Sebelumnya... hari
ini 21 Maret 2018.... jadi, selamat hari puisi sedunia...\^o^/
Happy world poetry day... \^o^/
Puisi, menulisnya
penuh liku, membacanya pun penuh liku, tapi lika-liku yang indah. Kenapa indah?
Bait-baitnya memang selalu indah. Tapi, untuk memahami makna dan pesan dari setiap
baitnya, untuk menemukan keindahan di dalamnya, kadang butuh lebih banyak waktu,
lebih banyak perjuangan, dan lebih banyak kesabaran. Begitulah, lika-liku puisi
yang indah.
Lalu, kenapa puisi
menjadi salah satu bahasa terindah hati?
Selain doa, puisi menjadi
salah satu bahasa terindah hati. Melalui bait-baitnya, puisi menyampaikan
cerita hati, isi hati, dan rasa yang tersimpan rapi di hati. Entah itu rasa
yang sudah pernah tersampaikan, atau mungkin rasa yang masih bersembunyi di dalam
salah satu ruang di hati.
Melalui
bait-baitnya, puisi menghubungkan satu hati dengan satu hati lainnya, bahkan
dengan lebih banyak hati, dengan caranya yang sederhana tapi indah. Cerita dan
rasa yang disampaikan penyair melalui bait-baitnya, ikut menghadirkan banyak rasa
dan memberikan pengalaman untuk pendengar dan pembacanya. Pembaca yang tidak
hanya satu hati, tapi banyak hati.
Satu lagi alasan,
kenapa puisi menjadi bahasa terindah hati. Puisi menjadi salah satu cara romantis
yang paling sederhana. Sederhana, tapi indah dan penuh makna. Tidak mahal, tapi
selalu berkesan di hati, sulit dilupakan.
Untuk menutup
postingan kali ini, ada sebuah petikan puisi indah dari Sapardi Djoko Damono.
Puisi tentang puisi, puisi tentang cinta.... \^o^/
“The
day will come
When
my body no longer exists
But
in the lines of this poem
I
will never let you be alone
The
day will come
When
my voice is no longer heard
But
within the words of this poem
I
will continue to watch over you
The
day will come
When
my dreams are no longer known
But
in the spaces found in the letters of this poem
I
will never tired of looking for you”
(Sapardi Djoko Damono)
\^o^/
No comments:
Post a Comment