Monday, December 11, 2017

Apakah Cinta juga Membutuhkan Sebuah Alasan?

Ketika seseorang yang kamu sayang, kamu cinta, bertanya seperti ini, “Kenapa kamu mencintaiku?” Kamu akan menjawab seperti apa? Kalau kamu termasuk tipe-tipe yang romatis, jawaban kamu mungkin seperti ini, “Aku ngga tahu kenapa. Karena yang aku tahu, cinta itu ngga perlu alasan.” Aiiih.... \^o^/

Cinta itu tanpa alasan, datang tak dijemput, pulang tak diantar (jadi kayak jailangkung....). 

Cinta itu tanpa alasan, datang tanpa kata... pergi tanpa kata... (jadi lagunya Dyta yang Cinta Tanpa Kata....).

Cinta itu tanpa alasan, ini masalah hati bro... sist...! Huah, kalau sudah masalah hati ribet beut jadinya ya.... Selesai sudah kalau masalah hati. 

Tapi bagaimana kalau cinta itu juga butuh sebuah alasan? Kita menyayangi seseorang, kita mencintai seseorang, ataupun kita merasa nyaman di dekat seseorang, semuanya butuh alasan. Walaupun alasan itu sulit dipahami, bahkan tidak bisa dipahami.

Kapan datangnya cinta, hati siapa yang dipilih untuk mencintai dan dicintai, apa semuanya hanya terjadi begitu saja? Tanpa alasan? Tanpa alasan sama halnya tanpa kepastian. Datang dan perginya cinta, memang tidak pernah bisa direncanakan. Ada dua orang yang baru pertama kali bertemu, sudah merasakan adanya getar-getar cinta yang mulai tumbuh. Ada juga yang sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, tapi mereka hanya sekadar berteman baik. Ada yang sekali bertemu langsung merasa nyaman. Ada juga yang berulang kali bertemu, tetap merasa asing. Apa semua itu tanpa alasan? 

Hukum sebab akibat juga berlaku dalam cinta. Cinta sebagai akibat membutuhkan alasan sebagai penyebabnya. Alasan tumbuhnya cinta, bertahannya cinta, atau berakhirnya cinta ada yang bisa kita pahami. Namun, ada lebih banyak alasan yang belum atau bahkan tidak bisa kita pahami. Kenapa? Karena cinta itu memang masalah hati. 

\^o^/

No comments:

Post a Comment