credit pict: kerbcraft.org
Beberapa minggu yang lalu, ada seorang teman, mungkin lebih tepatnya seorang kakak. Seorang kakak yang terpilih untuk melewati sebuah ujian yang sangat berat dalam kehidupannya. Ujian yang datang dengan sangat tiba-tiba. Bahkan, bukan hanya dia yang terpukul dengan ujian luar biasa itu. Bukan hanya dia yang bersedih. Orang-orang di sekitarnya pun ikut merasakan kesedihannya. Kesedihan karena takdir yang mengharuskannya berpisah dengan seseorang yang selama ini menjadi belahan hatinya. Berpisah dengan seseorang yang setiap hari ditunggunya di rumah. Berpisah dengan seseorang yang setiap hari menjadi alasannya untuk bahagia. Berpisah dengan seseorang yang namanya selalu ada dalam doa-doanya.
Ya, beberapa
minggu yang lalu, dia harus berpisah, harus merasakan kehilangan seseorang yang
sangat dicintainya, belahan hatinya. Bukan perpisahan untuk waktu yang
sebentar, ataupun untuk sementara. Tapi, perpisahan untuk waktu yang
sangat-sangat lama. Sebuah perpisahan yang mengakhiri semua harapan untuk
bertemu kembali di dunia.
Kehilangan
seseorang yang selama ini menjadi belahan hati pasti menjadi ujian yang akan
meninggalkan luka sangat dalam. Luka sangat dalam yang sulit menemukan obatnya.
Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyembuhkan luka itu. Ketika luka itu
sembuh, keadaan pasti sudah sangat berubah.
Tapi, Allah SWT selalu
memberikan ujian, sesuai kemampuan setiap hamba-Nya. Beberapa hari yang lalu, sempat
bertemu sebentar dengan kakak itu lagi. Masih ada kesedihan di wajahnya. Namun,
sudah ada senyuman di bibirnya. Entah senyuman itu untuk menunjukkan kalau
dirinya sudah baik-baik saja, atau hanya untuk menyapa dengan cara yang baik. Tapi,
senyumannya pagi itu, sudah menunjukkan kalau dirinya adalah seorang wanita
yang kuat, seorang ibu yang tangguh. Entah sejak kapan, kakak itu berdamai
dengan takdir. Entah dari mana dia memperoleh kekuatan untuk tersenyum pagi
itu. Begitulah, kakak itu terpilih menjadi salah satu hamba-Nya yang kuat untuk
melewati ujian sebesar itu.
Lukanya memang
belum sembuh. Bahkan, masih menganga. Tapi, bukankah hidupnya harus terus
berjalan? Kakak itu tahu pasti hal ini. Selain itu, meskipun sudah kehilangan
seseorang yang sangat dicintainya, masih ada banyak orang yang membutuhkannya.
Masih ada banyak orang yang menyayanginya. Perlahan, dia mulai menyembuhkan
lukanya. Sedalam dan sesakit apapun luka hatinya sekarang, hanya dia yang tahu.
Karena itu, hanya dialah yang bisa mengobati lukanya itu. Tapi, dia tak pernah
sendiri. Selalu ada Alloh SWT yang menjaganya. Ada orang-orang yang selalu
menyayanginya. Mereka semua pasti akan membantu untuk menyembuhkan lukanya,
sedalam apapun luka itu.
Begitulah, waktu
yang terus berjalan akan mempertemukan kita pada rasa kehilangan. Rasanya pasti
akan sangat sakit. Akan sangat sulit menemukan obat untuk menyembuhkan luka
karenanya. Tapi entah kapan, waktu pasti akan mempertemukan kita pada rasa
kehilangan. Entah kehilangan untuk sementara, ataupun untuk selamanya. Itulah
salah satu takdir kehiudupan yang harus kita jalani kan? Takdir tidak akan
pernah bertanya dulu apakah kita sudah atau belum siap untuk merasakan
kehilangan. Takdir tidak akan memberi kesempatan untuk memilih kapan waktunya
kita harus bertemu rasa sakit karena kehilangan. Namun, ketika waktunya tiba,
artinya itulah waktu terbaik yang Alloh SWT pilihkan, waktu di mana kita
benar-benar mampu untuk melewati rasa sakit karena kehilangan itu.
Tentang waktu dan
rasa kehilangan, waktu memang akan mempertemukan kita pada kehilangan. Entah
kehilangan untuk sementara, atau untuk selamanya. Selain mempertemukan, waktu
jugalah yang akan membantu kita mengobati luka karena kehilangan itu. Meskipun waktu harus mengantarkan pada rasa kehilangan, masih ada kenangan yang akan terus menemani perjalanan hidup kita nanti. Kenangan yang kita simpan untuk menguatkan, bukan untuk melemahkan.
Tentang waktu dan
rasa kehilangan, mungkin kita yang merasa sudah dewasa, perlu belajar dari
anak-anak. Anak-anak lebih memilih untuk menikmati waktu yang mereka miliki, entah
untuk waktu yang sebentar ataupun lama. Selama masih memiliki waktu bersama
mereka yang kita sayang, kita masih bisa menciptakan bahagia bersama mereka.
Daripada harus memikirkan tentang perpisahan dan rasa kehilangan yang akan
datang nanti, lebih baik memikirkan bagaimana kita menciptakan bahagia bersama
orang-orang yang kita sayang. Sesingkat apapun itu, selama apapun itu, kita
masih memiliki kesempatan untuk bahagia bersama mereka yanng kita sayang.
\^o^/