Untuk sedikit,
atau mungkin banyak hati, melupakan bukan merupakan perkara yang mudah. Tidak
semudah melupakan rumus matematika, fisika, ataupun kimia. Apalagi kalau seseorang
itu sudah membuat banyak kenangan, memiliki posisi yang istimewa di hati, menjadi
seseorang yang sering kita rindukan, sampai akhirnya seseorang itu menjadi sosok
yang terlalu sayang untuk kita lupakan begitu saja.
Karena masih terlalu
sayang untuk melupakan itu, ada yang sampai berusaha menemukan seorang
pengganti yang sama seperti sosok yang telah pergi meninggalkan hati. Entah
untuk mengakhiri rindu sebelumnya, untuk membuat kenangan yang hampir sama
dengan sosok sebelumnya, atau untuk mengobati hati yang belum sembuh dari luka.
Perasaan seperti
ini, sudahkah disebut cinta? Atau kita hanya sedang belajar untuk jatuh cinta
lagi? Lebih jahat lagi, apa sebenarnya kita hanya mencari pelarian?
Apakah kita
benar-benar jatuh cinta pada dirinya apa adanya? Atau justru jatuh cinta pada bagian
dirinya yang sama dengan sosok yang kita sebut sebagai mantan ataupun cinta
sebelumnya?
Apakah kita
benar-benar sedang bahagia karena jatuh cinta? Ataukah kita hanya berusaha
menutupi kesedihan dengan bahagia yang semu?
Apakah kita sudah
merasa aman dan nyaman di dekatnya? Atau sebenarnya masih menjadi dua orang asing?
Dua orang asing yang saling berjarak. Karena bagaimanapun juga, semirip apapun
dia dengan cinta sebelumnya, mereka tetaplah dua orang yang berbeda, dua hati
yang berbeda.
Tidak adil rasanya
kalau kita hanya menempatkan dia sebagai pengganti. Bukan memberikan ruang yang
baru di hati. Saat-saat seperti ini, kehadirannya bukan lagi membantu kita
melupakan cinta sebelumnya. Tapi, justru membuat kita semakin sulit melepaskan.
Kalau sudah
begini, bagaimana kelanjutannya? Gagal move
on yang berkelanjutan. Tinggal kita yang harus memilih, pantang mundur
untuk menyakiti diri sendiri dan dirinya, atau mundur teratur dengan jujur pada
hati, apakah kita benar-benar memiliki cinta untuknya atau tidak. Berat ya?
Tapi setidaknya, jujur lebih baik.
Lalu, bagaimana
jika cinta memang benar-benar tumbuh pada seseorang yang sosoknya selalu
mengingatkan pada cinta sebelumnya? Itulah salah satu kebiasaan hati. Cintalah
yang akan memilih pada hati siapa dia akan tumbuh. Kalau ternyata cinta memang
harus tumbuh pada seseorang yang memiliki banyak kemiripan dengan mantan
ataupun cinta sebelumnya, hati kita sendiri tidak bisa menolaknya. Tapi, hati
masih memiliki pilihan untuk melanjutkan kisah cinta bersama si dia, atau
justru harus mengakhiri.
Sebenarnya tidak
ada yang salah dengan cinta yang kembali tumbuh pada sosok yang hampir sama
dengan cinta sebelumnya. Namanya juga hati, susah ngaturnya. Yang penting adalah
kita jatuh cinta pada apa adanya dia. Kita memang benar-benar merasa nyaman,
aman, dan bahagia di dekatnya. Di sisi lain, kita pun dapat memberikan rasa
yang sama untuk dia. Saat itu, mungkin pelan-pelan kita sudah memberikan dia posisi
yang spesial, penting, dan istimewa di hati, bukan hanya untuk menggantikan
cinta sebelumnya.
\^o^/
No comments:
Post a Comment