Rindu selalu
memiliki caranya sendiri untuk datang, lalu menyapa hati. Mulai dari caranya
yang sederhana, sampai caranya yang luar biasa. Mulai dari hal yang
kecil-kecil, sampai hal yang besar. Mulai dari yang kita sengaja maupun tidak
kita sengaja. Satu lagi, rindu lebih sering datang pada waktu yang tidak kita
rencanakan. Bisa dibilang, rindu memilih waktunya sendiri untuk datang.
Kalau bisa
dikelompokkan, ada beberapa cara yang sering ditempuh ‘rindu’ untuk menyapa
hati. Untuk waktunya kapan, belum bisa ditentukan, menyesuaikan caranya si
rindu datang... kekekeke....Tapi tetap, setiap hati pasti memiliki kisahnya
sendiri.
Jadi, beberapa
cara rindu menyapa hati adalah sebagai berikut (pakai bahasa serius dikit boleh
lah ya... kekekeke.... Serius dari mananya coba?).
Pertama, rindu menyapa ketika kita iseng-iseng mendengarkan lagu lama
ataupun lagu baru. Ternyata setelah didengar baik-baik, dipahami baik-baik,
lirik lagunya hampir sama dengan kisah kita, mungkin kisah cinta kita yang
sudah berlalu ataupun yang sedang kita jalani. Kalaupun hanya sedikit mirip,
dimirip-miripin juga bisa. Masih bisa diterima. Yang penting ada sedikiiiit
saja dari liriknya yang mewakili kisah kita ataupun perasaan kita. Ketika berhasil
menemukan bagian dari kita ataupun bagian dari kisah kita dalam lirik lagu itu,
kenangan-kenangan masa lalu, entah yang indah, kurang indah, tidak indah,
bahagia, ataupun sedih, kenangan tentang pertemuan, bahkan perpisahan dengan
dia, mungkin membuat rindu kembali menyapa hati.
Kedua, rindu menyapa ketika kita sedang asyik-asyiknya ngobrol
dengan sahabat ataupun teman. Karena tiba-tiba, mereka ataupun kita sendiri,
menyebutkan nama-nama tempat yang mungkin menyimpan kenangan kita bersama si
dia. Entah kenangan tentang pertemuan, kejadian penting yang kita lewati
bersama dia, ataupun perpisahan di sana. Tidak harus tempat yang sama persis.
Misalnya, tentang
‘stasiun’. Dulu, beberapa tahun yang lalu, atau mungkin beberapa bulan yang
lalu, stasiun mungkin hanya berarti sebagai tempat kita untuk menunggu kereta
api. Bahkan, kita belum pernah menginjakkan kaki kita di stasiun, hanya lewat
jalan di depannya mungkin. Tapi hari ini, setelah mengenal dia, setelah
memiliki kenangan bersama dia di stasiun, ketika mendengar tentang ‘stasiun’,
ada sesuatu yang mendesir di hati. Kalau kenangan di stasiun itu tentang
perpisahan ataupun pertemuan terakhir dengan dia, pasti rasa itu akan semakin
berat. Rasa yang tidak diundang itu bernama rindu.
Ketiga, rindu tiba-tiba menyapa karena tanpa sengaja ataupun sengaja
kita mendapat kabar tentang si dia. Dia yang dulu pernah singgah di hati maupun
dia yang sampai sekarang masih menghuni hati. Bagaimana keadaan hati kita saat
mengetahui kabarnya yang baik-baik saja? Warna-warni rasanya, nano-nano. Ada sedihnya
dan kehilangannya (dua rasa spesial untuk yang sudah berpisah), bahagianya, dan
kangennya juga ada. Kangennya, rindunya, entah kadarnya rendah, sedang, sampai
tinggi hinggaplah di hati. Entah juga, untuk waktu yang lama ataupun sebentar.
Keempat, rindu yang lagi-lagi menyapa karena kebiasaan menyelam
kembali foto-foto dan video-video yang tersimpan di memori handphone ataupun notebook.
Lalu, tanpa sengaja atau mungkin sengaja menemukan kembali foto-foto kenangan
bersama si dia. Kalau foto, biasanya tentang kenangan indah kan? Kembali
tentang kenangan yang menumbuhkan rasa rindu. Rindu waktu masih bersama (kalau
memang sudah berpisah), rindu untuk segera bertemu (kalau alhamdulillah masih
bersama).
Kelima, rindu menyapa karena kita bernostalgia kembali ke
tempat-tempat yang mungkin menjadi saksi perjalanan kisah kita bersama dia.
Entah kisah yang berakhir dengan happy
ending ataupun sad ending.
Mendengar nama tempatnya disebut saja, sudah membuat rindu. Apalagi datang ke tempatnya
langsung. Kekekekeke....
Keenam, rindu menyaapa juga karena kita bernostalgia melalui hal-hal
kecil ataupun benda-benda yang berhubungan dengan dia. Sebenarnya, nostalgia memang
tidak harus datang ke tempatnya langsung. Tapi, bisa juga dari hal-hal kecil
yang menjadi bagian dari kenangan dan kisah tentang dia. Mungkin nostalgia
bersama hujan (untuk yang memiliki kenangan bersama hujan). Atau mungkin
melalui benda-benda kecil yang mengingatkan kita tentang sosoknya. Hal ataupun
benda sekecil apapun itu, bisa mengingatkan kembali kenangan tentang dia, lalu
menumbuhkan kembali rasa rindu untuk dia. Karena sesederhana apapun sebuah
benda, selalu memiliki caranya sendiri untuk menjadi istimewa, selama memiliki kenangan
di dalamnya.
Ketujuh, rindu harus menyapa karena kita bertemu seseorang yang
memiliki kebiasaan hampir sama seperti dia. Dia yang spesial di hati, dia yang
kita kenal baik, pasti memiliki kebiasaan yang masih melekat dalam ingatan
kita. Kebiasaan yang mungkin membuat kita dulu menjatuhkan pilihan padanya, mungkin
membuat kita jatuh cinta. Kebiasaan yang mungkin juga menjadi kebiasaan kita
dulu, bersama dia. Kebiasaan yang mungkin sekarang kita rindukan, karena dia.
Kedelapan, rindu menyapa tanpa permisi karena kita bertemu pertanyaan,
masalah, ataupun kesulitan. Kenapa? Dulu, beberapa tahun yang lalu, beberapa
bulan yang lalu, beberapa hari yang lalu, atau mungkin beberapa saat yang lalu,
dialah yang menjadi tempat kita berkeluh kesah. Dia yang dulu menjadi tempat
kita bertanya saat ingin menemukan jawaban. Entah jawabannya itu benar ataupun
masih belum benar, yang penting mendengar jawaban darinya sudah membuat lebih
baik. Tidak masalah kalau kita masih harus mencari jawaban dari orang lain.
Lalu, dia yang
dulu sering membantu kita. Bahkan, tanpa kita minta. Dialah yang dulu selalu
berada di samping kita. Selalu berusaha meringankan beban kita. Selalu menemani
saat kita merasa takut ataupun sendirian. Selalu berusaha membuat kita merasa
aman dan nyaman, apapun kondisinya, seperti apapun caranya. Meskipun harus
dengan caranya yang mungkin konyol. Saat-saat seperti ini, mungkin kita akan
merasakan rindu, rindu serindu-rindunya.
Kesembilan, rindu menyapa karena kitalah yang sengaja
membangkitkan kenangan ataupun memori tentang dia. Caranya? Cukup merasa
kesepian. Kenapa kesepian? Karena sebelumnya, dialah yang menjadi pengusir sepi
kita. Sekarang, saat sepi datang, kita membutuhkan dia. Kembali merasakan
kehilangan. Lalu, rindu begitu saja datang tanpa perlu persetujuan.
Kesepuluh,
kesebelas, dan ke-selanjutnya, masih ada banyak lagi cara yang membuat rindu
menyapa hati. Karena memang setiap hati memiliki kisahnya masing-masing. Begitulah,
rindu selalu memiliki cara tersendiri untuk menyapa hati, terutama hati yang
sepi. Rindu bisa datang dari arah mana saja, kapan saja. Rindu pada siapa pun
yang pernah ataupun sedang menghuni hati.
\^o^/
No comments:
Post a Comment