Thursday, December 14, 2017

Mengusir Sepi, Menyapa Sepi




Kuingin mengusir sepi...
Menepi sendiri...
Untuk menata hati...

Kemarin topiknya tentang pilihan, hari ini topiknya tentang sepi. Engga ada indah-indahnya yak.... Kemarin bingung, sekarang kesepian. Maafkan saya yang di sini.... Karena suasana hati sedang begini, jadi seperti ini. 

Iya, mari kita mulai. Mulai dari mana? Ada yang merasa sepi karena memang sendiri. Ada juga yang merasa sepi, meskipun ada di tengah keramaian (ayuuuh nyanyi Tiba-tiba Cintanya Maudy Ayunda \^o^/). 

Ada banyak hal yang membuat kita merasa kesepian, merasa sendiri, ada ruang yang kosong di hati. Ini dari sudut pandang dan pengalaman sendiri tapi ya. Karena setiap orang pasti punya alasan sepinya sendiri, yang mungkin bisa jauh-jauh berbeda antara satu dengan yang lain. Kembali ke rasa nyaman. Rasa nyaman yang belum bisa dirasakan, terkadang membuat beberapa orang merasa sepi. Tempat yang nyaman, orang-orang yang benar-benar bisa membuat nyaman, pasti bisa mengusir sepi. Bahkan, satu saja orang yang bisa membuat nyaman ada di tempat yang itu entah sepi ataupun ramai, tempat itu pasti bisa berubah menjadi tempat yang nyaman.

Sepi itu memang tidak harus karena sendiri. Bahkan, saat ada banyak orang di sekeliling, ada beberapa orang yang justru sering merasa sepi, sendiri, terasing. Merasa ingin segera pergi, menjauh dari keramaian. Kenapa, justru di tempat yang ramai, mereka yang unik ini, justru merasa sepi? Tidak di semua tempat yang ramai, mereka merasa sepi. Yang penting tempat itu nyaman, pasti mereka akan lama singgah. Tapi, biasanya tempat yang paling nyaman untuk mereka itu adalah rumah. Rumah, tempat mereka ingin segera pulang.

Jadi, rasa nyaman bisa mengusir sepi. Begituuuu.... \^o^/

Di awal ada tiga baris, yang entah namanya syair atau puisi itu (hasil dari merenung semalaman lo ya.... nuli puisi itu susaaaah, yakiiiin), kenapa mengusir sepi, justru menyapa sepi? Karena terkadang, untuk mengusir rasa sepinya, seseorang itu harus menyapa, harus bertemu sepi yang lain, yang justru lebih mendalam.

Misalnya, saat kita punya masalah dengan seseorang yang kita sayang, untuk beberapa saat kita tidak bisa bertatap muka dengannya, menyapanya, bahkan mendengar suaranya. Saat itu, di manapun kita berada, mungkin kita akan merasa ada yang berbeda, ada yang hilang. Kita mulai merasakan rindu, mulai merasakan kesepian. Saat itu, mungkin kita memilih menepi sejenak. Menyendiri menjadi salah satu obat paling ampuh, meskipun kita harus bertemu rasa sepi yang lain. Atau kalau kita tidak memilih menyendiri, kita bisa memilih untuk bergabung dengan sahabat-sahabat kita yang lain. Ada yang jalan-jalan, makan-makan, atau sekadar ngobrol. Mungkin semua itu bisa mengurangi beban dan mengusir sepi kita untuk sesaat. Tapi, saat kita mencoba tersenyum bersama mereka, tanpa kita tahu kita masih merasa sepi. Sepi dalam bentuk yang lain.

Tapi, jangan pernah takut menyapa sepi. Dari sana, mungkin kita bisa belajar untuk bersyukur, belajar untuk memaafkan, belajar untuk semakin kuat. Dan belajar untuk menata hati, menyambut lembaran-lembaran baru dalam kehidupan kita nanti.

Teruntuk kamu yang pernah menjadi pengusir sepiku,
Kini aku harus banyak belajar menyapa sepi,
Aku tidak bisa menahanmu di sini,
Aku tidak bisa memaksamu untuk selalu menjadi pengusir sepiku,
Kamu yang dulu selalu membuatku merasa nyaman,
Kini aku harus belajar untuk bertahan di tengah sepi ini,
Terima kasih sudah pernah singgah di hati,
Walau hanya sebentar.

\^o^/

No comments:

Post a Comment