Cinta datang dan
pergi dengan cara dan alasannya masing-masing. Cara yang terkadang tidak kita
sangka-sangka, bahkan melalui pertemuan yang tidak direncanakan sebelumnya.
Alasan yang mungkin sangat sederhana, sampai luar biasa. Ada alasan-alasan yang
dapat kita pahami mengapa cinta bisa tumbuh dalam hati, tapi ada lebih banyak
alasan yang belum dapat kita pahami. Terkadang, saat kita mulai memahami alasan
itu, mungkin kisah cinta itu sudah berakhir.
Ada bermacam-macam
rasa yang mengawali perjalanan sebuah kisah cinta. Ada banyak kisah cinta yang
berawal dari rasa suka, rasa kagum, atau rasa simpati. Rasa suka, rasa kagum,
dan rasa simpati, tipe-tipe rasa ‘manis’ untuk mengawali sebuah kisah. Tapi,
ada banyak juga kisah cinta yang justru berawal dari rasa benci. Rasa benci
bukan termasuk tipe rasa yang ‘manis’, tapi rasa yang ‘pahit’. Cinta dan benci,
dua rasa yang berasal dari kutub berbeda. Tapi, kenapa rasa benci bisa mengawali
banyak kisah cinta?
Kita pasti sering
mendengar pesan indah ini, “Jangan terlalu benci, nanti malah jadi cinta.” Ada
yang sudah pernah mengalami sendiri bagaimana indahnya benci jadi cinta? Kekekekekeke....
Rasanya seperti apa ya? Susah menceritakannya seperti apa, karena pengalaman
selama ini baru cinta yang berawal dari rasa yang termasuk tipe ‘manis’. Tapi,
di sini mau nyoba ngulik tentang rasa benci, yang perlahan tumbuh jadi cinta,
dari cerita dan pengalaman di luar diri sendiri (orang lain..... \^O^/).
Ada rasa suka yang
berujung pada rasa cinta. Tapi, ada juga rasa suka yang hanya tetap menjadi
rasa suka sekadarnya. Ada rasa benci yang berujung pada rasa cinta. Namun,
tetap ada rasa benci yang tidak bisa berubah menjadi rasa cinta. Rasa benci,
tetap akan menjadi benci, atau mungkin kadarnya hanya berkurang, atau mungkin
lagi berubah menjadi rasa yang lain.
Rasa benci pada
sesuatu ataupun seseorang membuat kita pasti merasa tidak nyaman berada di
sekitarnya, lebih baik pergi, lebih baik menghindar. Kenapa dari rasa tidak
suka, bisa menjadi suka diam-diam, lalu akhirnya menjadi cinta?
Emmmm... alasannya
karena takdir dan hati. Selesai.... Kekekekeke.... \^o^/
Untuk mengubah
rasa benci menjadi cinta, bukanlah hal yang mudah. Harus melalui proses,
pertemuan-pertemuan, dan momen-momen tak terlupakan. Pertemuan-pertemuan
ataupun momen-momen dengan dia yang awalnya kita benci, pasti tidak pernah kita
rencanakan kan? Kita memang sangat-sangat tidak ingin bertemu dia, tapi dengan
mudahnya takdir mempertemukan kita dengan dia. Pertemuan dan momen dengan dia yang
kita ‘benci’ itu pastilah sangat berkesan dan membekas di hati, entah apa
alasannya. Pertemuan dan momen itu membuat dia yang awalnya kita benci, menjadi
sangat sering kita pikirkan, kita bicarakan, kita mulai ingin tahu bagaimana
kabarnya hari ini, sampai akhirnya kita mulai merasakan ada sesuatu yang hilang
kalau hari ini belum bertengkar atau hanya bertemu dia. Pandangan kita terhadap
dia mulai berubah. Perasaan untuk dia pun, disadari atau tidak juga mulai
berubah. Perlahan, dia sudah memiliki tempat di hati kita. Tanpa perlu dipersilakan
masuk, diam-diam dia sudah menjadi penghuni hati.
Rasa benci dapat
mengawali sebuah kisah cinta yang indah. Namun, rasa benci juga sering mengakhiri
sebuah kisah cinta. Bahkan, kisah cinta yang berawal dengan pertemuan dan rasa
yang manis, kadang harus berakhir dengan benci. Inilah bagian sedih dari beberapa
kisah cinta.
Kenapa kisah cinta
yang berawal dengan rasa yang indah (atau mungkin ada juga yang dimulai dari
rasa benci), harus berakhir dengan benci? Biasanya karena ada salah satu pihak yang
merasa tersakiti. Ada banyak alasan kenapa seseorang merasa tersakiti karena
berakhirnya sebuah hubungan ataupun karena perpisahan. Belum siap untuk
berpisah tapi dia pergi begitu saja, ketidaksetiaan, ketidakjujuran, ketidakikhlasan, dapat
menjadi sedikit alasan di antara banyak alasan lain.
Kalau belum jodoh,
mau tidak mau kita akan bertemu pada sebuah perpisahan. Perpisahan memang
selalu membawa luka. Karena itu, saat kita memang harus berpisah dengan
seseorang yang pernah mengisi hati kita, bepisahlah dengan cara yang baik.
Daripada mengakhiri kisah cinta dengan rasa benci, lebih baik mengakhiri cinta
dengan rasa yang baik. Mantan bisa juga loh jadi teman.... teman yang paling
berkesan.... Kekekekeke....
\^o^/
No comments:
Post a Comment