Friday, January 19, 2018

Karena Memaafkan Lebih Sulit dari Meminta Maaf



Meminta maaf dan memaafkan, dua-duanya bukan pekerjaan yang mudah. Tapi, memang memaafkan memiliki tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi. Mirip soal ulangan yak, ada soal dengan tingkat kesukaran yang mudah, sedang, dan sukar, tergantung materinya apa, tergantung masalahnya apa.... Kekekeke.... 

Entah itu kesalahan yang kecil ataupun besar, kita harus meminta maaf kan? Meskipun kelihatannya hanya perlu mengucapkan kalimat “Maaf ya,” meminta maaf punya tantangan tersendiri juga. Kalau tidak ada tantangannya, kenapa harus ada orang yang perlu berpikir berkali-kali untuk meminta maaf, padahal dia tahu betul yang bersalah dirinya sendiri. 

Ada beberapa hal yang perlu kita miliki untuk dapat meminta maaf dengan ‘baik’. Meminta maaf membutuhkan kelapangan hati untuk mengakui kalau memang kita bersalah. Selain itu, meminta maaf juga membutuhkan keberanian untuk menyampaikan permintaan maaf kita pada seseorang, bisa jadi itu keluarga terdekat kita, sahabat, teman, atau mungkin orang yang baru saja kita kenal. Satu lagi, meminta maaf juga membutuhkan kesabaran untuk menerima kalau seseorang itu belum bisa memaafkan kita, kesabaran untuk menunggu sampai seseorang itu benar-benar bisa memaafkan kita.
Tugas kita untuk meminta maaf pun selesai sampai kita dimaafkan ataupun menunggu untuk dimaafkan. Yang penting kita sudah menyampaikan permintaan maaf kita. Tugas berat selanjutnya bukan lagi di pundak kita. Tugas berat, bahkan jauh lebih berat sudah berada di pundak seseorang yang menerima permintaan maaf kita.

Memaafkan jauh-jauh lebih berat, lebih sulit dari meminta maaf. Memaafkan membutuhkan lebih banyak kelapangan hati, kesabaran, dan keikhlasan. Ketika posisi kita di balik, berada pada posisi seseorang yang harus memaafkan, kita dihadapkan pada kewajiban untuk selalu memaafkan. Kalau meminta maaf terkadang masih bersifat pilihan, memaafkan sudah bersifat keharusan. Seseorang yang sebenarnya bersalah, tapi merasa tidak bersalah pasti memilih untuk tidak mau meminta maaf. Tapi untuk memaafkan, berbeda lagi kan? 

Entah kesalahan itu besar ataupun kecil, entah kita sudah siap atau belum, sudah ikhlas atau belum, kita memang harus memaafkan seseorang yang sudah meminta maaf. Kenapa? Karena walaupun sulit, memaafkan jauh lebih baik daripada terus menerus menyimpan rasa marah, kecewa, sedih, benci, ataupun dendam. 

Mungkin, untuk mengatakan “Aku sudah memaafkan kamu,” itu mudah. Tapi, apakah hati kita sudah benar-benar sembuh dari luka atau belum, hanya kita yang tahu. Setidaknya, kita sudah memutuskan untuk mencoba dan belajar memaafkan. Waktu yang akan membantu menyembuhkan luka di hati kita. Waktu yang akan membantu kita untuk memaafkan. 

\^o^/

No comments:

Post a Comment