Sunday, February 4, 2018

Rindu Memiliki Caranya Sendiri untuk Menyapa Hati



Rindu selalu memiliki caranya sendiri untuk datang, lalu menyapa hati. Mulai dari caranya yang sederhana, sampai caranya yang luar biasa. Mulai dari hal yang kecil-kecil, sampai hal yang besar. Mulai dari yang kita sengaja maupun tidak kita sengaja. Satu lagi, rindu lebih sering datang pada waktu yang tidak kita rencanakan. Bisa dibilang, rindu memilih waktunya sendiri untuk datang.

Kalau bisa dikelompokkan, ada beberapa cara yang sering ditempuh ‘rindu’ untuk menyapa hati. Untuk waktunya kapan, belum bisa ditentukan, menyesuaikan caranya si rindu datang... kekekeke....Tapi tetap, setiap hati pasti memiliki kisahnya sendiri. 

Jadi, beberapa cara rindu menyapa hati adalah sebagai berikut (pakai bahasa serius dikit boleh lah ya... kekekeke.... Serius dari mananya coba?). 

Pertama, rindu menyapa ketika kita iseng-iseng mendengarkan lagu lama ataupun lagu baru. Ternyata setelah didengar baik-baik, dipahami baik-baik, lirik lagunya hampir sama dengan kisah kita, mungkin kisah cinta kita yang sudah berlalu ataupun yang sedang kita jalani. Kalaupun hanya sedikit mirip, dimirip-miripin juga bisa. Masih bisa diterima. Yang penting ada sedikiiiit saja dari liriknya yang mewakili kisah kita ataupun perasaan kita. Ketika berhasil menemukan bagian dari kita ataupun bagian dari kisah kita dalam lirik lagu itu, kenangan-kenangan masa lalu, entah yang indah, kurang indah, tidak indah, bahagia, ataupun sedih, kenangan tentang pertemuan, bahkan perpisahan dengan dia, mungkin membuat rindu kembali menyapa hati. 

Kedua, rindu menyapa ketika kita sedang asyik-asyiknya ngobrol dengan sahabat ataupun teman. Karena tiba-tiba, mereka ataupun kita sendiri, menyebutkan nama-nama tempat yang mungkin menyimpan kenangan kita bersama si dia. Entah kenangan tentang pertemuan, kejadian penting yang kita lewati bersama dia, ataupun perpisahan di sana. Tidak harus tempat yang sama persis. 

Misalnya, tentang ‘stasiun’. Dulu, beberapa tahun yang lalu, atau mungkin beberapa bulan yang lalu, stasiun mungkin hanya berarti sebagai tempat kita untuk menunggu kereta api. Bahkan, kita belum pernah menginjakkan kaki kita di stasiun, hanya lewat jalan di depannya mungkin. Tapi hari ini, setelah mengenal dia, setelah memiliki kenangan bersama dia di stasiun, ketika mendengar tentang ‘stasiun’, ada sesuatu yang mendesir di hati. Kalau kenangan di stasiun itu tentang perpisahan ataupun pertemuan terakhir dengan dia, pasti rasa itu akan semakin berat. Rasa yang tidak diundang itu bernama rindu.

Ketiga, rindu tiba-tiba menyapa karena tanpa sengaja ataupun sengaja kita mendapat kabar tentang si dia. Dia yang dulu pernah singgah di hati maupun dia yang sampai sekarang masih menghuni hati. Bagaimana keadaan hati kita saat mengetahui kabarnya yang baik-baik saja? Warna-warni rasanya, nano-nano. Ada sedihnya dan kehilangannya (dua rasa spesial untuk yang sudah berpisah), bahagianya, dan kangennya juga ada. Kangennya, rindunya, entah kadarnya rendah, sedang, sampai tinggi hinggaplah di hati. Entah juga, untuk waktu yang lama ataupun sebentar.

Keempat, rindu yang lagi-lagi menyapa karena kebiasaan menyelam kembali foto-foto dan video-video yang tersimpan di memori handphone ataupun notebook. Lalu, tanpa sengaja atau mungkin sengaja menemukan kembali foto-foto kenangan bersama si dia. Kalau foto, biasanya tentang kenangan indah kan? Kembali tentang kenangan yang menumbuhkan rasa rindu. Rindu waktu masih bersama (kalau memang sudah berpisah), rindu untuk segera bertemu (kalau alhamdulillah masih bersama).

Kelima, rindu menyapa karena kita bernostalgia kembali ke tempat-tempat yang mungkin menjadi saksi perjalanan kisah kita bersama dia. Entah kisah yang berakhir dengan happy ending ataupun sad ending. Mendengar nama tempatnya disebut saja, sudah membuat rindu. Apalagi datang ke tempatnya langsung. Kekekekeke.... 

Keenam, rindu menyaapa juga karena kita bernostalgia melalui hal-hal kecil ataupun benda-benda yang berhubungan dengan dia. Sebenarnya, nostalgia memang tidak harus datang ke tempatnya langsung. Tapi, bisa juga dari hal-hal kecil yang menjadi bagian dari kenangan dan kisah tentang dia. Mungkin nostalgia bersama hujan (untuk yang memiliki kenangan bersama hujan). Atau mungkin melalui benda-benda kecil yang mengingatkan kita tentang sosoknya. Hal ataupun benda sekecil apapun itu, bisa mengingatkan kembali kenangan tentang dia, lalu menumbuhkan kembali rasa rindu untuk dia. Karena sesederhana apapun sebuah benda, selalu memiliki caranya sendiri untuk menjadi istimewa, selama memiliki kenangan di dalamnya.

Ketujuh, rindu harus menyapa karena kita bertemu seseorang yang memiliki kebiasaan hampir sama seperti dia. Dia yang spesial di hati, dia yang kita kenal baik, pasti memiliki kebiasaan yang masih melekat dalam ingatan kita. Kebiasaan yang mungkin membuat kita dulu menjatuhkan pilihan padanya, mungkin membuat kita jatuh cinta. Kebiasaan yang mungkin juga menjadi kebiasaan kita dulu, bersama dia. Kebiasaan yang mungkin sekarang kita rindukan, karena dia. 

Kedelapan, rindu menyapa tanpa permisi karena kita bertemu pertanyaan, masalah, ataupun kesulitan. Kenapa? Dulu, beberapa tahun yang lalu, beberapa bulan yang lalu, beberapa hari yang lalu, atau mungkin beberapa saat yang lalu, dialah yang menjadi tempat kita berkeluh kesah. Dia yang dulu menjadi tempat kita bertanya saat ingin menemukan jawaban. Entah jawabannya itu benar ataupun masih belum benar, yang penting mendengar jawaban darinya sudah membuat lebih baik. Tidak masalah kalau kita masih harus mencari jawaban dari orang lain. 

Lalu, dia yang dulu sering membantu kita. Bahkan, tanpa kita minta. Dialah yang dulu selalu berada di samping kita. Selalu berusaha meringankan beban kita. Selalu menemani saat kita merasa takut ataupun sendirian. Selalu berusaha membuat kita merasa aman dan nyaman, apapun kondisinya, seperti apapun caranya. Meskipun harus dengan caranya yang mungkin konyol. Saat-saat seperti ini, mungkin kita akan merasakan rindu, rindu serindu-rindunya. 

Kesembilan, rindu menyapa karena kitalah yang sengaja membangkitkan kenangan ataupun memori tentang dia. Caranya? Cukup merasa kesepian. Kenapa kesepian? Karena sebelumnya, dialah yang menjadi pengusir sepi kita. Sekarang, saat sepi datang, kita membutuhkan dia. Kembali merasakan kehilangan. Lalu, rindu begitu saja datang tanpa perlu persetujuan.

Kesepuluh, kesebelas, dan ke-selanjutnya, masih ada banyak lagi cara yang membuat rindu menyapa hati. Karena memang setiap hati memiliki kisahnya masing-masing. Begitulah, rindu selalu memiliki cara tersendiri untuk menyapa hati, terutama hati yang sepi. Rindu bisa datang dari arah mana saja, kapan saja. Rindu pada siapa pun yang pernah ataupun sedang menghuni hati.

\^o^/

No comments:

Post a Comment