Wednesday, January 31, 2018

Kisah Hati: Cinta Pertama dan Terakhir



Namanya Super Blue Blood Moon. Baru menyapa kembali bumi setelah 152 tahun yang lalu. Fenomena alam yang jarang sekali terjadi, fenomena yang langka. Sayangnya, di sini langit lagi-lagi tertutup awan mendung, si awan abu-abu. Jadi, belum bisa melihat secara langsung prosesnya seperti apa. Tapi tak apa, yang penting kita sudah pernah bertemu hari di mana Super Blue Blood Moon terjadi. Menghibur hati ceritanya.... Kekekekeke....

Semua hal yang langka, jarang sekali terjadi, selalu memiliki tempat spesial, menjadi hal yang sangat dinanti dan sulit dilupakan. Sama seperti cinta pertama, salah satu ‘fenomena’ hati, kisah hati, yang langka terjadi, bahkan hanya terjadi satu kali seumur hidup. Cinta pertama pasti memiliki tempat spesial di hati, menjadi kenangan indah tersendiri, yang pasti susah dilupakan. Seseorang yang menjadi cinta pertama kita adalah seseorang yang pertama kali mengenalkan kita pada rasa cinta yang berbeda dari rasa sayang (tapi bisa juga sepaket). 

Sebenarnya, setiap orang yang pernah memberikan kesempatan kita untuk mengenal kembali dan memiliki rasa cinta, memiliki tempat tersendiri di hati. Tapi untuk cinta pertama, memang tempatnya lebih spesial. Walaupun harus ada perpisahan ataupun perasaan kita tidak berbalas, pastilah kita sudah merasa bahagia dan bersyukur pernah bertemu dan mengenal dia. Kalaupun suatu saat takdir mempertemukan kembali dengan cinta pertama, pasti akan ada perasaan unik (daripada perasaan aneh) yang datang begitu saja. Kenangan tentang masa lalu dengannya, akan muncul begitu saja, meskipun tidak harus semuanya. Tapi, itu sudah cukup membuat hati menari-nari... kekekeke.... Mungkin kita akan mengalami baper untuk waktu yang sebentar, lama, atau sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Itulah the power of first love.... 

Ada yang pertama, pasti ada yang terakhir. Cinta terakhir juga memiliki tempat yang tak kalah spesialnya dari cinta pertama, bahkan lebih dan lebih spesial lagi. Karena cinta terakhirlah yang akan menemani perjalanan hidup kita nanti. Cinta terakhirlah yang akan menjadi pemenang. Seseorang yang menjadi cinta terakhir adalah seseorang yang sudah ditakdirkan untuk menjadi jodoh kita, takdir yang kita peroleh karena perjuangan dan doa. 

Ada hati yang sangat sulit untuk jatuh cinta, tapi ada yang mudah melabuhkan hatinya pada seseorang, entah karena benar-benar cinta, cinta sekadarnya, atau hanya karena suka. Semua tergantung pada pilihan hati masing-masing. 

Walaupun jatuh cinta itu indah, tapi jangan terlalu sering jatuh cinta pada hati yang berbeda-beda. Hanya singgah sebentar di hati, lalu pergi begitu saja. Karena itu berarti, semakin banyak mematahkan hati. Jatuh cinta sebagai ‘fenomena’ langka hati mungkin akan lebih indah, rasa cinta menjadi lebih spesial kan? Bukan melarang hati untuk jatuh cinta, tapi lebih untuk menjaga hati, bukan hanya hati kita sendiri, tapi juga banyak hati. 

Setiap hari jatuh cinta pada seseorang yang sama pasti akan jauh lebih indah.... \^o^/

Berbahagia dan bersyukurlah mereka yang sudah bertemu cinta terakhir mereka. Apalagi kalau cinta pertamanyalah yang menjadi cinta terakhir, kisah hati yang sangat langka terjadi, tapi pasti di luar sana ada yang sedang menjalani kisah indah ini.

\^o^/

Tuesday, January 30, 2018

Kisah Awan Abu-Abu



Awan abu-abu, awan mendung, awan pembawa titik-titik hujan... tapi tak harus selalu menjadi awan pembawa kesedihan.

Kenapa judulnya ‘Kisah Awan Abu-Abu’? Karena hari ini, dari matahari terbit sampai matahari terbenam, birunya langit harus bersembunyi di balik awan abu-abu. Baru mendung ceritanya, sekarang juga hujan sudah turun. Kekekekekeke.... Bercanda dulu sebentar ya... Tapi sekarang di sini, di bumi Indonesia bagian tempat kedua kaki ini berpijak hujan sedang turun, beberapa detik yang lalu sudah menjadi gerimis.... \^o^/

Iyaph... mari kita mulai tentang ‘Kisah Awan Abu-Abu’ ini....

Awan abu-abu, si awan mendung, awan yang sering datang dan pergi saat cuaca sedang buruk. Ada yang masih ingat bagaimana proses terbentuknya awan mendung, sampai akhirnya menjadi titik-titik air hujan? Butuh proses yang tidak sebentar, butuh proses yang panjang, butuh proses perjuangan dari ‘air’. Air dari tanah, dari tumbuhan, dari sungai, dari laut menguap, naik ke langit menjadi awan-awan mendung. Dan setelah gerimis dan hujan datang, akan kembali lagi menjadi air, turun kembali ke bumi. Jadi, terbentuknya awan abu-abu ini melalui proses panjang dan butuh perjuangan. 

Di beberapa tempat, datangnya awan abu-abu ini mungkin akan mendapat penolakan. Tapi, walaupun ditolak, si awan ini tetep kekeuh datang, menyapa melalui rintik-rintik hujan. Sampai-sampai harus ada pawang hujan (sampai sekarang belum pernah bertemu pawang hujan, baru mendengar kisah mereka). Kenapa kedatangan si awan abu-abu ini ditolak? Mungkin karena di tempat itu sedang ada acara yang penting. Datangnya awan mendung bersama hujan pasti akan mengubah banyak rencana. Atau mungkin, di tempat itu sudah terlalu sering bertemu awan abu-abu, terlalu sering disapa hujan. Sampai-sampai air bukan lagi menjadi sahabat. Di sini, awan mendung bersama hujan membawa perubahan pada sebagian kehidupan. Di tempat ini, meskipun kedatangannya mendapat penolakan, si awan abu-abu tetap datang, kadang datang sendiri tanpa hujan, tapi lebih banyak datang bersama hujan, hingga merubah rencana manusia, merubah sebagian kehidupan di tempat itu (Karena manusia hanya bisa berencana, Alloh SWT yang menentukan....).

Namun, di tempat lain justru kedatangan si awan abu-abu ini sangat diharapkan. Mereka yang ada di sana sangat merindukan hujan. Merindukan tanah yang basah. Merindukan tumbuh-tumbuhan hijau yang tumbuh. Merindukan bunga-bunga yang bermekaran. Di tempat ini, meskipun kedatangannya sangat dirindukan, si awan abu-abu seperti sedang jual mahal untuk datang. Si awan abu-abu ingin dinanti, ditunggu, dirindu, benar-benar dibutuhkan. Si awan abu-abu yang tak kunjung datang ini juga membawa banyak perubahan kehidupan. Membawa manusia, tumbuhan, binatang, dan lingkungan di sana untuk lebih bersabar dan berjuang.

Dalam banyak kisah, datangnya si awan mendung juga sering kali disandingkan dengan kesedihan. Proses terbentuknya awan mendung yang pelan-pelan, seperti perjalanan setahap demi setahap dalam satu babak kehidupan manusia, yang akan membawanya pada kisah cerita sad ending. Hujan yang mulai jatuh di bumi, ibarat air mata yang mulai jatuh di pipi. Selain sering disandingkan dengan kesedihan, rintik-rintik air hujan juga menjadi cara menutupi kesedihan. Menutupi air mata yang jatuh. Setelah hujan reda, tinggal pilihannya untuk bersedia menanti pelangi, atau memilih pergi.

Meskipun sering disandingkan dengan kesedihan, untuk beberapa kisah, untuk beberapa hati, datangnya si awan abu-abu justru sangat dinanti. Kenapa? Kenapa ya? Pertama, karena mereka memang menyukai hujan yang datang bersama mendung. Kedua, hujan membawa kembali kenangan-kenangan indah bersama orang tersayang. Ketiga, mungkin mereka sedang menunggu datangnya pelangi. 

Begitulah, kisah si awan abu-abu, si awan mendung. Proses terbentuknya sudah memerlukan proses panjang yang butuh perjuangan. Di suatu tempat, kedatangannya sangat diharapkan, sangat dinanti. Namun di tempat lain, kedatangannya justru mendapat penolakan. Pada beberapa hati, awan abu-abu yang membawa hujan sangat dekat dengan rasa dan pengalaman tentang kesedihan. Untuk hati yang lain, datangnya awan abu-abu bersama hujan membawa cerita tersendiri yang penuh arti, kedatangannya sangat dinanti.

\^o^/

Monday, January 29, 2018

Antara Friendzone dan Lovezone



Terjebak friendzone, bukan lagi terjebak nostalgia, meskipun teteup sama-sama ngga enak. Banyak kisah cinta yang berawal dari persahabatan. Iya kan? Dari rasa sayang ke sahabat, berubah menjadi rasa sayang yang lebih dalam, lebih  spesial. Rasa sayang yang perlahan berubah menjadi rasa cinta. Itulah salah satu bentuk ujian dalam persahabatan. Ujian yang sebenarnya indah, tapi dalam beberapa kesempatan menjadi sangat merepotkan. 

Berawal dari friendzone

Persahabatan beda gender (cowok-cewek), sama asyiknya, sama indahnya dengan persahabatan satu gender (cowok-cowok, cewek-cewek). Tapi yah, persahabatan beda gender punya cerita sendiri, yang kadang lebih rumit. Kekekekeke.... Kenapa? 

Sahabat adalah seseorang yang selalu membuat kita merasa nyaman berada di dekat mereka, nyaman menjadi diri kita sendiri. Saking nyamannya, sudah seperti ‘Bro-Sist’. Salah satu indikator kita merasa nyaman dengan sahabat adalah, kita tidak merasa takut membuat mereka marah, dalam hal bercanda, ngobrol ini itu, dan mengingatkan dia demi kebaikan. Dari ‘Bro-Sist’ tadi, karena sudah fitrahnya laki-laki yang lebih banyak mengalah dan perempuan yang selalu merasa benar, punya sahabat beda gender dalam beberapa situasi menjadi lebih asyik. Kalaupun marah-marahan, bapernya pasti ngga akan lama. Pasti ada yang mau mengalah lebih dulu. Kekekekeke.... Untuk anak perempuan, memiliki sahabat laki-laki itu, seperti memiliki kakak laki-laki. Kakak laki-laki membuat nyaman dan selalu melindungi. Jadi satu paket, sahabat-kakak yang baik.

Perpindahan zona hati, dari friendzone ke lovezone

Tahap ini paling indah, sekaligus paling berat. Kenapa indah? Jatuh cinta itu selalu indah, selalu membawa bahagianya sendiri. Entah itu pada sahabat kita, teman, ataupun seseorang yang baru datang dalam kehidupan kita, jatuh cinta selalu indah. 

Sebelum jatuh cinta pun, sahabat kita sudah menjadi salah satu kado terindah dalam kehidupan kita. Apalagi kalau cinta itu mulai tubuh. Dia bukan hanya menjadi sahabat, tapi juga sebagai pilihan hati.

Sebelum jatuh cinta, kita sudah merasa nyaman berada di samping sahabat kita. Lalu, setelah rasa cinta mulai tumbuh, apakah kadar nyamannya masih sama? Awalnya, mungkin rasa nyaman itu akan sedikit berkurang, atau mungkin banyak berkurangnya. Kemungkinan, ada rasa canggung saat bertemu dia. Pasti akan ada rasa yang berbeda. Perubahan rasa itu yang membuat canggung. Inilah salah satu hal yang membuat tahap ini lumayan berat. Perubahan rasa yang tiba-tiba atau pelan-pelan terjadi, terjadi setiap hari... kekekekekeke.... \^o^/

Selain rasa canggung, beratnya tahap ini juga karena ada rasa bersalah. Rasa bersalah karena mungkin kita merasa kalau seharusnya rasa cinta tidak perlu tumbuh. Apalagi kalau ternyata cinta yang kita miliki adalah cinta sepihak, atau mungkin sahabat kita itu sudah memiliki orang lain di hatinya. Rasa bersalahnya lebih dalam, lebih berkali-kali juga sakitnya. 

Akhirnya terjadilah kemelut hati, friendzone vs lovezone

Inilah bentuk perjuangan sesungguhnya, jatuh bangunnya si hati. Keharusan untuk memilih antara mengungkapkan atau tetap memendam rasa cinta itu di hati. Keharusan untuk memilih antara bertahan atau mundur. Keharusan untuk memilih antara persahabatan atau cinta. 

Sebenarnya, persahabatan dan cinta adalah dua hal yang sama-sama indah. Kalau keduanya seiring sejalan, tidak masalah kan? Kalau cinta kita mendapat balasan manis dari sahabat, akhir yang indah pasti. Tidak perlu susah payah meredam dan menyembunyikan cinta. Tapi, mungkin ada satu hal yang kita takutkan. Saat di tengah jalan nanti, cinta itu mulai berubah, dan akhirnya harus berakhir. Apakah persahabatan kita yang sebelumnya indah juga harus berakhir? Dari sahabat, menjadi cinta, tapi ketika ada hati yang patah, apakah persahabatan itu masih sama seperti dulu? Menjalin hubungan sebaik dulu, seasyik dulu, apakah masih mungkin? Hal yang paling sedih adalah kehilangan cinta sekaligus kehilangan sahabat. Kehilangan dua hal yang sangat penting dalam kehidupan kita.

Lalu, untuk cinta yang tak berbalas, rasa sakit, kecewa, dan sedih itu pasti. Siapa yang tidak sedih kalau bertemu patah hati? Meskipun yang mematahkan hati adalah sahabat kita sendiri. Untuk keadaan seperti ini, kalau kita maju (dalam arti jujur mengungkapkan perasaan kita), kebanyakan yang terjadi adalah kita kehilangan sahabat, sekaligus cinta. Apa kita bisa bahagia? Tidak pasti.  

Lalu? Dari pada kehilangan dua hal seklaigus, lebih baik kehilangan satu hal kan? Kalau kita tetap memilih diam, mungkin kita hanya akan kehilangan cinta. Setidaknya, kita masih tetap memiliki dia sebagai sahabat kita. Cinta memang tak harus berbalas, tak harus selalu diungkapkan. Kalau kita memang benar-benar sayang pada sahabat kita, pasti kita mau belajar untuk bahagia saat melihat dia bahagia bersama pilihan hatinya. Rasanya sakit memang, sakit sekali. Tapi, mungkin itulah cara Alloh SWT mendewasakan kita. 

Friendzone vs lovezone, mana yang akan kita pilih, mana yang akan kita menangkan, tergantung pilihan dan keputusan hati kita. Tidak ada yang salah dengan cinta yang tumbuh dari hubungan persahabatan, justru sebenarnya sangat indah. Apalagi, kalau sampai sahabat kita menjadi jodoh kita suatu saat nanti. Tapi, dalam beberapa keadaan, mungkin kita memang harus memilih friendzone, mengalahkan cinta, agar tetap memiliki dia sebagai sahabat kita. 

\^o^/