya sebagai ‘teman’. 

Bertemu kembali dengannya pasti memuat kita merasa canggung. Tapi, ini hal yang sangat wajar. Bahkan, pertemuan kembali dengan sahabat sendiri yang sudah lama tidak bertemu pun, akan ada rasa canggung. Tapi, hanya di awal, hanya sebentar. Lalu, bagaimana dengan rasa canggung saat bertemu kembali dengannya? 

Walaupun kita sudah berhasil move on, walaupun kita sudah menganggapnya sebagai teman? Rasa canggungnya pasti berbeda, pasti bertahan lebih lama, pasti lebih rumit dan sulit. Namanya juga pernah memiliki rasa untuk ‘dia’. Rasa canggung yang hanya sebentar, atau mungkin lebih lama, jauh lebih baik daripada rasa benci ataupun marah kan? Selain rasa canggung, ada rasa apa lagi saat bertemu dia? Setelah rasa canggung purna, syukur-syukur bisa menjadi teman baik..... Mungkin, dari teman-teman ada yang sudah berpengalaman mengubah posisi mantan menjadi teman? (T_T)

Kedua, untuk hati yang belum sepenuhnya melepaskan ‘dia’ dan perasaan untuknya. Untuk hati yang masih mengharapkannya kembali, kembali seperti dulu. Untuk hati yang ini, seperti biasa, hati yang belum berhasil move on, masih betah stay on. Pertemuan kembali dengannya pasti campur aduk kan rasanya? Sebuah pertemuan yang justru menumbuhkan rindu yang lain, menumbuhkan kembali rasa yang selama ini ingin kita lupakan, menghadirkan kembali kenangan-kenangan indah yang ternyata masih kita simpan rapi di hati. Sebuah pertemuan yang mungkin harus meninggalkan luka, karena ternyata takdir mengharuskan ‘dia’ untuk kembali pergi. 

Ternyata, masih ada rindu yang tersimpan untuknya. Ternyata, masih ada rasa yang masih sama untuknya, bahkan rasa itu belum berkurang sedikitpun. Ternyata, ‘dia’ masih memiliki tempat istimewa di hati. Kalau boleh memilih, menghindari pertemuan dengannya mungkin akan lebih baik. Setidaknya, hati kita tidak akan lagi terluka kan? 

Tapi, kalau takdir sudah mengharuskan kita untuk bertemu lagi dengannya, sekuat apapun kita berusaha, sejauh apapun kita pergi, pertemuan itu pasti akan terjadi. Apakah hanya luka yang akan ‘dia’ tinggalkan dari pertemuan kembali itu? 

Setiap pertemuan pasti memiliki alasan. Dan bukan luka yang menjadi alasan utama pertemuan kembali itu. Bukan luka. Luka menjadi akibat sementara dari pertemuan itu. Tugas kita adalah mencari obat luka itu. Tugas kita adalah mencari dan memahami alasan pertemuan itu. 

Mungkin, salah satu alasan utama pertemuan itu adalah untuk memberi kita kepastian. Kepastian untuk benar-benar menghapus harapan agar dia kembali. Tidak perlu lagi menunggunya. Kepastian untuk melepaskan dia dan perasaan untuknya. Kali ini, benar-benar harus. Kepastian bahwa sekarang dia sudah bahagia dengan pilihan hatinya. Sekaligus kepastian agar kita segera memulai lembaran baru tanpa dia. Meskipun tanpa dia, kita masih bisa menciptakan bahagia kan? Sudah saatnya menciptakan bahagia bersama orang-orang yang kita sayang, bersama orang-orang baru yang nanti akan kita temui, bersama seseorang yang kelak akan menjadi ‘teman hidup’. Sudah saatnya bahagia dengan cara yang jauh lebih indah.

\^o^/


No comments:

Post a Comment