Sunday, December 17, 2017

Rindu Ketiga



Pada suatu hari yang cerah, matahari tampak ramah menyapa bumi. Kamu pun tak mau kalah ramahnya menyapa sahabatmu yang sedang duduk termenung. 

Kamu  : “Pagiiiii...!” (sambil tersenyum ramah, kedua matapun berkerjap-kerjap indah)

Dia     : “Hmmmm.” (hanya melirik, menghela nafas cukup panjang, sangat tidak ramah)

Kamu  : “Diiih, kamu kenapa?”

Dia     : “....” (hanya menggelengkan kepala dan diam)

Kamu  : “Kamu sedih?”

Dia     : “Engga.”

Kamu  : “Marah?”

Dia     : “Engga.”

Kamu  : “Kesel?”

Dia     : “Engga.”

Kamu  : “Sebel?”

Dia     : “Engga.”

Kamu  : “Sakit?”

Dia     : “Engga.”

Kamu  : “Terus, kamu kenapaaaaa?” (mulai tak sabar)

Dia     : “Cuma kangen.”

Kamu  : “Oh....”

Dan, rasa kangen atau rindu pun dengan mudahnya merubah hari kita. Dari cerah menjadi mendung, dari ceria menjadi merana, dari berwarna menjadi kelabu, dari bahagia menjadi luka (lebay sedikit kali ini boleh lah ya... kkkk... \^o^/).

Oke, selanjutnya pakai kata ‘kangen’ apa ‘rindu’ enaknya? Heeeem.... Rindu dulu ya, soalnya rindu jatuhnya lebih syahdu. Kalau dihitung-hitung, sudah tiga kali posting soal rindu (kkkkkkk...). Jadi, kenapa judul kali ini ‘Rindu Ketiga’? Jawabannya sederhana syekaliiih yak.... Kkkkkk.... Maafkan hati yang belum bisa berhenti merindu inih... T_T

Belum bisa berhenti merindu, apakah itu salah? Sebenarnya ngga ada yang salah. Rasa rindu datang bersama rasa cinta yang mulai tumbuh, bertahan, bahkan sampai rasa itu mulai pergi. Selama rasa cinta itu masih ada, rasa rindu akan terus menetap di hati. 

Kita tidak bisa mengingkari rasa cinta maupun rasa rindu, karena itu sama artinya dengan mengingkari hati. Biarkanlah rindu itu tumbuh. Sampai suatu saat nanti, biarkanlah rasa rindu itu memilih apakah akan semakin tumbuh atau semakin memudar. Rindu itu juga menyimpan bahagianya sendiri. Namun, terkadang hanya hati yang bisa memahaminya.

Lalu, kapan kita bisa berhenti merindu? Apakah rasa rindu akan ikut pergi bersama rasa cinta yang mulai pergi? Mungkin, rasa rindu akan lebih lama menetap di hati.

Lalu, bagaimana kalau kita ingin berhenti untuk merindu? Saat kita gagal menemukan bahagia dalam rindu, mungkin kita memang harus memilih untuk melepaskan rindu, meskipun sama artinya dengan melepaskan cinta. Caranya? Apa dong caranya? Wkwkwkwkwkwk....

\^o^/

No comments:

Post a Comment