Terjebak friendzone, bukan lagi terjebak
nostalgia, meskipun teteup sama-sama ngga enak. Banyak kisah cinta yang berawal
dari persahabatan. Iya kan? Dari rasa sayang ke sahabat, berubah menjadi rasa
sayang yang lebih dalam, lebih spesial. Rasa
sayang yang perlahan berubah menjadi rasa cinta. Itulah salah satu bentuk ujian
dalam persahabatan. Ujian yang sebenarnya indah, tapi dalam beberapa kesempatan
menjadi sangat merepotkan.
Berawal dari friendzone
Persahabatan beda
gender (cowok-cewek), sama asyiknya, sama indahnya dengan persahabatan satu
gender (cowok-cowok, cewek-cewek). Tapi yah, persahabatan beda gender punya
cerita sendiri, yang kadang lebih rumit. Kekekekeke.... Kenapa?
Sahabat adalah
seseorang yang selalu membuat kita merasa nyaman berada di dekat mereka, nyaman
menjadi diri kita sendiri. Saking nyamannya, sudah seperti ‘Bro-Sist’. Salah satu indikator kita
merasa nyaman dengan sahabat adalah, kita tidak merasa takut membuat mereka
marah, dalam hal bercanda, ngobrol ini itu, dan mengingatkan dia demi kebaikan.
Dari ‘Bro-Sist’ tadi, karena sudah fitrahnya laki-laki yang lebih banyak
mengalah dan perempuan yang selalu merasa benar, punya sahabat beda gender
dalam beberapa situasi menjadi lebih asyik. Kalaupun marah-marahan, bapernya
pasti ngga akan lama. Pasti ada yang mau mengalah lebih dulu. Kekekekeke....
Untuk anak perempuan, memiliki sahabat laki-laki itu, seperti memiliki kakak
laki-laki. Kakak laki-laki membuat nyaman dan selalu melindungi. Jadi satu
paket, sahabat-kakak yang baik.
Perpindahan zona hati, dari friendzone ke lovezone
Tahap ini paling
indah, sekaligus paling berat. Kenapa indah? Jatuh cinta itu selalu indah,
selalu membawa bahagianya sendiri. Entah itu pada sahabat kita, teman, ataupun
seseorang yang baru datang dalam kehidupan kita, jatuh cinta selalu indah.
Sebelum jatuh
cinta pun, sahabat kita sudah menjadi salah satu kado terindah dalam kehidupan
kita. Apalagi kalau cinta itu mulai tubuh. Dia bukan hanya menjadi sahabat,
tapi juga sebagai pilihan hati.
Sebelum jatuh
cinta, kita sudah merasa nyaman berada di samping sahabat kita. Lalu, setelah
rasa cinta mulai tumbuh, apakah kadar nyamannya masih sama? Awalnya, mungkin
rasa nyaman itu akan sedikit berkurang, atau mungkin banyak berkurangnya.
Kemungkinan, ada rasa canggung saat bertemu dia. Pasti akan ada rasa yang
berbeda. Perubahan rasa itu yang membuat canggung. Inilah salah satu hal yang
membuat tahap ini lumayan berat. Perubahan rasa yang tiba-tiba atau pelan-pelan
terjadi, terjadi setiap hari... kekekekekeke.... \^o^/
Selain rasa
canggung, beratnya tahap ini juga karena ada rasa bersalah. Rasa bersalah karena
mungkin kita merasa kalau seharusnya rasa cinta tidak perlu tumbuh. Apalagi
kalau ternyata cinta yang kita miliki adalah cinta sepihak, atau mungkin sahabat
kita itu sudah memiliki orang lain di hatinya. Rasa bersalahnya lebih dalam,
lebih berkali-kali juga sakitnya.
Akhirnya terjadilah kemelut hati, friendzone vs lovezone
Inilah bentuk
perjuangan sesungguhnya, jatuh bangunnya si hati. Keharusan untuk memilih
antara mengungkapkan atau tetap memendam rasa cinta itu di hati. Keharusan
untuk memilih antara bertahan atau mundur. Keharusan untuk memilih antara
persahabatan atau cinta.
Sebenarnya, persahabatan
dan cinta adalah dua hal yang sama-sama indah. Kalau keduanya seiring sejalan,
tidak masalah kan? Kalau cinta kita mendapat balasan manis dari sahabat, akhir
yang indah pasti. Tidak perlu susah payah meredam dan menyembunyikan cinta.
Tapi, mungkin ada satu hal yang kita takutkan. Saat di tengah jalan nanti,
cinta itu mulai berubah, dan akhirnya harus berakhir. Apakah persahabatan kita
yang sebelumnya indah juga harus berakhir? Dari sahabat, menjadi cinta, tapi
ketika ada hati yang patah, apakah persahabatan itu masih sama seperti dulu?
Menjalin hubungan sebaik dulu, seasyik dulu, apakah masih mungkin? Hal yang
paling sedih adalah kehilangan cinta sekaligus kehilangan sahabat. Kehilangan
dua hal yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Lalu, untuk cinta
yang tak berbalas, rasa sakit, kecewa, dan sedih itu pasti. Siapa yang tidak
sedih kalau bertemu patah hati? Meskipun yang mematahkan hati adalah sahabat
kita sendiri. Untuk keadaan seperti ini, kalau kita maju (dalam arti jujur
mengungkapkan perasaan kita), kebanyakan yang terjadi adalah kita kehilangan
sahabat, sekaligus cinta. Apa kita bisa bahagia? Tidak pasti.
Lalu? Dari pada
kehilangan dua hal seklaigus, lebih baik kehilangan satu hal kan? Kalau kita
tetap memilih diam, mungkin kita hanya akan kehilangan cinta. Setidaknya, kita
masih tetap memiliki dia sebagai sahabat kita. Cinta memang tak harus berbalas,
tak harus selalu diungkapkan. Kalau kita memang benar-benar sayang pada sahabat
kita, pasti kita mau belajar untuk bahagia saat melihat dia bahagia bersama
pilihan hatinya. Rasanya sakit memang, sakit sekali. Tapi, mungkin itulah cara
Alloh SWT mendewasakan kita.
Friendzone vs lovezone, mana yang akan kita pilih, mana yang akan
kita menangkan, tergantung pilihan dan keputusan hati kita. Tidak ada yang
salah dengan cinta yang tumbuh dari hubungan persahabatan, justru sebenarnya
sangat indah. Apalagi, kalau sampai sahabat kita menjadi jodoh kita suatu saat nanti.
Tapi, dalam beberapa keadaan, mungkin kita memang harus memilih friendzone, mengalahkan cinta, agar
tetap memiliki dia sebagai sahabat kita.
\^o^/
Untungnya aku ngga pernah ngalamin istilah 'sahabat jadi cinta' 😁
ReplyDeleteKalo udah terlanjur cintake sahabat lalu suatu saat bubaran karena suatu faktor ... kan ngga enak ya nglanjutin persahabatan lagi.
Ya buat keduanya dan juga buat sahabat merangkap eks mantan itu udah punya pacar lain ...
Ntar pacar barunya bawaannya marah2 mulu kalo lihat berakrab2 dg sahabat eks mantan itu 😁
Kapan-kapan mau mencoba pengalaman sahabat jadi cinta kak? Kekekekeke.... Siapa tahu indah jugaaaa....
Delete