Wahai hati, apa
kabar kamu? Semoga kamu baik-baik saja di situ. Kalau kamu lelah, kamu boleh
istirahat sejenak.
Jadi, ceritanya
ada hati seseorang yang baru saja menempuh perjalanan panjang. Ada beragam rasa
dan peristiwa yang sudah dilaluinya. Kalau ditanya, rasanya nano-nano, ada
manis, asam, asin, pahit juga ada. Walaupun perjalanannya sudah panjang, tapi
tetap saja belum menemukan jalan pulang. Si hati ini masih terus menunggu di
tempat yang sama.
Tahu kan, kalau menunggu
itu ngga ada asyik-asyiknya. Menunggu yang tanpa kepastian loh ya.... Apalagi
kalau yang ditunggu ngga tahu. Kalau sudah seperti ini, kenapa lagi harus
menunggu?
Tapi, si hati yang
satu ini berbeda dari yang lain. Dia masih memilih untuk terus menunggu, menunggu,
dan terus menunggu tanpa kepastian. Orang yang ditunggu ngga tahu kalau sedang
ditunggu kepastiannya. Sementara si yang empunya hati tak pandai mengungkapkan
rasa. Yang dilakukan hanya terus menunggu, tak pernah berani berjuang. Jadilah proses
menunggu yang berkepanjangan tanpa tujuan dan arah sasaran.
Gemesh yah! Terus,
cara membantu si hati ini bagaimana? Si hati sudah mulai lelah menunggu, tapi
masih belum tahu arah dan jalan untuk pulang. Mungkin, sudah saatnya si hati
ini menyerah terhadap semua rasa yang dimilikinya selama ini. Sudah saatnya si
hati ini melepaskan rasa yang bisa dibilang rasa rindu, sayang, atau mungkin
cintanya itu. Sudah saatnya dia pulang. Sudah saatnya dia belajar untuk bahagia
dengan cara yang lain.
\^o^/
No comments:
Post a Comment