Monday, January 29, 2018

Antara Friendzone dan Lovezone



Terjebak friendzone, bukan lagi terjebak nostalgia, meskipun teteup sama-sama ngga enak. Banyak kisah cinta yang berawal dari persahabatan. Iya kan? Dari rasa sayang ke sahabat, berubah menjadi rasa sayang yang lebih dalam, lebih  spesial. Rasa sayang yang perlahan berubah menjadi rasa cinta. Itulah salah satu bentuk ujian dalam persahabatan. Ujian yang sebenarnya indah, tapi dalam beberapa kesempatan menjadi sangat merepotkan. 

Berawal dari friendzone

Persahabatan beda gender (cowok-cewek), sama asyiknya, sama indahnya dengan persahabatan satu gender (cowok-cowok, cewek-cewek). Tapi yah, persahabatan beda gender punya cerita sendiri, yang kadang lebih rumit. Kekekekeke.... Kenapa? 

Sahabat adalah seseorang yang selalu membuat kita merasa nyaman berada di dekat mereka, nyaman menjadi diri kita sendiri. Saking nyamannya, sudah seperti ‘Bro-Sist’. Salah satu indikator kita merasa nyaman dengan sahabat adalah, kita tidak merasa takut membuat mereka marah, dalam hal bercanda, ngobrol ini itu, dan mengingatkan dia demi kebaikan. Dari ‘Bro-Sist’ tadi, karena sudah fitrahnya laki-laki yang lebih banyak mengalah dan perempuan yang selalu merasa benar, punya sahabat beda gender dalam beberapa situasi menjadi lebih asyik. Kalaupun marah-marahan, bapernya pasti ngga akan lama. Pasti ada yang mau mengalah lebih dulu. Kekekekeke.... Untuk anak perempuan, memiliki sahabat laki-laki itu, seperti memiliki kakak laki-laki. Kakak laki-laki membuat nyaman dan selalu melindungi. Jadi satu paket, sahabat-kakak yang baik.

Perpindahan zona hati, dari friendzone ke lovezone

Tahap ini paling indah, sekaligus paling berat. Kenapa indah? Jatuh cinta itu selalu indah, selalu membawa bahagianya sendiri. Entah itu pada sahabat kita, teman, ataupun seseorang yang baru datang dalam kehidupan kita, jatuh cinta selalu indah. 

Sebelum jatuh cinta pun, sahabat kita sudah menjadi salah satu kado terindah dalam kehidupan kita. Apalagi kalau cinta itu mulai tubuh. Dia bukan hanya menjadi sahabat, tapi juga sebagai pilihan hati.

Sebelum jatuh cinta, kita sudah merasa nyaman berada di samping sahabat kita. Lalu, setelah rasa cinta mulai tumbuh, apakah kadar nyamannya masih sama? Awalnya, mungkin rasa nyaman itu akan sedikit berkurang, atau mungkin banyak berkurangnya. Kemungkinan, ada rasa canggung saat bertemu dia. Pasti akan ada rasa yang berbeda. Perubahan rasa itu yang membuat canggung. Inilah salah satu hal yang membuat tahap ini lumayan berat. Perubahan rasa yang tiba-tiba atau pelan-pelan terjadi, terjadi setiap hari... kekekekekeke.... \^o^/

Selain rasa canggung, beratnya tahap ini juga karena ada rasa bersalah. Rasa bersalah karena mungkin kita merasa kalau seharusnya rasa cinta tidak perlu tumbuh. Apalagi kalau ternyata cinta yang kita miliki adalah cinta sepihak, atau mungkin sahabat kita itu sudah memiliki orang lain di hatinya. Rasa bersalahnya lebih dalam, lebih berkali-kali juga sakitnya. 

Akhirnya terjadilah kemelut hati, friendzone vs lovezone

Inilah bentuk perjuangan sesungguhnya, jatuh bangunnya si hati. Keharusan untuk memilih antara mengungkapkan atau tetap memendam rasa cinta itu di hati. Keharusan untuk memilih antara bertahan atau mundur. Keharusan untuk memilih antara persahabatan atau cinta. 

Sebenarnya, persahabatan dan cinta adalah dua hal yang sama-sama indah. Kalau keduanya seiring sejalan, tidak masalah kan? Kalau cinta kita mendapat balasan manis dari sahabat, akhir yang indah pasti. Tidak perlu susah payah meredam dan menyembunyikan cinta. Tapi, mungkin ada satu hal yang kita takutkan. Saat di tengah jalan nanti, cinta itu mulai berubah, dan akhirnya harus berakhir. Apakah persahabatan kita yang sebelumnya indah juga harus berakhir? Dari sahabat, menjadi cinta, tapi ketika ada hati yang patah, apakah persahabatan itu masih sama seperti dulu? Menjalin hubungan sebaik dulu, seasyik dulu, apakah masih mungkin? Hal yang paling sedih adalah kehilangan cinta sekaligus kehilangan sahabat. Kehilangan dua hal yang sangat penting dalam kehidupan kita.

Lalu, untuk cinta yang tak berbalas, rasa sakit, kecewa, dan sedih itu pasti. Siapa yang tidak sedih kalau bertemu patah hati? Meskipun yang mematahkan hati adalah sahabat kita sendiri. Untuk keadaan seperti ini, kalau kita maju (dalam arti jujur mengungkapkan perasaan kita), kebanyakan yang terjadi adalah kita kehilangan sahabat, sekaligus cinta. Apa kita bisa bahagia? Tidak pasti.  

Lalu? Dari pada kehilangan dua hal seklaigus, lebih baik kehilangan satu hal kan? Kalau kita tetap memilih diam, mungkin kita hanya akan kehilangan cinta. Setidaknya, kita masih tetap memiliki dia sebagai sahabat kita. Cinta memang tak harus berbalas, tak harus selalu diungkapkan. Kalau kita memang benar-benar sayang pada sahabat kita, pasti kita mau belajar untuk bahagia saat melihat dia bahagia bersama pilihan hatinya. Rasanya sakit memang, sakit sekali. Tapi, mungkin itulah cara Alloh SWT mendewasakan kita. 

Friendzone vs lovezone, mana yang akan kita pilih, mana yang akan kita menangkan, tergantung pilihan dan keputusan hati kita. Tidak ada yang salah dengan cinta yang tumbuh dari hubungan persahabatan, justru sebenarnya sangat indah. Apalagi, kalau sampai sahabat kita menjadi jodoh kita suatu saat nanti. Tapi, dalam beberapa keadaan, mungkin kita memang harus memilih friendzone, mengalahkan cinta, agar tetap memiliki dia sebagai sahabat kita. 

\^o^/

2 comments:

  1. Untungnya aku ngga pernah ngalamin istilah 'sahabat jadi cinta' 😁
    Kalo udah terlanjur cintake sahabat lalu suatu saat bubaran karena suatu faktor ... kan ngga enak ya nglanjutin persahabatan lagi.
    Ya buat keduanya dan juga buat sahabat merangkap eks mantan itu udah punya pacar lain ...
    Ntar pacar barunya bawaannya marah2 mulu kalo lihat berakrab2 dg sahabat eks mantan itu 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kapan-kapan mau mencoba pengalaman sahabat jadi cinta kak? Kekekekeke.... Siapa tahu indah jugaaaa....

      Delete