Ketika rasa yang
bernama cinta mulai tumbuh, rindu membawa bahagianya sendiri. Ketika kita belum
bisa atau bahkan tidak bisa menemukan bahagia dalam rindu, haruskah kita
berhenti untuk merindu? Jawabannya adalah ‘ya’. Ya, sudah saatnya kita belajar
untuk berhenti merindu.
Cinta dan rindu,
keduanya datang mengetuk hati yang terpilih. Cinta datang dan pergi dengan
caranya sendiri, seperti halnya rindu. Kita tidak bisa menolak datangnya cinta,
begitupun datangnya rindu. Namun sayangnya, terkadang mereka datang tidak tepat
waktu. Bahkan, terkadang juga tidak tepat ‘tujuannya’. Terkadang seseorang itu
menyimpan rasa cinta dan rindu untuk seseorang yang salah. Bisa jadi, seseorang
itu tidak memiliki rasa yang sama dengan kita. Atau mungkin, seseorang itu
sudah memiliki orang lain di hatinya. Haruskan kita bertahan untuk merindukan
seseorang yang hatinya selama ini bukan untuk kita? Apakah baik kalau kita merindukan
seseorang yang tak berhak untuk kau rindukan. Apakah kita masih bisa menemukan
bahagia kita di sini?
Sebenarnya rasa
rindu itu tidak pernah salah, hanya alamat rindunya yang salah kan?
Ketika kita tidak
bisa menemukan bahagia dalam rindu, sama artinya kita tidak bisa menemukan
bahagia dalam cinta. Sudah saatnya kita belajar untuk melepas rindu. Jangan
bertahan terlalu lama. Biarkanlah seseorang yang menjadi tempat pelabuhan hati
kita itu bahagia dengan pilihannya. Dan sudah saatnya kita juga menemukan
bahagia kita sendiri, bersama seseorang yang juga memiliki rasa cinta dan rindu
untuk kita. Kalau sekarang belum ada? Kalau belum ada, berarti sekarang waktunya
kita menunggu, suatu saat nanti seseorang yang ‘didefinisikan’ sebagai jodoh
itu pasti datang, pada waktu, tempat, dan kesempatan yang paling baik. Susah
memang, tapi ini cara bahagia yang kemungkinan besar tidak akan melukai banyak
hati.... \^o^/
Lalu, bagaimana kita
bisa berhenti merindu?
Rasa rindu itu
tumbuh bersama cinta, tumbuh bersama kenangan-kenangan. Kalau kita ingin
berhenti merindu, berhentilah jatuh cinta, berhentilah mengistimewakan
kenangan-kenangan indah bersama dia yang kamu rindukan. Kalau caranya seperti
ini, kejamnya dirimu pada hatimu sendiri. Ckckckckckckck.... Tapi memang
seperti itu prosesnya. Kejam, memang kejam. Katanya mau berhenti merindu? Rasa
cinta dan kenangan itu, cikal bakalnya rindu. Kehilangan rindu, berarti
kehilangan cinta dan makna kenangan-kenangan bersama dia.
Adakah cara yang
lebih manusiawi dan tidak menyiksa hati? Cara berhenti merindu yang lebih ramah
pada hati? Kekekekekekeke.... Ayooo, coba dicari.... \^o^/
Menikmati rindu memang
lebih indah, daripada memaksa hati untuk berhenti merindu kan? Sama seperti
jatuh cinta yang lebih indah dari patah hati, dan stay on yang lebih mudah dari move
on. Mungkin awalnya, proses berhenti merindu itu memang berat dan terkesan
kejam pada si hati yang baru mengenal cinta dan memupuk rindu. Tapi, itulah
caranya kita menemukan bahagia kita yang lain, menjaga hati kita tanpa harus
melukai hati orang lain. Apakah ini yang namanya pengorbanan cinta? Mungkin ya,
mungkin tidak. Hehehehehehe....
\^o^/
No comments:
Post a Comment