“Kekeliruan fatal dari orang yang jatuh
cinta adalah: dia menginginkan cintanya berbalas, pengin tahu apakah seseorang
itu juga suka atau tidak. Padahal sebenarnya, jatuh cinta itu sendiri sudah
anugerah. Sudah spesial. Terlepas dari dibalas atau tidak, tahu atau tidak.”
(Tere Liye)
Jadi, baru suka
banget sama kutipan tentang cinta dari Om Tere Liye ini. (Om? Bukanya sok
kenal, tapi biar sopan, kekekeke...). Kutipan tentang cinta yang tak harus
berbalas.
Salah satu bagian
terindah dari jatuh cinta adalah mengetahui kalau cinta kita bukan hanya cinta
sepihak, tapi cinta yang berbalas. Tapi sayangnya, tidak setiap cinta bisa
menjadi cinta yang berbalas. Ketika kita menyadari kalau cinta kita hanyalah
cinta sepihak, rasanya pasti sakit, sedih, kecewa, atau mungkin marah.
Kita tidak bisa
menolak hadirnya rasa cinta, tapi di sisi lain kita tidak bisa dan tidak berhak
memaksakan agar seseorang yang kita cinta memiliki perasaan yang sama. Cintalah
yang berhak memilih di hati siapa dia akan tumbuh dan bertahan.
Lalu, saat kita
harus bertemu kenyataan bahwa cinta kita tak berbalas, apa yang harus kita
lakukan? Hehehehe, berdasarkan pengalaman dan buku-buku tentang kisah cinta dan
kutipan cinta, cara yang terbaik adalah memaafkan dan melepaskan.
Siapa yang harus
dimaafkan? Selain memaafkan dia yang tidak bisa membalas cinta, kita harus
memaafkan cinta itu sendiri. Untuk si dia yang tidak bisa membalas cinta kita,
entah karena alasan apapun itu, sebenarnya dia sama sekali tidak bersalah. Tapi
kenapa harus dimaafkan? Karena setiap kali seseorang tidak bisa membalas
perasaan cinta orang lain, kalimat yang pertama kali keluar adalah “Maaf.”
Jadi, tugas kita lebih mudah, memaafkan orang yang sebenarnya tidak bersalah.
Tapi karena dia meminta maaf, kita pun harus ikhlas memaafkan.
Kenapa harus memaafkan
cinta? Cinta itu datangnya ‘ajaib’, terkadang hati kita sendiri tidak tahu
kapan datangya dan apa alasannya, tapi cinta itu terus tumbuh. Kalau kita
sendiri tidak bisa mengatur hati kita untuk jatuh cinta pada siapa, apalagi
hati orang lain. Awal ketika kita menyadari kalau cinta kita tak berbalas,
mungkin ini respon kita seperti ini “Kalau kita tidak bisa bersama, kenapa rasa
cinta ini harus ada?” atau “Kenapa kamu tidak memiliki rasa yang sama denganku?”
Karena perasaan kita yang seolah hancur lebur, luluh lantak itulah, kita
menjadi lupa bagaimana indahnya dulu saat pertama kali jatuh cinta dan saat
perlahan rasa cinta kita mulai semakin dalam. Bukankah cinta itu pernah memberi
kita bahagia? Ya, meskipun harus berakhir dengan jalan cerita yang jauh dari
harapan. Tapi, walaupun hanya sebentar, bahagianya cinta membekas di hati,
lukanya juga. Bahkan, luka karena cinta membekasnya lebih dalam daripada
bahagianya. Untuk menghindari luka yang dalam itu, kita perlu memaafkan cinta.
Cintamu yang mungkin tak berbalas itu, pernah memberimu bahagia, pernah merubah
hari-harimu menjadi jauh lebih indah. Ketika kita memaafkan cinta, kita tidak
perlu lagi mempertanyakan tentang kenapa rasa cinta ini harus tumbuh, kenapa
rasa cinta ini hanya untuk dia, atau kenapa harus beretemu dia. Ketika kita
memaafkan cinta, mungkin kita justru bersyukur pernah merasakan indahnya jatuh
cinta, bersyukur pernah bertemu dan mengenal dia.
Setelah memaafkan,
tugas berat selanjutnya adalah melepaskan. Kenapa tugas berat? Karena
melepaskan itu lebih rumit dari melupakan. Setelah kita bisa memaafkan, kita
memang harus belajar untuk melepaskan dia, melepaskan cinta. Kuncinya
melepaskan ada pada hati yang ikhlas. Jadi, ikhlaskanlah hati kita untuk
melepaskan dia dan cinta kita. Biarkanlah dia bahagia dengan pilihan hatinya,
karena kita juga harus bahagia dengan pilihan hati kita yang mungkin akan kita
temui nanti, setelah kita benar-benar bisa melepaskan dia. Setelah melepaskan,
insyaalloh kita bisa mencari bahagia dengan cara yang lain. Bahagia yang
mungkin kadarnya lebih tinggi dari saat kita jatuh cinta pada si dia.
Jadi, memang benar
cinta itu tak harus berbalas. Kalau suatu saat kita harus bertemu kenyataan
cinta yang tak berbalas ini, yang perlu kita lakukan adalah memaafkan dan
melepaskan. Insyalloh, kita bisa mencari bahagia dengan cara yang lain, cara
yang jauh lebih indah.
\^o^/
No comments:
Post a Comment