Meminta maaf dan memaafkan, dua-duanya bukan pekerjaan yang mudah. Tapi, memang memaafkan
memiliki tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi. Mirip soal ulangan yak, ada
soal dengan tingkat kesukaran yang mudah, sedang, dan sukar, tergantung
materinya apa, tergantung masalahnya apa.... Kekekeke....
Entah itu
kesalahan yang kecil ataupun besar, kita harus meminta maaf kan? Meskipun
kelihatannya hanya perlu mengucapkan kalimat “Maaf ya,” meminta maaf punya
tantangan tersendiri juga. Kalau tidak ada tantangannya, kenapa harus ada orang
yang perlu berpikir berkali-kali untuk meminta maaf, padahal dia tahu betul
yang bersalah dirinya sendiri.
Ada beberapa hal
yang perlu kita miliki untuk dapat meminta maaf dengan ‘baik’. Meminta maaf
membutuhkan kelapangan hati untuk mengakui kalau memang kita bersalah. Selain
itu, meminta maaf juga membutuhkan keberanian untuk menyampaikan permintaan
maaf kita pada seseorang, bisa jadi itu keluarga terdekat kita, sahabat, teman,
atau mungkin orang yang baru saja kita kenal. Satu lagi, meminta maaf juga
membutuhkan kesabaran untuk menerima kalau seseorang itu belum bisa memaafkan
kita, kesabaran untuk menunggu sampai seseorang itu benar-benar bisa memaafkan
kita.
Tugas kita untuk
meminta maaf pun selesai sampai kita dimaafkan ataupun menunggu untuk
dimaafkan. Yang penting kita sudah menyampaikan permintaan maaf kita. Tugas
berat selanjutnya bukan lagi di pundak kita. Tugas berat, bahkan jauh lebih
berat sudah berada di pundak seseorang yang menerima permintaan maaf kita.
Memaafkan
jauh-jauh lebih berat, lebih sulit dari meminta maaf. Memaafkan membutuhkan
lebih banyak kelapangan hati, kesabaran, dan keikhlasan. Ketika posisi kita di
balik, berada pada posisi seseorang yang harus memaafkan, kita dihadapkan pada
kewajiban untuk selalu memaafkan. Kalau meminta maaf terkadang masih bersifat
pilihan, memaafkan sudah bersifat keharusan. Seseorang yang sebenarnya
bersalah, tapi merasa tidak bersalah pasti memilih untuk tidak mau meminta
maaf. Tapi untuk memaafkan, berbeda lagi kan?
Entah kesalahan
itu besar ataupun kecil, entah kita sudah siap atau belum, sudah ikhlas atau
belum, kita memang harus memaafkan seseorang yang sudah meminta maaf. Kenapa?
Karena walaupun sulit, memaafkan jauh lebih baik daripada terus menerus
menyimpan rasa marah, kecewa, sedih, benci, ataupun dendam.
Mungkin, untuk
mengatakan “Aku sudah memaafkan kamu,” itu mudah. Tapi, apakah hati kita sudah
benar-benar sembuh dari luka atau belum, hanya kita yang tahu. Setidaknya, kita
sudah memutuskan untuk mencoba dan belajar memaafkan. Waktu yang akan membantu
menyembuhkan luka di hati kita. Waktu yang akan membantu kita untuk memaafkan.
\^o^/
No comments:
Post a Comment